Membangun Peradaban Dari Nol Di Pulau Terpencil Dengan Bantuan Sistem
Nova meregangkan tubuhnya yang terasa kaku. Ia baru saja selesai menonton film dokumenter favoritnya yang mengisahkan tentang bertahan hidup di alam liar.
Bagi Nova yang sudah hidup nyaman di zaman modern yang semuanya bisa dilakukan hanya dengan sekali klik, tentu saja film seperti itu sangat menghibur.
“Pasti akan sangat menyenangkan kalau bisa merasakan hal seperti itu, tapi melihat alam liar sangat berbahaya ku rasa aku tidak harus melakukannya.” Ia dengan cepat mengganti pemikiran anehnya.
Bisa-bisanya ia memikirkan hal seperti hidup di alam liar. Hidup di zaman modern abad ke-21 saja sudah cukup merepotkan.
Nova hendak pergi ke kantin untuk mengisi perut ketika sebuah notifikasi di ponsel muncul.
[Selamat! Anda berhasil terpilih untuk menjadi Raja Peradaban.]
[Apakah Anda ingin menerimanya?]
Nova menatap aneh ponselnya setelah membaca notifikasi itu. Jujur saja itu mencurigakan, tapi tetap saja ia tidak bisa menepis rasa penasarannya. Karena itu, ia pun memilih menerimanya.
“Mari lihat trik apa ini.”
[Host berhasil menerima tawaran]
[Mulai memproses sistem utama]
[Loading …]
“Tidak terjadi apapun.” Nova tidak mendapatkan apapun selain notifikasinya yang menghilang. Ia sedikit was-was karena takut ia sudah menjadi salah satu korban pencurian data pribadi.
Di zaman yang serba canggih ini, hal seperti penipuan online untuk mencari data sangat mudah dan tidak sedikit orang yang juga menjadi korbannya.
Pelaku cukup memberikan sebuah pesan singkat dengan menyamar menjadi orang yang dikenal ataupun dari sebuah perusahaan. Korban yang tidak tahu apa-apa akan mengira kalau itu sungguhan dan meladeninya.
Kalaupun kau tidak kehilangan uangmu, kau mungkin kehilangan data pribadimu dan mereka akan memanfaatkanya untuk melakukan peminjaman uang online atas namamu dan banyak hal mengerikan lagi.
“Nov, jadi ke Kantin gak?” Indra menyentuh pundak Nova pelan sambil menguap lebar, menyadarkan Nova dari lamunannya.
“Takutnya keburu masuk kalau gak cepat,” tambah Indra mendahului Nova.
Nova menggelengkan kepalanya pelan dan segera mematikan ponselnya. Ia akan meminta bantuan sepupunya untuk mengecek notifikasi tadi, karena hal yang penting saat ini adalah mengisi perut.
“Tunggu, Dra!” Nova berlari kecil dan menyusul Indra yang menunggunya di depan pintu kelas dengan wajah mengantuk.
“Kau bergadang lagi?”
“Hm, aku berhasil melewati level 78 semalam.”
Nova hanya tersenyum maklum dengan sikap gamers sahabatnya itu. “Dasar maniak game.”
***
Rasa asin dan dingin dari air laut menyadarkan Nova dari pingsannya. Ketika ia terbangun, ia sudah berada di tepi pantai.
Nova memuntahkan air laut dari paru-parunya dan perlahan bangun. Ia tertegun saat melihat lautan luas tanpa ada pulau di dekatnya.
“Apa yang terjadi?” Nova bangkit dan memperhatikan sekitarnya dengan bingung. Nova sangat yakin kalau ia tadi sedang berada di dalam kelas. Lantas kenapa ia malah berada di tepi pantai.
Kalau ingin sebuah alasan logis untuk menjelaskan situasinya saat ini, satu-satunya yang kepikiran adalah ia sedang melakukan sebuah perjalanan dan mengalami kecelakaan sehingga terdampar di pulau ini. Namun, Nova sama sekali tidak melakukan perjalanan apapun karena ia benar-benar hanya diam di kelas tanpa melakukan apapun. Lihat saja, bahkan tas ranselnya juga terdampar bersamanya.
“Apa-apaan situasi ini?”
Jujur saja, siapa yang tidak panik mendapati situasi seperti ini. Namun, Nova tidak bisa membiarkan rasa paniknya menguasai dirinya.
Nova menghembuskan napas dan mencoba untuk menilai situasi dengan tenang.
“Baiklah Nova, hal pertama dalam peraturan hidup di alam liar adalah jangan panik. Mari lihat situasi saat ini. Aku terdampar di sebuah pulau yang tampaknya tidak berpenghuni. Sendirian. Tanpa makanan dan minuman.”
Nova mengalihkan perhatiannya ke sekitar. Ada beberapa pohon kelapa yang berbuah lebat dan beberapa juga jatuh.
