Same But Different

Same But Different

001 : Akhir Cuti Sekolah

Malam hari di sebuah kamar mewah dengan nuansa merah muda, terdapat seorang gadis yang tengah sibuk menyiapkan peralatan sekolah miliknya. Tangan halus nan mungil dari seorang gadis cantik dengan rambut tergerai itu memasukkan satu per satu benda ke dalam tas merahnya. Setelah semua benda masuk, ia mengecek sekali lagi supaya tidak ada benda yang ketinggalan.

"Buku tulis ada, buku pelajaran matematika, biologi, sejarah, dan seni sudah ada. Lalu, kotak pensil isinya sudah lengkap semua. Lotion, cermin, minyak wangi, liptint juga sudah. Apa lagi ya? Hmm..." dengan jari telunjuk yang mengetuk ringan sudut bibir kanan, ia kembali mengingat hal yang mungkin saja terlewat.

"Sepertinya sudah semua. Oke kalau semua sudah siap besok tinggal berangkat ke sekolah!" ia bergegas meletakkan tas merahnya di atas meja belajar.

Selepas itu ia menuju ke depan cermin dan mengamati dengan seksama bayangan yang nampak di cermin itu. "Trisya Oliviana." ia menyebut namanya dengan lirih. "Kira-kira seperti apa diriku ini? Aku sama sekali tidak ingat."

Trisya Oliviana atau biasa dipanggil dengan sebutan Isya adalah putri tunggal dari Zain Oliviandra dan Alissa Mahya. Pasangan suami-istri tersebut mengadopsi Isya sejak usia 7 tahun dikarenakan mereka belum juga memiliki keturunan setelah bertahun-tahun menikah. Beberapa Minggu lalu ia mengikuti studi wisata ke Bandung bersama dengan teman sekolahnya. Namun sayang, Isya mengalami insiden kecelakaan yang menyebabkan dirinya terkena amnesia. Tentu saja karena amnesia itu semua ingatan masa lalunya jadi hilang tak bersisa.

Sudah dua minggu ini Isya cuti sekolah dalam rangka pemulihan kondisinya. Seluruh badan terasa sudah baikan hanya saja sampai sekarang ingatannya masih belum kembali juga. Mungkin perlu waktu lama untuk memulihkan semua ingatan itu. Semua memori sudah hilang, jadi tidak ada pilihan lain ia harus memulai segalanya dari awal.

Saat asyik bercermin, Bu Alissa masuk ke kamar Isya membawakan susu dan roti kering kesukaannya. "Putri ibu belum tidur rupanya."

Isya menoleh ke arah sumber suara dan nampak senang melihat kedatangan ibunya, "Belum bu." Isya langsung tertarik dengan isi nampan yang dibawa Bu Alissa, "Wah... Apa itu bu?"

"Oh ini ibu bawakan roti kering kesukaanmu! Makanlah bersama dengan susu pasti jauh lebih nikmat." nampan beserta isinya beliau letakkan di atas meja belajar. Isya langsung mencoba roti kering berbentuk bebek dengan dicelupkan ke dalam susu terlebih dahulu, "Nyam nyam... Wah enak sekali!"

"Kamu suka?" tanya Bu Alissa sembari mengelus rambut putrinya.

"Tentu saja aku suka! Apalagi ini buatan ibu sendiri."

"Makan yang banyak kalau begitu!" Bu Alissa sangat senang melihat Isya makan dengan lahap kue kering buatan tangannya. "Habis ini langsung tidur gih, jangan belajar sampai larut malam!"

"Iya bu. Lagipula sudah ngantuk nih. Habis makan semua ini aku akan langsung tidur!"

"Nah anak pandai harus nurut sama ibu! Biasanya kan kamu bandel sekali dibilangi ibu. Setiap kali ibu bilang jangan belajar terlalu keras sampai larut malam! Eh malah tetap saja belajar sampai-sampai camilan yang ibu bawakan lupa dimakan."

"Masa sih bu?" Isya tidak percaya mendengar hal itu. Rasa-rasanya semangat belajar dalam dirinya tidak begitu tinggi apalagi belajar sampai larut malam seperti apa yang diceritakan ibunya.

"Iya. Padahal di sekolah kan sudah belajar sampai sore. Menurut ibu kalau di rumah kerjakan saja tugas yang ada setelah itu istirahat yang cukup. Kesehatan itu juga penting loh. Lagipula kalau keseringan begadang juga nggak baik buat kesehatan."

