NovelToon NovelToon
Terjebak Cinta Berondong

Terjebak Cinta Berondong

Status: sedang berlangsung
Genre:Berondong / CEO / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:18k
Nilai: 5
Nama Author: Nita.P

Savira tidak sengaja bertemu dengan seorang pemuda. Dia menolongnya sampai membiarkan dia tinggal di rumahnya. Namun, seiring waktu berjalan, dia merasakan hal berbeda dengan pemuda ini. Hingga benih-benih cinta mulai tumbuh diantara keduanya.

Namun, mengetahui jika pemuda yang dia tolong ternyata bukanlah orang biasa. Dia adalah seorang pewaris utama dari Perusahaan besar tempatnya bekerja.

Bagaimana setelah ini? Savira hanya merasa dibohongi oleh pemuda itu. Apa dia akan memaafkannya? Atau mungkin segala rintangan akan membuat dia menyerah begitu saja?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nita.P, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Yaudah Kita Pacaran?!

Savira menatap Shandy yang tertidur di sofa, sejam yang lalu pria itu benar-benar membuat Savira sedikit panik karena dia yang tiba-tiba muntah. Savira yang tadinya akan membawanya ke Dokter, tapi Shandy hanya mengatakan jika dia masuk angin biasa. Dan sekarang pria itu tertidur setelah minum obat.

Savira menyelimutinya, lalu dia mengecek suhu tubuh Shandy dengan punggung tangannya. Masih sama, suhu tubuhnya normal. Dan ini yang membuat Savira percaya jika Shandy hanya sedang masuk angin saja.

"Bikin panik aja deh. Eh, kenapa juga gue begini ya?"

Savira yang jadi kebingungan dengan perasaannya sendiri. Dia yang begitu panik saat melihat Shandy yang seperti itu. Sungguh Savira merasa sangat takut sampai Shandy kenapa-napa. Hal ini sama seperti dia takut kehilangan Kakaknya waktu itu. Mungkinkah rasa pedulinya sudah sebesar itu.

"Cepet sembuh ya, Shan"

Savira berlalu ke kamarnya, dia merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur. Menatap langit-langit kamar, sebenarnya dia mulai goyah dengan perasaannya saat ini. Semakin kesini, semakin membuat Savira tidak bisa membohongi perasaannya pada Shandy. Bahkan kepeduliaannya semakin besar.

Ketika pagi datang, Savira benar-benar bangun saat mentari bahkan belum menunjukan sinarnya. Savira sebenarnya tidak cukup bisa tidur, karena dia yang terus kepikiran dengan keadaan Shandy. Membuat dia langsung keluar kamar dan melihat Shandy yang masih terlelap disana.

Savira berlalu ke dapur hanya untuk membuatkan bubur. Kali ini dia benar-benar menunjukan kepeduliannya.

Ketika Shandy terbangun dan masih merasa tubuhnya lemah. Shandy memegang dadanya sendiri, dia mencoba untuk mengatur nafasnya ketika terasa sakit dan juga sesak yang dia rasakan.

"Lo sudah bangun Shan, ini lo buatkan bubur"

Shandy langsung menoleh, melihat Savira yang datang dengan semangkuk bubur di tangannya. Shandy langsung tersenyum.

"Terima kasih"

Savira menatap Shandy yang sebenarnya masih terlihat pucat sampai sekarang. "Sebaiknya jangan dulu pergi kuliah. Lo harus istirahat"

Shandy hanya mengangguk saja, dia menatap bubur yang di bawa oleh Savira itu. "Kamu buat sendiri? Bisakah kamu menyuapi aku, kayaknya aku terlalu lemah untuk bisa makan sendiri"

Savira langsung memutar bola mata malas, karena tahu jika Shandy hanya sedang manja saja. Tapi meski begitu, Savira masih menuruti permintaannya itu. Dia menyuap Shandy dengan lembut.

"Panas gak?" tanya Savira.

Shandy menggeleng pelan, dia menikmati bubur buatan gadis ini.Dia sungguh semakin merasa di perhatikan oleh gadis ini. Apalagi ketika Savira mengusap sisa bubur di bibirnya. Gadis itu melakukannya dengan begitu lembut dan penuh dengan ketulusan.

