NovelToon NovelToon
Dua Hati, Satu Takdir

Dua Hati, Satu Takdir

Status: sedang berlangsung
Genre:Anak Kembar
Popularitas:11k
Nilai: 5
Nama Author: Laura Putri Lestari

Maya Elina Putri dan Mila Evana Putri adalah sepasang anak kembar yang meski lahir dari rahim yang sama, memiliki kepribadian yang sangat berbeda. Maya dengan kecerdasannya dan Mila dengan kenakalanya. Kedua orang tua mereka seringkali membedakan Mereka Berdua. Maya selalu mendapatkan pujian, sementara Mila lebih selalu mendapatkan teguran. Namun ikatan mereka sebagai saudara kembar tetap kuat. Mereka saling menyayangi dan selalu mendukung satu sama lain.

Arga, kapten tim basket di sekolah mereka, adalah sahabat dekat Mila. Mila secara diam-diam menyimpan perasaan lebih kepada Arga, tetapi ia tak pernah berani mengungkapkannya. Ketika Arga mulai menunjukkan ketertarikan pada Maya, hati Mila hancur. Arga memilih Maya, meyakini bahwa hubungannya dengan Mila hanyalah sebatas persahabatan. Hal ini membuat Mila merasa dikhianati oleh takdir, apalagi ketika Maya dan Arga resmi berpacaran. Luka di hati Mila semakin dalam, dan dia mulai menaik diri dari Maya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Laura Putri Lestari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Perasaan Farhan

Setelah keberhasilan penampilan mereka di pentas seni, hubungan di antara anggota kelompok semakin erat. Namun, ada satu dinamika yang mulai berubah—kedekatan antara Mila dan Raihan. Sejak drama pentas seni, keduanya semakin sering terlihat bersama, baik saat di sekolah maupun di luar sekolah. Mereka sering belajar bersama, saling bertukar cerita, dan bahkan pergi bersama saat ada waktu luang. Kedekatan ini tidak hanya membawa kebahagiaan bagi Mila dan Raihan, tetapi juga mengundang perasaan yang sulit diabaikan oleh seseorang—Farhan.

Farhan, yang sudah lama memendam perasaan kepada Mila, kini mulai merasa terganggu dengan kedekatan Mila dan Raihan. Sebagai sahabat Mila, Farhan selalu berusaha mendukung apa pun yang membuat Mila bahagia. Namun, seiring waktu, melihat Mila dan Raihan semakin akrab membuat hatinya semakin tertekan. Dia mulai merasa seolah-olah ada jarak yang tak terlihat antara dirinya dan Mila.

Pada suatu sore, setelah jam pelajaran berakhir, Mila, Raihan, dan Farhan sedang berada di halaman sekolah. Mereka sedang mengobrol ringan sambil menikmati sisa waktu sebelum pulang. Raihan, seperti biasanya, terlihat ceria dan antusias, sementara Farhan hanya tersenyum tipis, mencoba menutupi perasaannya yang sebenarnya.

Raihan berkata dengan semangat, “Mila, besok lo ada waktu nggak? Gue pengen ajak lo ke kafe baru di dekat sini. Katanya tempatnya cozy banget buat belajar atau sekadar nongkrong.”

Mila tersenyum dan mengangguk. “Boleh, kok! Kayaknya seru juga, gue lagi butuh tempat baru buat santai.”

Mendengar ajakan itu, Farhan hanya bisa menahan diri. Dia mencoba bersikap tenang, meskipun hatinya sedikit tercabik. “Eh, kalau gitu gue ikut, ya,” ucap Farhan dengan nada sedikit dipaksakan, berusaha terdengar biasa saja.

Raihan dan Mila saling bertukar pandang, kemudian Raihan mengangguk setuju. “Tentu, Han. Makin rame makin seru, kan?”

Mila menambahkan, “Iya, Farhan. Lo harus ikut, kita semua udah lama nggak nongkrong bareng.”

Namun, di dalam hatinya, Farhan tahu bahwa meskipun dia ikut, suasananya akan tetap terasa berbeda. Sejak kedekatan Mila dan Raihan, dia mulai merasa seolah-olah dia hanya menjadi seorang penonton dari luar, melihat sesuatu yang seharusnya dia rasakan lebih dulu. Perasaan cemburu yang dia coba pendam mulai membuncah, meski dia tidak ingin menunjukkannya di depan Mila.

