NovelToon NovelToon
Same But Different

Same But Different

Status: sedang berlangsung
Genre:Anak Kembar / Teen School/College / Mengubah Takdir / Teman lama bertemu kembali / Trauma masa lalu / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:3.1k
Nilai: 5
Nama Author: Kanza Hann

Isya sadarkan diri dalam kondisi amnesia setelah mengalami kecelakaan ketika studi wisata. Amnesia itu membuat Isya lupa akan segala hal yang berkaitan dengan dirinya, bahkan banyak yang menilai jika kepribadiannya pun berubah. Hari demi hari ia jalani tanpa ingatan yang tersisa. Hingga pada suatu ketika Isya bertemu dengan beberapa orang yang merasa mengenalinya namun dengan identitas yang berbeda. Dan pada suatu hari ingatannya telah pulih.

Apa yang terjadi setelah Isya mendapatkan ingatannya kembali?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kanza Hann, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

022 : Petunjuk Baru

Brakk

Daniel menutup pintu dengan keras begitu sampai di kamarnya. Rasa kecewa saat di sekolah masih terbawa hingga ia sampai di rumah. Harapannya kian terasa hampa ketika memaksakan diri untuk sadar bahwa gadis itu sudah memiliki pacar dan dia bukanlah Ella.

Bruk

Daniel sengaja melemparkan dirinya ke atas ranjang. Dalam empuknya ranjang, pola pikirnya perlahan mulai jernih dan lancar. Ia menarik napas kemudian menghembuskannya perlahan. "Heem... huftt..."

Daniel tidak bisa memikirkan hal lain selain Ella. Satu-satunya sumber kebahagiaan dalam hidup Daniel yang sekarang sudah tiada. Kepergiannya dari kota lama memang sengaja agar dia bisa melupakan gadis itu. Namun, sekarang Daniel malah dipertemukan dengan Isya yang berparas sama seperti Ella. Kondisinya kembali kacau, atau malah lebih kacau dari sebelumnya.

Daniel sempat berpikir, mungkinkah Isya adalah kembaran Ella? Tapi, setelah dicari tahu rupanya Isya adalah putri tunggal dari Keluarga Olivia. Jika ini faktanya, mustahil Isya memiliki saudari kembar. Lalu, ada fakta lain yang mengatakan bahwa Isya sedang dalam kondisi amnesia setelah mengalami kecelakaan di Bandung pada awal bulan Juni lalu. Jika diingat kembali waktu itu sama halnya ketika Ella ditemukan meninggal setelah bunuh diri di sungai. Segalanya penuh teka-teki dan kian terasa rumit bagi Daniel.

"Sebenarnya apa yang terjadi?" banyak hal yang tidak Daniel ketahui. Apakah akhir-akhir ini dia melewatkan kejadian penting yang berhubungan dengan Ella? Andai saja waktu itu Daniel tidak meninggalkannya, pasti dia sedikit lebih tahu dengan apa yang terjadi saat ini.

Niat awal Daniel untuk pergi jauh dan melupakan gadis itu, sekarang mulai berubah. Jika Daniel ingin mendapat jawaban dari semua pertanyaan yang kerap menghantui, tentu saja ia harus mencari tahu di balik semua ini. Dan tentu saja harus melalui proses yang panjang.

"Segalanya butuh proses dan waktu! Termasuk mencintaimu, apalagi melupakanmu. Namun, untuk saat ini aku belum ingin melupakanmu begitu saja, Ella..." tekad Daniel semakin kuat untuk mendapatkan jawaban yang dia inginkan. Ia menatap langit-langit kamar. Sekilas nampak bayangan Ella yang sangat Daniel rindukan muncul di atas sana.

"Kenapa yang sangat aku sayangi, tidak bisa untuk dimiliki?" Daniel mulai mengeluh dengan takdir yang ia alami.

