" Om om, mau jadi ayah Aga ndak. Aga ndak punya ayah. Ibu Aga tantik lho Om."
" Hahaha, anak ini lucu bener."
Seorang bocah kecil tiba-tiba bicara seperti itu kepada pria asing. Wajah polosnya tersebut tidak bisa membuat si pria marah meskipun dia dipinang dadakan oleh bocah itu.
Tapi siapa sangka anak kecil itu datang bersama dengan seseorang yang ia kenal.
" Kamu, ini anakmu?"
" Maaf, kami permisi."
Wanita itu langsung pergi membuat si pria penasaran.
Siapa sebenarnya mereka dan apa yang terjadi? Dan mengapa Aga mengatakan bahwa tidak punya ayah?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IAS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
JAYO 33: Jangan Dipikirin Dulu
Hari berikutnya, Dara memutuskan untuk menjemput Aga sendiri. Padahal Kaivan sudah mengatakan bahwa ia yang akan menjemputnya. Tapi Dara merasa tidak ingin terus-terusan merepotkan Kaivan, maka dari itu ia ingin menjemput Aga alih-alih menggunakan ojek langganan seperti sebelumnya. Dara juga mengatakan bahwa Kaivan tidak perlu lagi menjemput Aga.
"Dara, ngga bisa gini. Aku udah janji kan sama Aga, please Dara jangan gini. Dar, aku udah sayang banget sama Aga, dan kayaknya Aga juga sayang sama aku. Apa kamu tega Dar, apa kamu tega lihat Aga sedih lagi?"
Shaaaah
Membicarakan tentang Aga selalu bisa menyentuh hati terdalam Dara. Wanita itu tampak diam, sekaan pikirannya tengah menerawang jauh. Sungguh Kaivan sama sekali tidak bisa menundanya lagi. Sebenarnya ia ingin mengatakannya nanti jika Dara sudah tenang, namun agaknya tidak bisa. Kaivan harus mengungkapkannya saat ini juga agar Dara tidak selalu berkecil hati dan merasa rendah diri.
" Dara, aku tahu mengapa kamu pergi dan sampai bersikap gini ke aku."
" M-maksudnya?"
Dara terbata, ia menatap ke dalam mata Kaivan dan bermonolog dalam hati bahwa tidak mungkin Kaivan tahu tentang apa yang ia alami dulu. Namun semua kekhawatiran itu terbukti saat Kaivan membuka ponselnya. Pria tu memutar sebuah video, dan entah mengapa semuanya tampak begitu jelas.
Ia tahu keahlian keluarga Abinawa, namun Dara tidak pernah menyangka bahwa Kaivan akan mencarinya hingga sedetail ini.
" Ini kan Dar yang buat kamu pergi ninggalin aku. Kata-kata orang ini kan yang buat kamu menjauhi aku bahkan sampai bilang tidak boleh nyari kamu. Dara, sejak kapan kamu memerhatikan omongan orang. Kamu yang lebih tahu aku, kamu lah yang paling ngerti aku. Apa kamu berpikir bahwa keluarga aku picik sehingga menganggap mu begitu, seperti yang orang dalam video ini katakan?"
Dara menggeleng dengan kuat. Ia merespon demikian karena benar dia lebih tahu siapa Kaivan dan keluarganya dibanding orang itu.
Rupanya semalam Kaivan kembali memeriksa, dan setelah semalam akhirnya dia mendapatkan apa yang ia cari. Tentu saja dirinya sangat geram karena ada orang yang beraninya berbicara buruk tentang Dara sehingga Dara merasa minder. Dan rupanya tidak hanya sekali orang itu berbicara demikian.
Ia merasa bersalah karena tidak memerhatikan hingga detail perihal Dara yang waktu itu bekerja di A-DIS pusat. Ia menganggap tidak akan ada yang berani mengganggu Dara karena wanita itu berada dibawah perlindungan keluarganya. Namun Kaivan salah, ternyata masih ada celah dari orang lain untuk menindas Dara menggunakan kata-kata.
" Jadi Dar, please. Please biarin aja berada di sampingmu dan Aga mulai dari sekarang. Dara, aku tulus, aku tulus ingin jadi Ayah Aga. Aku beneran ingin menjadi Ayahnya. Jika kamu masih belum bisa terima, mari lakukan ini pelan-pelan oke. Aku ingin ngelindungin kamu dan Aga, Dar."
Dara terdiam, dia tidak tahu apa yang harus dikatakan kepada Kaivan. Keberadaan pria itu tentunya membuat banyak perubahan dalam hidupnya. Dari dulu hingga sekarang tentunya. Dimana hal yang lebih penting baginya adalah Aga yang semakin hari semakin bahagia jika berada di dekat Kaivan.
Jika bicara dengan hati, bohong kalua Dara tidak memiliki rasa apapun terhadap Kaivan saat ini. Tapi kegagalannya dengan Davka membuatnya meragu. Meskipun dia tahu bahwa Davka sama sekali tidak bisa dibandingkan dengan Kiavan.
" Baiklah, jangan dipikirin dulu. Untuk saat ini biarin seperti ini. Aku nggak akan memburu-buru mu buat jawab. Hanya saja, bicarakan aku terus berada di sampingmu Dar, hingga kamu menyadari sepenuhnya bahwa aku tulis terhadap kamu dan Aga."
TBC