Ketika mereka bertiga berjalan menuju pintu gerbang sekolah, Farhan merasa hatinya semakin berat. Dia ingin sekali mengungkapkan perasaannya kepada Mila, tetapi dia juga takut akan konsekuensinya. Dia tidak ingin merusak persahabatan mereka atau membuat suasana menjadi canggung.

Di saat yang sama, Mila tampak bahagia dengan kedekatan yang dia bangun bersama Raihan. Dia merasa nyaman dengan kehadiran Raihan yang selalu bisa membuatnya tertawa dan merasa dihargai. Meskipun begitu, Mila tidak menyadari bahwa di balik senyuman Farhan, ada perasaan cemburu yang perlahan-lahan menggerogoti hatinya.

Kebesokan harinya, Mila, Raihan, dan Farhan telah tiba di kafe dan memilih meja di sudut yang tenang, di mana mereka bisa duduk dan mengobrol tanpa gangguan. 

Mereka memesan minuman dan camilan, lalu mulai berbicara tentang hal-hal ringan. Raihan, seperti biasa, tampak penuh energi dan semangat saat berbicara tentang rencana-rencananya untuk akhir pekan. Sementara itu, Farhan lebih banyak diam, memperhatikan interaksi antara Mila dan Raihan. Kedekatan mereka semakin jelas terlihat, dan hal itu membuat hati Farhan terasa semakin berat.

Raihan menyesap kopinya lalu berkata, “Eh, lo tahu nggak? Minggu depan di tempat les musik gue ada latihan tambahan buat persiapan konser kecil-kecilan. Gue mikir buat ngajak lo, Mil. Gimana?”

Mila tersenyum sambil meletakkan gelasnya. “Serius? Wah, gue mau banget! Kapan nih? Gue harus kosongin jadwal dulu.”

Raihan mengangguk penuh semangat. “Sabtu sore. Gak usah khawatir soal alat musik, semuanya udah disiapin di sana.”

Farhan yang dari tadi hanya mendengarkan, akhirnya ikut angkat bicara. “Eh, latihan tambahan buat apaan, Han? Ada acara besar gitu?”

Raihan mengangguk sambil menjelaskan. “Iya, ini buat persiapan konser akhir tahun. Kita bakal bawain beberapa lagu baru. Seru, kan?”

Mila mengangguk setuju. “Sounds fun. Gue udah lama gak liat lo main, Han. Pasti seru kalo kita bisa latihan bareng.”

Farhan hanya mengangguk kecil, meski dalam hati merasa sedikit cemburu melihat kedekatan mereka. Ia mencoba menutupi perasaannya dengan ikut bercanda.

Farhan tersenyum dan berkata, “Gue juga mau ikut dong, tapi sayang suara gue nggak bagus buat nyanyi. Gimana kalau gue jadi penonton aja?”

Raihan tertawa kecil. “Gapapa, lo bisa jadi cheerleader-nya aja. Suara lo mungkin gak cocok buat nyanyi, tapi lo jago banget ngasih semangat.”

Mila tertawa mendengar candaan mereka. “Iya bener, Han. Lo bisa bantuin gue buat nyemangatin Raihan.”

Percakapan pun terus berlanjut dengan canda tawa ringan. Mereka membicarakan banyak hal, dari acara di sekolah hingga rencana liburan. Meski Farhan berusaha tetap ceria, ada perasaan yang mengganjal di hatinya setiap kali melihat bagaimana Mila dan Raihan begitu akrab.

Ketika Raihan pergi ke kamar mandi, Farhan akhirnya memutuskan untuk berbicara dengan Mila secara pribadi. Dia merasa sudah waktunya untuk jujur tentang apa yang dia rasakan, meskipun ada risiko besar yang harus dia tanggung.

“Mila, gue mau ngomong sesuatu,” ucap Farhan dengan suara yang terdengar serius.

Mila menatap Farhan dengan ekspresi penasaran. “Ada apa, Han? Lo kelihatannya serius banget.”

Farhan menghela napas panjang, berusaha menenangkan detak jantungnya yang berdebar kencang. “Gue… gue tahu mungkin ini bukan waktu yang tepat, tapi gue nggak bisa terus-terusan menyimpan perasaan ini sendirian.”

Mila sedikit mengernyitkan dahi. “Perasaan apa, Han? Lo kenapa, sih?”