Ia bangun dengan posisi masih duduk di atas ranjang. Kemudian, ia mengamati sekeliling kamar dengan seksama. "Semua barang yang aku inginkan sudah ada dan sangat mudah mendapatkannya, tapi kenapa? Kenapa tidak ada satupun kehadiran orang yang aku harapkan?! Siapapun orang yang berharga bagiku selalu pergi meninggalkanku. Apakah itu adalah suatu kutukan bagiku?" Daniel mengacak-acak rambut karena kian muak dengan situasinya.

Kepala Daniel semakin menunduk hingga hidung mancung itu terselip di belahan lutut yang tertekuk. Dalam posisi itu, Daniel melihat lipatan kertas yang tersimpan di saku seragam yang sedang ia kenakan.

Daniel langsung mengambil kertas itu, kemudian membuka kembali lipatannya. Daniel ingat petugas perpustakaan memberinya kertas itu setelah beliau menemukannya terselip di halaman buku yang ia kembalikan. Daniel pun juga sudah membaca apa isinya. Tapi, ia jadi ingin membacanya lagi. Tadi Daniel hanya membaca sekilas, mungkin kalau dibaca dengan lebih seksama ada suatu hal yang ia temukan dari curahan hati Isya tersebut.

"Apa yang terjadi pada diriku saat ini begitu sempurna. Seperti baru pertama kali mendapatkannya, tapi sebenarnya ini sudah aku miliki sejak lama. Hanya karena amnesia ini, aku jadi lupa segalanya. Banyak yang bilang kepribadian dalam diriku pun berubah. Bahkan kelemahan dalam diriku mereka anggap sebagai keahlian. Hari ini ada hal yang sangat mengejutkan, dimana Haikal mengatakan bahwa aku sangat ahli tentang pelajaran Fisika? Padahal faktanya aku sama sekali tidak tahu apapun tentang fisika, huhu... sungguh ironis bukan? Segala situasiku saat ini terasa seperti berjalan di kebalikannya. Oleh sebab itulah, aku jadi semakin bingung bagaimana harus menjalani kehidupanku di hari-hari berikutnya?"

Setelah membacanya, Daniel mulai menemukan petunjuk baru. Isya yang saat ini lemah dalam hal Fisika sama seperti Ella yang sangat membenci pelajaran itu. Ia ingat betul Ella selalu mengeluh ketika mendapat tugas dari mata pelajaran tersebut.

~ Flashback on ~

Sepulang sekolah, Daniel sudah ada janji bertemu dengan Ella di tempat dimana mereka biasa bertemu, yaitu di bawah pohon Cemara dekat Valda House. Daniel datang agak terlambat karena ada jam tambahan di kelasnya. Begitu sampai di sana, Daniel mendapati Ella sedang duduk di bawah pohon cemara sembari mengacak-acak rambut panjangnya hingga berantakan. Mungkinkah ada sesuatu yang membuat garis itu kesal?

Daniel pun mengendap-endap dari belakang dengan niat usil ingin mengagetkan Ella. Begitu jarak sudah dekat, Daniel pun menjalankan keusilannya. "Daaa...." Daniel berteriak keras di belakang Ella sembari menepuk punggungnya.

"Huwaa... ih Niel, kebiasaan kamu yah!" Ella nampak terkejut dan semakin kesal setelah Daniel mengagetinya dari belakang. Sementara Daniel malah tertawa terpingkal-pingkal, "Buahahahaha..."

"Lucu?" cibir Ella.

"Hahaha... lucu banget! Coba ngaca deh dan liat tuh rambutmu kenapa bisa jadi begitu?" Daniel belum bisa berhenti tertawa saat memberitahu Ella mengenai penampilannya.

"Dah ah, jangan banyak tanya! Ini aku lagi pusing sama tugas fisika!" Ella sama sekali tidak memperdulikan penampilan yang acak-acakan ketika merasa kesal dan pusing akan suatu hal.

"Oh, fisika..." ucap Daniel sambil manggut-manggut.

"Emang kamu paham?" tanya Ella meremehkan.

