(Tahap Revisi)
Hani tidak punya pilihan lain selain menerima tawaran pekerjaan dari sahabatnya, yakni menjadi pelayan di sebuah Villa mewah. Namun nasib naas malah menimpanya di villa mewah itu.
"Katakan, siapa yang sudah menghamilimu?" seorang wanita paruh baya langsung melabraknya.
"Laki-laki yang burungnya mati suri" Hani mengatakannya dengan judesnya di depan semua orang.
Yuk simak kisahnya hanya di cerita Dihamili Tuan Impoten!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alif Irma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 2
"Apa nona cantik bersungguh-sungguh ingin bekerja di villa ini?" tanya wanita paruh baya yang ternyata adalah Bi Lilis, saudara dari asisten rumah tangga Feni.
"Iya Bi, kalau tidak sungguh-sungguh mana mungkin aku melamar kerja jadi pelayan di villa ini" jawab Hani dengan cepatnya. Dia benar-benar tidak menyangka akan diwawancarai sedetail mungkin.
Ditambah pertanyaan Bi Lilis sangat bercabang-cabang hingga turun ke akar-akarnya, bahkan nenek moyangnya ikut dipertanyakan dalam wawancara tersebut yang kebetulan memiliki ikatan keluarga dengan almarhum pamannya. Sehingga dirinya pun dianggap keluarga jauh oleh Bi Lilis.
"Hehehe, iya juga sih. Baiklah, kita akhiri saja sesi wawancaranya. Soalnya nona cantik pandai menjawab semua pertanyaan dari bibi dan semuanya benar dan masuk akal. Kalau dirata-ratakan bisa dapat nilai 100" ucap Bi Lilis dengan pujiannya.
"Jadi aku tetap diterima kerja ya?" tanya Hani dan Bi Lilis hanya menanggapinya dengan anggukan kepala.
"Yeay.. akhirnya aku bukan lagi pengangguran. Terima kasih, bi. Aku janji akan rajin bekerja di villa ini" ucap Hani dengan gembiranya sambil jingkrak jingkrak di depan Bi Lilis.
Membuat Wanita paruh baya itu hanya mampu tertawa terbahak-bahak melihat tingkah laku gadis muda dan penuh energik yang akan menjadi partner kerjanya.
Kemudian Bi Lilis mulai memberitahu apa-apa saja yang harus dikerjakan Hani selama menjadi pelayan di villa itu.
****
Di sebuah Mansion mewah tiga lantai, terlihat para pelayan wanita mulai sibuk membersihkan mansion, ada juga yang bertugas membersihkan halaman mansion yang luas, menata taman bunga dan ada juga yang bertugas menyiapkan sarapan untuk majikannya.
Kesemuanya tampak sibuk di pagi hari, termasuk sang tuan rumah yang tidak lain adalah Keluarga Dirgantara. Siapa yang tidak mengenal keluarga Dirgantara, merupakan sosok pebisnis nomor satu yang begitu terpandang dan kaya raya di negaranya.
"Ada masalah apa sayang?" tanya wanita paruh baya berparas cantik dan masih terlihat awet muda duduk di sofa berwarna cokelat sambil membaca majalah. Itulah rutinitas wanita paruh baya itu di pagi hari.
"Kakek menolak berikan proyek itu kepadaku. Bikin pusing saja" ucap pria tampan dengan setelan jas mahal melekat sempurna di tubuh atletisnya.
"Terus mama harus bagaimana sayang? perlu mama memohon kepada kakek mu agar mau memberikan proyek itu untukmu?" tanya wanita paruh baya itu yang ternyata adalah ibu tercintanya.
Tanpa menimpali ucapan ibunya, pria tampan penuh kharisma itu melangkah keluar rumah, dimana para bodyguard sudah siaga berjaga-jaga di mansion mewah dengan penjagaan sangat ketat layaknya istana kepresidenan.
"Pagi tuan muda" sapa kesepuluh bodyguard yang berjaga-jaga tepat di teras mansion sambil membungkukkan badannya memberikan hormat untuk sang tuan muda.
Sayangnya sapaan mereka tak digubris oleh sang tuan muda yang terlihat dingin dan juga terkenal arogan itu.
Salah satu bodyguard bergerak cepat membukakan pintu mobil untuk sang tuan muda. Dengan gaya cool dan angkuh, pria tampan itu bergegas masuk ke dalam mobil Ferarri hitam yang mengkilap dan menandakan kesan mahal yang hanya diperuntukkan untuk kaum elit seperti dirinya.
Baru saja mendudukkan tubuhnya di kursi kemudi, tiba-tiba saja ponselnya berdering. Dengan cepat pria tampan itu mengangkat panggilan masuk dari sekretarisnya.
"Kenapa?" tanyanya di ujung telepon.
"Maaf tuan Hans, sepertinya saya sudah mengganggu waktu berharga anda pagi ini" ucap seorang pria di ujung telepon.
"Tidak usah bertele-tele. Katakan dengan jelas perihal apa yang membuatmu meneleponku pagi-pagi" ucapnya terdengar kesal di ujung telepon.
Bagaimana tidak, pria yang bernama lengkap Hans Prasetyo Dirgantara adalah sosok pria yang perfeksionis dan tidak suka dengan hal yang bersifat bertele-tele. Semuanya harus perfect, detail, tampak jelas dan sudah pasti sesuai dengan keinginannya.
Karena sejak kecil Hans sudah di didik begitu keras oleh sang kakek dan itu menjadi bekal yang harus dimilikinya untuk menjadi pimpinan perusahaan.