"Terima kasih ya"

Savira hanya mengangguk, dia menyimpan mangkuk bubur di atas meja. Lalu dia menatap Shandy dengan lekat. Bibir pria itu bahkan sedikit membiru, membuat Savira terus memperhatikannya.

"Lo gak mau periksa saja ke Rumah Sakit, Shan? Itu bibir lo sampe membiru gitu. Yang sering gue denger, kalo sampe bibir biru kayak gitu pastinya ada penyakit di bagian dalam"

Shandy tersenyum, dia mengusap bibirnya yang sebenarnya tidak akan merubah apapun. "Ini karena panas saja makan bubur barusan. Tenang aja, aku gak papa kok. Ini cuma masuk angin saja"

Savira tetap menatapnya dengan penuh penasaran. Merasa jika Shandy sebenarnya memang sakit, tapi pria itu tidak ingin mengatakan.

"Udah ah, kamu jangan terlalu khawatir kayak gitu. Kalau aku sakit juga pasti bakal bilang"

Savira hanya mencoba untuk percaya saja, dia mengambil mangkuk dan segera berlalu ke dapur. Tepat pada saat itu pintu kamar Kak Mena terbuka, Savira tersenyum melihat Kakaknya sudah menggendong Megan.

"Kak, ini bayi udah bangun ya jam segini. Mau kemana sih? Mau ikut Bibi kerja ya?" ucap Savira dengan gemas mengajak ngobrol Megan dalam gendongan Kakaknya.

"Titip dulu, Dek. Kakak mau mandi dulu"

Savira langsung mengambil alih Megan dari gendongan Kak Mena. Dia membawa bayi itu ke sofa dan duduk di samping Shandy.

"Megan sudah bangun jam segini? Mau kemana si?"

Savira hanya tersenyum saat ucapan Shandy malah sama dengan apa yang dia ucapkan. Shandy memegang tangan mungil Megan.

"Kamu lucu sekali si, nanti kalau kamu pergi kayaknya Bibi akan kesepian" ucap Savira.

"Tidak akan! Kamu pasti selalu bersama denganku dan tidak akan kesepian"

Savira langsung menoleh pada Shandy, sebenarnya dia cukup kaget dengan ucapan pria itu barusan. Menatap Shandy dengan penuh tanda tanya dan kebingungan.

"Memangnya lo bakal terus temenin gue disini?" tanya Savira.

Tiba-tiba Shandy memegang tangan Savira, dia mengecup punggung tangan itu. Membuat si pemilik tangan tertegun dengan sikapnya ini. Savira mulai tidak bisa mengendalikan dirinya dan perasaannya saat ini.

"Kalau aku benar-benar punya perasaan lebih sama kamu? Apa itu boleh?"

Pertanyaan Shandy ini sungguh membuat Savira sangat terkejut. Bagaimana pria itu yang ingin mengungkapkan perasaannya, tapi masih bertanya apa Savira mengizinkannya atau tidak. Sungguh, hati perempuan mana yang tidak akan luluh dengan sikap pria ini.

"Shan, kalo lo ngomong kayak gini. Pastinya gue malah bingung gimana jawabnya. Langsung aja ke intinya, bisa?"

Shandy tersenyum, seperti mendapat sebuah lampu hijau untuk perasaannya ini. Melihat pipi Savira yang sudah memerah sekarang, padahal Shandy saja belum mengatakan apa-apa.

"Jadi pacarku, Savira. Aku tidak bisa lagi menahannya lagi. Aku mencintaimu"

Savira benar-benar membeku sekarang, masalahnya dia juga tidak menyangka Shandy akan to the point seperti ini. Benar-benar tidak ada basa-basi apapun.

"Shan, lo yakin dengan perasaan itu? Gue itu lebih tua dari lo"

"Aku pernah bilang 'kan, jika usia hanyalah hitungan angka. Dan ketika aku sudah berani mengatakan cinta, maka aku sudah sangat yakin dengan perasaanku sendiri"

Savira menahan senyum, entah kenapa dia tidak bisa menahan rasa bahagia dalam dirinya ini. Sungguh Savira yang begitu tidak menyangka Shandy akan mengungkapkan perasaannya secepat ini.