"Nggak!" Daniel selalu jujur apa adanya mengenai apa saja kemampuan dalam dirinya, baik itu yang ia bisa maupun tidak. Dan untuk fisika ternyata dia juga bukan ahlinya. Mendengar respon Daniel, Ella menggembungkan pipi disertai ekspresi cemberut. "Hump..."

"Emang tugasnya banyak ya?" tanya Daniel penasaran.

"Iya, mana gak ada satupun soal yang bisa aku kerjakan! Duh, pusing kepala!" ucap Ella sambil tepuk jidat.

"Andai saja aku pandai fisika, pasti aku bantu kamu buat ngerjain tuh soal. Tapi, sayangnya aku juga gak bisa. Maaf ya, sayang..." Daniel mengusap rambut Ella sembari merapikan di bagian yang berantakan.

Dengan sigap Ella menampik tangan Daniel dari kepalanya karena merasa tidak nyaman diperlakukan seperti itu. "Ih apaan sih? Sayang sayang palamu peang?!" setelah mengucapkan hal itu Ella langsung membuang muka ke sebelah. Sebenarnya dia sedang tersipu malu, namun tidak ingin kalau Daniel sampai tahu.

"Nah kan sudah ketawa sekarang? Heyoo... kenapa pakai buang muka segala? Gak usah malu lah!" ledek Daniel. Sudah jadi kebiasaan yang sulit dihilangkan jika Daniel tanpa hentinya berbuat usil kepada Ella. Sekarang dia pun beralih menggelitik pinggang Ella agar dia tertawa dan sejenak melupakan rasa kesalnya.

"Ih Niel, geli! Jangan gitu ah! Stop!" Ella sudah memperingati supaya Daniel berhenti, namun keusilan laki-laki itu semakin menjadi.

Ella pun berhasil dibuat tertawa terpingkal-pingkal sembari menggeliat kegelian, "Haha... Niel geli tahu ah! udah udah! Haha... udah dong, please!" jika dibirkan seperti ini terus kondisi perut Ella bisa dalam bahaya. Ia pun segera bangkit dan lari menjauh menyelamatkan dirinya dari jangkauan Daniel.

Ternyata Daniel masih belum puas, ia pun juga berlari mengejar Ella. Akhirnya mereka berdua saling kejar-kejaran di luasnya tanah kosong di sekitar cemara.

~ Flashback off ~

Momen kebahagiaan sederhana tadi masih melekat kuat di ingatan Daniel. Saat memikirkannya pun Daniel senyum-senyum sendiri. Meskipun sederhana tapi berkesan, justru itulah yang sulit untuk dilupakan.

Sekarang Daniel harus kembali fokus di kehidupan sekarang. Secarik kertas yang barusan ia baca menunjukkan sebuah petunjuk baru mengenai kejanggalan pada diri Isya saat ini. Bahkan Isya sendiri pun merasa ragu akan perubahan besar dalam dirinya. Karena Isya sedang dalam kondisi amnesia, jadi sangat sulit untuk membuktikan siapa dia sebenarnya.

Apa sekedar lupa setelah terkena amnesia? Atau kenyataannya dia adalah orang yang berbeda?

Setelah membaca curahan hati Isya pun Daniel merasa ada yang janggal dengan tulisan tangannya. Seperti sudah nampak familiar melihat. "Apa ini? Tulisan tangan mereka pun hampir sama? Tidak! Ini benar-benar sama dengan tulisan tangan Ella!" mata Daniel terbelalak lebar seolah belum dapat percaya dengan apa yang ia lihat dan apa yang ada di pikirannya.

"Tidak! Tidak mungkin! Pasti aku salah lihat! Mustahil! Bagaimana bisa ini terjadi?"

1
Anonymous
keren
Wy Ky
.
Protocetus
izin promote ya thor bola kok dalam saku
F.T Zira
like sub dan 🌹 untukmu kak Thor🫰🫰
F.T Zira
aku ninggalin jejak di chapter 1 dulu ya kak.. nanti baca secara berkala...

-One Step Closer-
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!