"Kalau aku sih sependapat dengan ibu. Belajar terlalu lama malah membuat kepalaku semakin pusing." jawab Isya jujur.

"Nah, apalagi kondisimu belum pulih sepenuhnya jadi belajar secukupnya saja jangan lupa istirahat!"

"Siap bu!" tidak terasa kue kering di piring sudah habis dilahap Isya. "Hehe... Kuenya sudah habis nih. Enak banget sih kalau ibu yang buat."

"Sekalian itu susunya dihabiskan, nanti ibu bawa keluar piring dan gelasnya!" Isya segera menuruti perintah ibunya dan seketika susu itu habis setelah beberapa tegukan.

Glek glek glek

"Ahh... Aduh sebelum tidur aku malah makan banyak nanti berat badanku bertambah gimana nih?"

"Bertambah sedikit nggak masalah. Lagipula lihat tuh badanmu terlalu kurus begitu!" ucap Bu Alissa sembari menunjuk tubuh Isya.

"Kalau perempuan memang lebih menawan jika terlihat langsing bu."

"Iya iya ibu tahu. Ya sudah istirahat! Ibu pergi dulu. selamat malam putri tercintanya ibu, muach!" Bu Alissa memberi kecupan manis di kening Isya. "Selamat malam juga bu!"

Setelah Bu Alissa meninggalkan kamar, Isya bergegas pergi ke ranjang empuknya guna menenggelamkan diri di alam mimpi. Tidak butuh waktu lama akhirnya Isya tertidur dengan lelap. Ia butuh energi banyak yang terkumpul saat istirahat untuk menghadapi hari esok yang baru.

***

Keesokan paginya pada pukul 7 kurang 15 menit, Isya sampai di sekolah dengan diantar oleh Pak Zain, ayahnya. Setelah mobil berhenti tepat di depan gerbang Isya segera turun. "Terima kasih ayah!"

"Perlukah ayah antar sampai ke kelasmu?" tanya Pak Zain khawatir jika putrinya kesulitan saat mencari kelasnya. Namun Isya merasa dia bisa mengatasi hal ini sendiri, "Tidak perlu ayah! Aku akan cari kelasku sendiri. Jika nanti aku lupa aku bisa bertanya dengan temanku."

"Baiklah kalau begitu. Ayah pergi dulu ya!"

"Iya ayah," Isya tersenyum sembari melambai mengiringi mobil Pak Zain yang kian menjauh dari gerbang sekolah. Sekarang waktunya untuk mencari kelas di mana tempat dia untuk belajar. "Ayo Isya kamu pasti bisa menemukan kelasmu!" Isya menyemangati dirinya sendiri.

Perlahan Isya memasuki area Adinata High School. Ia dibuat takjub dengan arsitektur sekolah yang begitu megah bergaya klasik. Dinding tembok sekolah bernuansa cream yang dipadukan dengan kayu. "Wah, ternyata bagus sekali sekolahku!"

Saat Isya memasuki area sekolah, banyak pasang mata yang mengarah padanya. "Wah lihat itu! Isya kembali ke sekolah!" Sepertinya kedatangan Isya menjadi sebuah pemandangan unik di mata para siswa Adinata.

"Benar itu Isya, iyakah?!"

"Dia sudah kembali?"

"Apa dia sudah pulih? Dengar-dengar dia terkena amnesia akibat kecelakaan itu."

"Wah lihat primadona kita sudah kembali rupanya!"

"Cepat sekali dia kembali? Katanya dia ambil cuti sebulan?"

"Entahlah. Mau kembali atau tidak itu urusan dia!"

Satu per satu siswa mulai berkomentar tentang kembalinya Isya dengan pendapat mereka masing-masing. Hingga saat Isya memasuki lorong kelas, mereka masih berbisik-bisik di sekitarnya. Hal itulah yang membuat Isya merasa tidak nyaman.

Di lantai satu, Isya lihat kebanyakan ruang kelas 1, mungkin saja ruang kelas 2 ada di lantai berikutnya. Isya menuju tangga ke lantai dua. Saat sampai di pertengahan tangga ia berpapasan dengan seorang siswi yang tiba-tiba menghadang jalannya. "Hai, Trisya Oliviana!"

Isya sempat tertunduk karena terkejut. Perlahan ia mendongak untuk melihat siswi yang memanggil namanya.

Terpopuler

Comments

Anonymous

Anonymous

keren

2024-07-20

0

Wy Ky

Wy Ky

.

2024-07-07

1

Protocetus

Protocetus

izin promote ya thor bola kok dalam saku

2024-07-06

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!