“Sisi baiknya aku masih hidup, tidak terlihat hewan berbahaya di sekitar pantai. Aku memang tidak punya makanan, tapi untungnya aku punya sisa air di botol minum ku. Kalaupun air ku habis, aku bisa mengisi ulangnya dengan air kelapa.” Nova mengecek isi tasnya dan mendongak ke atas dan melihat buah kelapa hijau yang terlihat segar dan cocok diminum di saat panas-panas begini.
Nova mengeluarkan ponselnya. Ia berniat untuk menghubungi siapa saja untuk meminta pertolongan. “Tidak ada sinyal, yang benar saja.” Sepertinya meminta pertolongan adalah hal mustahil untuknya saat ini.
Nova tidak yakin apakah ia akan menunggu tim SAR mencarinya, tetapi mengingat kembali kemunculannya di tempat ini. Nova lekas menghapus pemikiran seperti itu.
“Masalah berikutnya adalah makanan. Mungkin saja ada makanan di sekitar sini seperti kepiting atau lainnya.”
Merasa ia tidak perlu mengkhawatirkan air untuk diminum, Nova mulai mencari sesuatu untuk di makan. Sebelum itu, ia mengumpulkan beberapa kelapa untuk persediaan air minum di tempat yang cukup teduh.
Nova memang berencana untuk pergi ke laut, tapi mengingat cuaca yang sangat panas ia mengurungkan niatnya dan mencari sesuatu yang bisa dimakan setelah minum beberapa teguk agar terhindar dari dehidrasi.
Nova menyusuri pantai berharap ada sesuatu yang mungkin saja dapat dimakan juga mencari barang-barang apa saya yang mungkin saja berguna. Namun, pantai tempatnya terdampar sangat bersih dari sampah apapun.
Hampir dua jam menyusuri pantai, Nova lalu memilih untuk turun saja ke laut mencari sesuatu yang dapat dimakan. Ia mulai melepas seragamnya dan meninggalkan celana pendek.
“Ada baiknya aku tidak membiarkan pakaian ku basah, bisa repot kalau aku sampai tidur dengan pakaian basah ataupun tanpa pakaian. Karena aku tidak tahu sampai kapan aku bisa berada di sini.”
Nova mulai masuk ke air, ia menatap dengan cermat dan teliti dari permukaan air. Nova tidak berani untuk langsung menyelam dan membuka matanya di air. Kandungan garam yang ada pada air laut dapat membuat mata perih, karena itu ia lebih memilih untuk memperhatikan dari permukaan terlebih dahulu.
“Pulau ini sungguh kaya akan sumber daya alamnya. Aku tidak menyangka akan menemukan lumayan banyak seafood. Kalau begini aku tidak harus khawatir akan kelaparan beberapa hari ini.” Nova tertawa bangga melihat hasil tangkapannya. Ia menggunakan kemeja putihnya sebagai tempat untuk menampung kepiting dan kelomang yang diperolehnya.
“Melihat hewan ini cukup gemuk, mengingatkan ku pada komik yang menceritakan seorang terdampar di pulau misterius dengan sistem. Seandainya aku juga punya sistem, haha.”
Tawa Nova langsung terhenti saat sebuah layar hologram yang berbentuk panel berwarna biru muncul di depannya.
[Host mengaktifkan sistem.]
[Memajukan sebuah peradaban memang tidak mudah, tetapi dengan kerja sama dan kecerdasan yang dimiliki, peradaban perlahan-lahan mulai menjadi lebih baik.]
[Untuk menjadi seorang Raja Peradaban dan membawa dunia ke era yang lebih maju memang tidak mudah. Namun ada baiknya memulai selangkah demi selangkah.]
[Langkah awal menjadi Raja Peradaban di pulau terpencil. Semangatlah kawan! Meskipun saat ini kau masih perjaka, kau mungkin bisa membuat harem mu sendiri. Mulailah beradaptasi dan memajukan peradaban di pulau terpencil dengan memanfaatkan alam dan kecerdasan.]
“Aku memang terkejut, tapi apa sistem ini sedang mengejekku?”
[Jangan sedih, meskipun di sampingmu tidak ada wanita cantik, tetapi sistem akan memberimu sebuah hadiah mewah.]
“Rupanya dia benar-benar mengejek ku ya!” Nova mengepalkan tangannya menahan emosi. Ia sangat ingin memukul sistem saat ini juga.
[Apa Host ingin menerima hadiah sekarang?]
Kyaa!!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 24 Episodes
Comments
Kazuma
nova kek nama cewe thor, gk sekalian Noval aja? v:
2024-07-16
2
Amelia
halo salam kenal ❤️🙏
2024-07-15
1
Phospophyllite
Noah kamu siapa?
2024-07-08
0