Kehidupan Brian yang menjadi pemuda begajulan dan merupakan anggota geng motor, tiba-tiba berubah total saat sang ayah mengusirnya dari rumah. Dia terpaksa belajar mandiri dengan menjadi kurir pengantar makanan untuk menyambung hidup.
Sialnya, malam itu dia terjebak dengan seorang perempuan mandiri bernama Naomi yang mendapat fitnah dari tetangganya. Mau tak mau Brian dan Naomi harus menikah karena fitnah itu.
Namun, baik Brian maupun Naomi tak ada yang mau mengumumkan pernikahan mereka dan merahasikannya sampai waktu berpisah tiba. Akankah mereka sanggup merahasiakan pernikahan itu sampai akhir?
cek visual di ig @ittaharuka
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itta Haruka07, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bad Boy | Bab 29
Sulit bagi Naomi untuk menolak setiap sentuhan Brian. Dia sepertinya tak ingin melewatkan ciuman yang membuatnya terasa melayang hebat.
Brian sendiri merasa lebih leluasa karena Naomi sama sekali tidak menolak dan cenderung menikmati. Dia juga sudah mulai pandai membuat istrinya itu mendeesah. Sembari memojokkan sang istri ke tembok, dan membuat Naomi mengalungkan tangan ke lehernya, Brian mulai melancarkan serangan selanjutnya.
Tangan nakal itu bergerak menggenggam benda kenyal yang tertutup kemeja dan juga pastinya kain kacamata. Dia yang mulai terbakar api gaiirah, dengan berani membuka kancing Naomi dan menyelusup lewat celah kecil mencari ujung benda kenyal yang menggemaskan.
Dapat. Brian berhasil menemukan bulatan kecil setelah melepaskan kancing kemeja Naomi. Selama itu, dia terus memainkan bibir dan leher Naomi bergantian.
Naomi terbang begitu tinggi, tidak berdaya dengan setiap sentuhan Brian. Hatinya mengumpat dirinya sendiri yang dengan mudahnya membiarkan Brian menguasai. Padahal, laki-laki itu menyentuh dirinya tanpa cinta.
Brian begitu menggebu karena merasa Naomi adalah miliknya. Jarinya berhasil memainkan puncak dada Naomi hingga membuat wanita itu terus mendeesahkan kenikmatan.
Brian menghentikan ciumannya dan memperhatikan wajah Naomi yang seksi. Wanita itu menggigit bibir bawahnya dan itu membuat Brian semakin gila.
Namun, suara ponsel Naomi telah berhasil menghempaskan keduanya kembali ke daratan. Sang wanita langsung tersadar dan mendorong tubuh suamimya dengan kuat. Seketika itu juga napas mereka tersengal-sengal karena terjatuh dari kayangan tanpa mendapatkan akhir yang nikmat.
“Ya, halo Mas Rio!”
Naomi menjawab panggilan telepon dari laki-laki lain di depan suaminya sendiri dalam keadaan yang cukup berantakan. Hal itu membut Brian merasa dongkol dan menyahut, “Aku yang antar!”
Pemuda itu berjalan keluar dan membanting pintu dengan kesal. Beruntung Lisa sedang tidak di rumah. Kalau wanita itu tahu, bisa-bisa seluruh kampung juga akan tahu kalau Brian sedang kesal pada Naomi.
Brian memanaskan sepeda motornya sembari menunggu Naomi bersiap. Dalam hati masih merasa kesal karena Rio yang menghubungi Naomi.
Tak berapa lama, wanita cantik itu akhirnya keluar dengan terburu-buru. Sepertinya, dia tak sempat memperbaiki make-up karena waktu sudah banyak terbuang untuk ciuman mereka.
“Anterin aku ke kantor pusat, di jalan Merah nomer 77!” ucap Naomi saat menghampiri Brian.
Brian mengerutkan kening. Dia ingat kantor sang ayah ada di jalan yang sama, hanya nomornya saja yang dia lupa. Sampai akhirnya, Naomi memintanya untuk bergerak cepat karena dia sudah terlambat.
“Ya, udah. Tapi, pegangan perut aku, biar nggak jatoh. Aku mau ngebut!”
Naomi tidak punya pilihan lain. Dia menurut dan memeluk perut Brian saat sudah di atas motor.
Rupanya, Brian benar-benar melajukan motornya dengan sangat kencang. Hal itu membuat pelukan Naomi di tubuhnya jadi semakin kencang juga.
Brian semakin semangat melajukan motor di tengah padatnya lalu lintas. Beruntung, dia sudah paham jalan-jalan tikus yang bisa mempersingkat waktu tempuh mereka. Hingga akhirnya, mereka tiba dengan selamat dengan tubuh Naomi yang merangkul Brian dengan sangat erat.
“Mbak udah sampai!” kata Brian sembari menyentuh tangan Naomi yang terasa dingin.
Wanita itu membuka mata dan merasa lega karena sudah sampai di tempat kerja. “Pinjem spion bentar, aku mau rapiin rambut!” ucapnya sebelum turun dari motor.
Tanpa menunggu izin Brian, Naomi sudah menyentuh kaca cembung di sisi kiri motor Brian. Akan tetapi, sebelum Naomi bisa mengaca di sana, Brian sudah mencegahnya lebih dulu. Laki-laki itu tak ingin Naomi menyadari ada tanda merah di lehernya. Oleh karena itu, dia menawarkan diri untuk membantu Naomi mengikat rambutnya.
“Sejak kapan kamu bisa kuncirin rambut cewek. Pasti suka disuruh-suruh ya sama ayang kamu!” sindir Naomi yang kini membelakangi Brian dan mengizinkan suaminya itu merapikan rambutnya.
“Sejak lihat kamu dandan. Nggak ada cewek yang aku perlakuin gini, Mbak. Kamu spesial karena kamu istriku!”
Pada saat Brian selesai mengikat rambut Naomi, mobil Rio lewat dan tentu saja laki-laki itu mengenali motor Brian.
Naomi segera pamit dan masih belum menyadari tanda merah yang cukup banyak di lehernya. Hal itu membuat Brian tersenyum menang. Dengan begini, laki-laki yang mengganggunya akan mundur teratur.
Setelah memastikn Naomi masuk, Brian kembali naik ke motor dan memakai helm. Namun, suara klakson mobil membuat tangannya yang hendak menyalakan mesin motor itu terdiam.
“Brian, ngapain kamu ke sini?”
***
Anter istri dong 🤭🤭 jangan lupa cek leher Naomi yak 🤣🤣