"Yaudah"

Shandy langsung mengerutkan keningnya, menatap Savira dengan lekat. "Yaudah apa?"

Savira memalingkan wajahnya karena dia malu sendiri. Padahal ini bukan pengalaman pertama dalam berpacaran. Tapi mungkin karena dia yang mendapatkan pria lebih muda darinya, membuat Savira jadi malu begini. Bertingkah seolah masih remaja sekolah.

"Yaudah kita pacaran"

"Hao..hao.."

Savira langsung terkejut mendengar celotehan ala bayi dari Megan. Lalu dia menatap Shandy dan keduanya tertawa.

"Bisa-bisanya lo nembak gue depan anak bayi kayak gini. Haha"

Bersambung

1
Masfaah Emah
ada yg cembokur tuh.....
Nur Adam
lnjur
Masfaah Emah
Alhamdulillah akhirnya lancar jga operasi nya tinggal menunggu sehat nya aja,👍💪😘
Masfaah Emah
smoga operasi nya lancar tidak kurang satu apapun, 🤲nanti bisa cepat ngelamar Savira 👍💪
Masfaah Emah
semoga pengobatan nya berhasil dan berjalan lancar🤲 semangat Sandy demi Savira,💪😘
Nur Adam
lnjir
Nourisna
mencintai dan dicintai secara ugal² an , terkadang iri liat shandy dan savira 🤭😁, semoga sehat smpe akhir hayat shandy nya 🤲🤲
Masfaah Emah
semangat Sandy 💪demi cinta kalian smoga bersatu sampai menua🤲
Pujiyati Astuti
semoga tak terjadi apa² saat Shandy operasi diluar negri dan mereka akan bersatu
sunshine wings
Yeay 👏👏👏👏👏
Semangat Shandy 💪💪💪💪💪
Nur Adam
lnjut
Masfaah Emah
ya udah nikah kan aja dlu nanti jdi bisa slalu bersama dan ga bisa terpisahkan lgi
Masfaah Emah
smoga Savira bisa memaafkan Erlangga dan bisa menerima Sandy kembali n smoga Sandy mau berobat dan cepat sembuh 🤲
Pujiyati Astuti
pawangnya Shandy sudah datang jadi pasti akan nurut kalau disuruh sama Savira untuk berobat
Nanik Arifin
udah, nikahkan aj Shandy dg Savira. biar Shandy cangkok jantung di LN dengan didampingi Savira
Pujiyati Astuti: setuju kak biar mereka berdua tak terpisahkan lagi
total 1 replies
Masfaah Emah
pasti kak Mena n Savira kaget karena yg nabrak kakak nya adalah Erlangga kakak nya Sandy yg suka pesen ketring k kak Mena ..
Pujiyati Astuti
semoga Savira mau ikut bersama Gilang buat ketemu sama Sandy dan Savira juga bisa menyakinkan Sandy agar mau berobat untuk mengobati sakitnya

lanjut ya kak tetap semangat
Pujiyati Astuti
apa yang akan terjadi jika savira dan kak Mena tahu kalau yang nabrak suami dan kak mereka adalah Erlangga yang suka memesan makanan sama kak Mena
Nanik Arifin
ayo Vir, temui Shandy. saat ini kamulah nyawa Shandy. kamu menjauh, nyawa Shandy juga jauh dr raganya. kamu juga g bisa jauh dr Shandy kan ?
Berdamailah dg keadaan. Bantu Mena menerima garis Tuhan, bukan malah SPT itu
Ikhlaskan yg terjadi. bangun masa depan yg lebih baik tuk dirimu, keponakanmu bahkan mungkin juga tuk Kakak Iparmu. bisa jadi jodoh Mena dg Ganang hanya 1 th, jodohnya sampai justru bersama Langga. bukankah Mena kenal baik dg Erlangga pelanggan cateringnya ?
Nur Adam
lnjut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!