Sifat yang dimilikinya itu merupakan turunan dari sang kakek dan sudah terbukti dia mampu mewarisi kepiawaian kakeknya dalam menjalankan bisnis terutama dalam memimpin salah satu anak cabang perusahaan Dirgantara Wibowo atau disingkat DW Group.
Siapa yang tidak mengenal keluarga Dirgantara, keluarga kaya raya namun terkenal royal terhadap rakyat jelata dan menjadi donatur terbesar di berbagai rumah sakit swasta, sekolah dan panti asuhan.
Tidak hanya itu, Pria tampan yang berusia 30 tahun itu menjadi satu-satunya pewaris tahta kerajaan bisnis keluarga Dirgantara. Namun dibalik kesempurnaan seorang Hans, dia memiliki kekurangan yang sangat tidak wajar untuk diumbar, pasalnya dia menderita impoten atau disfungsi ereksi.
Impoten adalah masalah kesehatan reproduksi yang membuat pria tidak mampu mendapatkan atau mempertahankan ereksi. Dimana ereksi merupakan kondisi ketika tubuh mendapatkan rangsangan seksual sehingga terjadi peningkatan aliran darah ke pien!s. Impotensi dapat memengaruhi kualitas hubungan seksual penderita.
Semua itu diakibatkan oleh kecelakaan yang pernah dialaminya tujuh tahun yang lalu, membuat bagian organ reproduksinya menjadi cedera dan tidak memiliki gairah seksual terhadap lawan jenis.
Berbagai pengobatan sudah pernah dilakukannya, namun tetap saja tidak membuahkan hasil, namun Hans tidak begitu pusing dengan gangguan disfungsi ereksi yang dideritanya. Hanya saja ibu tercintanya terlalu panik dan terus melakukan berbagai cara untuk membuatnya sembuh.
Bahkan jejak rekam medik seorang Hans sangat ditutupi oleh keluarganya, tidak ada yang boleh tahu bahwa pewaris tahta Keluarga Dirgantara seorang impoten.
Namun, tetap saja banyaknya rumor beredar luas bahwa cucu Tuan Wibowo seorang Impoten, mengingat tak sekalipun Hans jalan berdua dengan seorang wanita. Sehingga banyak memunculkan spekulasi mengenai kondisi pria tampan itu.
"Tuan besar meminta anda untuk meninjau langsung lokasi tambang yang sudah disepakati dengan pihak investor pagi ini" jelas Thomas dengan hati-hati.
"Sial, bukankah aku ada jadwal meeting pagi ini. Tidak bisakah dia menyuruh orang lain untuk meninjau pabrik tambangnya?" Hans tampak mengepalkan tangannya menyalakan mesin mobilnya. Dengan kesalnya dia mulai melajukan mobilnya menuju perusahaan.
Tak peduli dengan penjelasan sekretarisnya yang masih berceloteh di ujung telepon. Karena tak ada habisnya perintah dari kakeknya yang masih menduduki puncak tertinggi di perusahaan DW Group
Setibanya di perusahaan, Hans melangkah tergesa-gesa menuju ruangannya yang berada di lantai tertinggi perusahaan. Dia menggunakan lift khusus untuk pimpinan perusahaan.
"Beritahu mereka bahwa aku tertarik menginvestasi di tambang batu bara. Hitung-hitung, aku sudah memastikan kita bisa mendapatkan 30% saham. Dan pastikan orang-orang kita yang bekerjasama dengan warga setempat demi memuluskan bisnis kita. Maka lanjutkan saja, jangan takut dengan teguran keras dari kakekku" jelas Hans panjang lebar memberitahu sekretarisnya.
"Lalu bagaimana dengan perintah langsung dari tuan besar?" tanya Thomas.
"Utus saja Miko untuk meninjau langsung lokasi tambangnya. Soalnya aku lebih fokus pada proyek pembangunan hotel ku yang hampir rampung bulan depan" ucap Hans tersenyum tipis sambil menepuk pundak sekretarisnya sebelum masuk ke dalam ruangannya.
"Satu lagi batalkan semua jadwal pertemuanku untuk malam ini, soalnya aku akan mendatangi pesta pernikahan salah satu rekan bisnis ku" tambahnya sebelum pintu ruangannya tertutup rapat.
"Baik tuan" ucap Thomas dengan anggukan kepala dan segera berlalu masuk ke dalam ruangannya untuk mengerjakan pekerjaannya yang sudah bertumpuk.
****
Hans benar-benar meluangkan waktunya untuk menghadiri pesta pernikahan salah satu rekan bisnisnya. Anehnya, cuman dia datang tak membawa pasangan. Sementara sahabatnya sudah menggandeng wanita cantik.
"Hai bro, hobi banget menjomblo" sindir Andrew yang merupakan sahabat sekaligus rekan bisnisnya.
Hans hanya tersenyum sinis mendengar sindiran dari sahabatnya.
"Ayolah bro, pacari salah satu wanita cantik di pesta ini. Soalnya aku lagi taruhan dengan Andrew dan Jimmy" ucap Evan sambil menaikkan alisnya, sedangkan Hans tampak cuek menghadapi sahabatnya.
"Itu urusan kalian dan aku tidak tertarik!" ucap Hans tersenyum tipis lalu memilih untuk mencari minum.
"Baiklah, siap-siap dengan jebakan Batman" ucap Andrew menyeringai.
Bersambung....