Farhan menatap mata Mila dalam-dalam, mencoba mencari kekuatan dari tatapan itu. “Gue udah lama suka sama lo, Mila. Bahkan sebelum Raihan muncul, gue selalu ada buat lo, tapi gue nggak pernah punya keberanian buat ngungkapinnya. Sekarang, ngeliat lo dan Raihan makin deket… gue cuma pengen lo tahu perasaan gue, walaupun gue nggak tahu apa itu bakal merubah apa pun.”

Mila terkejut mendengar pengakuan Farhan. Dia tidak pernah menyangka bahwa Farhan memendam perasaan seperti itu selama ini. Hatinya bercampur aduk, tidak tahu harus merespons bagaimana. Di satu sisi, dia sangat menghargai persahabatan mereka, tapi di sisi lain, dia merasa bingung dengan perasaan barunya terhadap Raihan.

“Han… gue nggak tahu harus bilang apa,” kata Mila pelan. “Gue nggak pernah ngira lo punya perasaan kayak gitu ke gue. Lo selalu jadi sahabat gue yang paling bisa gue andalkan. Gue nggak mau kehilangan itu.”

Farhan tersenyum getir. “Gue ngerti, Mila. Dan gue juga nggak pengen bikin lo ngerasa tertekan. Gue cuma pengen lo tahu, supaya nggak ada yang gue sembunyikan lagi.”

Mila mengangguk, masih mencoba mencerna semuanya. “Makasih, Han. Gue hargain banget lo mau jujur ke gue. Tapi jujur, gue juga lagi bingung sama perasaan gue sendiri. Gue seneng bisa deket sama Raihan, tapi gue nggak mau ngelukain perasaan lo.”

Farhan hanya mengangguk, merasa sedikit lega karena sudah mengungkapkan perasaannya, meskipun dia tahu tidak ada jaminan untuk kebahagiaan yang dia harapkan. “Nggak apa-apa, Mila. Yang penting, lo bahagia. Itu aja yang gue pengenin.”

Dengan itu, percakapan mereka berakhir dengan perasaan yang campur aduk. Farhan tahu bahwa perasaannya kepada Mila tidak akan mudah hilang, tetapi dia bertekad untuk tetap mendukungnya, apa pun yang terjadi. Di sisi lain, Mila harus menghadapi kebingungan di hatinya sendiri, di antara persahabatan, cinta, dan perasaan yang tak terduga. Lagi-lagi dia harus berhadapan degan masalah yang serupa.

1
💞🅒🅗🅐🅝🅣🅘🅚༊⃝𖥯
lanjut Thor
💞🅒🅗🅐🅝🅣🅘🅚༊⃝𖥯
siapa sih yg dendam ma mila.. 🤔
💞🅒🅗🅐🅝🅣🅘🅚༊⃝𖥯
nyeseknya... 😭😭😭😭
💞🅒🅗🅐🅝🅣🅘🅚༊⃝𖥯
lah punya orang tua tapi tidak pernah adil sikapnya kepada anak, ini yg bikin anak dan orang tua jauh...
aca
moga aja bs kabur
aca
pergi aja lah bertele tele bgt ne novel
aca
semangat mil
aca
pergi aja mila pindah sekolah cari kehidupan sendiri
Hafis Ramadhan
jadi nyesek bacanya,, jangan2 raihan sekongkol sama manya buat ngehancurin mila
Rina Nurvitasari
ceritanya bagus menarik dan bikin penasaran pengen membaca terus👍👍👍
aca
kasian qm mil
aca
moga bahagia mil
💞🅒🅗🅐🅝🅣🅘🅚༊⃝𖥯
mila kayaknya di tipu ma raihan deh..
dan Siapakah orang itu?
Hafis Ramadhan
cuma di permaninin mestinya si mila
💞🅒🅗🅐🅝🅣🅘🅚༊⃝𖥯
Luar biasa
💞🅒🅗🅐🅝🅣🅘🅚༊⃝𖥯
yang sabar mila, suatu saat pasti kamu mendapatkan kebahagiaan...
💞🅒🅗🅐🅝🅣🅘🅚༊⃝𖥯
kok aku jadi merasa maya takut tersaingi ma mila ya, seandainya mila berhasil di kompetisi ini... maya bukanya mendukung tapi kayak keberatan kalo mila ikut kompetisi nya...
💞🅒🅗🅐🅝🅣🅘🅚༊⃝𖥯
jangan² farhan suka ma mila nih🤔
💞🅒🅗🅐🅝🅣🅘🅚༊⃝𖥯
good mil...
💞🅒🅗🅐🅝🅣🅘🅚༊⃝𖥯
semangat mil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!