Hantu Penghisap Darah

Mobil melaju semakin jauh kedalam hutan, pohon-pohon raksasa terlihat menyeramkan, terkadang juga terdengar suara lolongan anjing di kejauhan. Jalan yang dilalui cukup bagus tidak terlalu banyak lubang, hanya saja tempat yang di huni oleh berbagai jenis hewan itu sangat suram.

Melewati dua belokan lagi ternyata di kejauhan sudah kelihatan bangunan megah villa Lolicia. Bangunan berdesain klasik itu terdiri dari dua lantai, lampu warna kuning menyala di sekitar bangunan dan gerbang Villa.

Dua orang pria berbadan kekar menggunkan jas hitam berdiri di sisi kanan kiri gerbang. Alisa menghentikan mobilnya lalu menyerahkan undangan pada penjaga di sebelah kanan.

"Silahkan, anda bisa parkir disana." Setelah memeriksa ke aslian undangan, penjaga segera mengarahkan Alisa untuk parkir di lapangan sebelah kiri. Sudah banyak mobil disana berdiri dalam barisan rapi.

"Whoaaa... Villa nya indah banget." Melati memandang kagum bangunan itu.

"Ayo, masuk! Bersikap lah seolah-olah kalian sudah pernah menghadiri pesta mereka."Alisa memberi instruksi dengan suara sepelan mungkin.

"Dan jangan banyak bertanya. Aku akan menjelaskannya nanti." Alisa memberi peringatan sekali lagi.

Ketiganya masuk lewat pintu utama, disana juga sudah ada penjaga empat orang.

Setelah melewati pintu utama mereka sampai di ruangan luas yang mirip aula. Meja-meja bundar beserta kursi di susun secara berjejer di sepanjang ruangan, pada dindingnya terdapat lilin yang digunakan sebagai penerangan. Sementara ditengah ruangan dibiarkan kosong sebagai tempat berdiri Arion, si pemilik pesta.

Aneh, padahal ada listrik kenapa mereka menggunakan lilin? Batin Melati, ia terus mengikuti Alisa sampai akhirnya gadis itu berhenti pada meja ketiga dari ruang kosong ditengah aula.

"Arion tidak menyukai cahaya yang terlalu terang karena itulah dia menggunakan lilin," Alisa menjelaskan. Tangannya dengan santai mengambil wine yang ditawarkan pelayan.

"Ambil minumannya tapi jangan sampai di minum."

Melati dan Sultan menurut, mereka mengambil gelas kecil berisi wine lalu berpura-pura meminum nya setelah itu meletakkannya diatas meja.

Mata Alisa sedari tadi berpendar ke sekeliling ruangan, satu sosok yang duduk sendirian di sudut ruangan menarik perhatian nya.

"Lihat kesana," tunjuknya.

Melati melirik ke sudut ruangan, ia terkejut melihat Mahendra ada disana, buru-buru ia berbalik kala pria itu menatap kearahnya.

"Apa yang dilakukan Hendra disini?" Tanya Sultan juga ikutan kaget, tak menyangka akan melihat mahendra disini.

"Lihat pria itu, " Alisa menatap sepenuhnya pada seorang pria yang baru memasuki ruangan. Dia memiliki wajah tampan mirip aktor Theo james, dia berjalan sendirian kemudian duduk di meja yang ada di sebelah meja Alisa.

"Dia Keenan Heolstor. Keturunan Abbadon Heolstor, sifat kejam dan bengisnya mirip sekali dengan leluhurnya. Jangan terperdaya wajah tampannya, dia bukan mahkluk yang baik." Alisa menjelaskan dengan Suara hampir berbisik.

Melati tertarik untuk memperhatikan lebih lama wajah tampan itu. Pria itu duduk menyendiri, tidak ada yang berani mendekatinya, aura dingin dan hitamnya membuat siapapun enggan berdekatan dengannya. Merasa ada yang memperhatikan Keenan menoleh, ia memberi tatapan tajam pada melati membuat gadis itu menundukkan kepala dengan cepat.

Satu persatu orang-orang penting mulai datang, Lola Glaudini, wanita cantik yang mereka temui di jalan juga menempati meja yang berada tepat di belakang mereka.

Alisa menjelaskan apa yang ia tahu tentang orang-orang yang datang. Seperti; Lola adalah pemilik Villa ini, dia keturunan Lolicia yang memiliki wujud asli iblis setengah singa. Makhluk kegelapan yang terlahir dari kesedihan dan rasa sakit.

"Suaminya Merle Keres adalah kerabat dekat Arion Keres." Kata Alisa.

Keduanya bukanlah makhluk baik, tipu daya mereka sangat hebat. Menjadi teman mereka bukanlah ide bagus. Alisa kemudian mengingatkan untuk tidak mendekati mereka berdua.

Alisa hanya menjelaskan orang-orang yang menurutnya berbahaya dan harus di hindari. Gadis itu menatap tanpa berkedip kala satu orang lagi datang, satu orang pria dan dua orang wanita. Setiap mereka berjalan, kabut hitam pekat mengikuti dan menyelimuti sebagian tubuh mereka.

"Mereka adalah keluarga Erebus, makhluk yang terlahir dari dendam dan amarah. Leluhur keluarga Erebus memiliki sejarah panjang dengan desa Agrosari, aku tidak bisa menjelaskan banyak. Suatu saat kalian berdua akan mengetahuinya, tapi yang jelas jangan bersinggungan dengan mereka." Jelas Alisa

Erebus adalah makhluk kegelapan yang terkenal akan keganasan dan sifat penuh dendam. Keturunan Erebus juga dikenal sebagai makhluk hitam setengah serigala.

Diantara semua orang yang datang ada tiga orang yang menempati meja paling belakang, mereka adalah Gedeon, Lilith dan Dewi.

"Lalu, Mahendra siapa? " Tanya Melati. Meskipun sudah diperingatkan untuk tidak bertanya, namun ia sudah tidak tahan lagi. Ia belum sepenuhnya paham dengan apa yang dijelaskan Alisa, kepalanya pusing mendengar penjelasan makhluk antah barantah tersebut.

Melati mengenal Mahendra sejak masih kecil, mereka sudah berteman akrab dari dulu. Banyak yang ia ketahui tentang pria itu. Ternyata benar kata orang, selama apapun mengenal seseorang tidak akan bisa mengetahui segala hal tentangnya. Persahabatan mungkin cukup menjadi alasan untuk bercerita banyak hal, bahkan tentang rahasia sekalipun, namun tentu ada rahasia yang sengaja mereka simpan rapat.

"Entahlah, aku baru pertama kali melihatnya saat datang ke desa Agrosari. Aku tidak bisa melihatnya dengan jelas." Ujar Alisa. Ia juga bertanya-tanya siapa sebenarnya pemuda delapan belas tahun itu. Untuk apa dia datang kesini? Apakah dia juga termasuk salah satu makhluk kegelapan? Alisa sudah mencoba untuk menyelidikinya, tapi, sampai sejauh ini ia tidak menemukan apa-apa.

"Lantas siapa Arion keres?" Sultan sudah sangat penasaran dengan orang yang mengadakan pesta ulang tahun, kalau semua yang hadir memiliki identitas aneh yang tidak ia mengerti tentu lah Arion juga tak kalah aneh dari mereka.

Saat itu orang yang ditunggu akhirnya datang. Arion sudah lebih dahulu memakai topeng mata hingga wajahnya tidak bisa dikenali dengan jelas. Melihat hal itu semua tamu juga mulai memakai topeng mereka.

Topeng yang berwarna putih terlihat kontras dengan gaun dan jas hitam yang mereka kenakan.

"Arion orang yang sangat misterius. Tidak banyak informasi tentangnya, aku tidak bisa menjamin dia orang baik. Tapi, selama ini dia tidak pernah terdengar melakukan kejahatan."

Melati memperhatikan dengan seksama Arion yang berdiri di tengah ruangan, menurut perkiraan nya palingan pria itu berusia awal tiga puluhan.

"Terimakasih untuk semua orang yang sudah bersedia hadir di pesta ulang tahun saya yang ke-200 tahun," Suara Arion tidak keras namun terdengar jelas sekali hingga hampir membuat Melati berteriak kaget.

Matanya membola, bagaimana mungkin pria itu berusia dua ratus tahun. Ia harap, ucapan Arion hanya candaan atau barangkali dia salah sebut. Mungkin saja pria itu hendak menyebutkan dua puluh tahun. Namun, tidak ada tanda-tanda Arion akan meralat kata-katanya.

...***...

Mungkin cerita ini sedikit membingungkan, tetapi santai saja nanti juga semakin lama juga akan paham. Cerita ini adalah cerita horror misteri dan sedikit di bumbui fantasi. Tidak terlalu menakutkan, tetapi, mungkin bisa membuat tidurmu sedikit tidak nyenyak.

Jangan lupa vote, komen dan subscribe yaaa

follow juga ig @aca_0325