Mengkisahkan seorang wanita yang bernama Aluna, yang di jodohkan dengan paksa oleh kedua orang tua angkat nya, di jadikan sebagai pertukaran demi kelangsungan perusahaan.
memiliki tubuh yang gemuk membuat ia di ingin kan menjadi istri seorang laki-laki yang hanya berniat menjadikan nya mainan karena di nilai Aluna bisa menjadi mainan yang unik bagi nya, karena bertemu wanita cantik dan seksi bagi nya sudah lah biasa.
Hinaan cacian tak luput Aluna terima, namun ia berusaha ikhlas dan melewati semua dengan senyuman. karena meski ia menangis tak ada yang bisa menyelamatkan dari pernikahan yang sama sekali tak pernah ia inginkan.
Namun seiring berjalan nya pernikahan dan melewati hari bersama, timbullah benih cinta yang Aluna rasakan, hingga membuat nya ingin berubah diri nya lebih cantik dan memiliki tubuh yang bagus untuk laki-laki yang selama ini menghina nya.
Seperti apa Kisah Aluna, Yuk disimak!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shanti_San, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
25 - Cafe Herry
Malam itu.
Herry masuk ke ruangan kerja Rehan, tampak laki-laki itu sedang duduk melamun di depan layar laptop nya yang tampak menyala. Rehan tampak melamun hingga tak menyadari kehadiran Herry di hadapan nya.
"Hm." Deheman Herry membuat Rehan seketika tersadar.
"Sibuk kerja apa sibuk melamun kak?." Tanya Herry. Rehan tersenyum tipis.
"Ada apa?."Tanya Rehan.
"Besok aku ingin mengajak Kakak ipar ke tempat kerja ku, aku datang untuk meminta izin pada kakak." Kata Herry.
Rehan menatap Herry sebelum ia mengangguk menyetujui.
"Tidak masalah kan?, dia tampak bosan disana." Kata Herry lagi.
"Iya, jangan biarkan dia membuat masalah di luar sana." Kata Rehan mengingatkan.
Herry tersenyum dan mengangguk, Herry lalu pamit untuk keluar dari ruangan itu, Rehan menatap adiknya keluar dari ruangan nya, lalu kembali mengingat Aluna.
"Orang macam apa dia, untuk apa aku memikirkan dia." Batin Rehan.
Sejak tadi ia mengingat Aluna, mempertimbangkan untuk membawa Aluna kembali, namun setelah Herry datang meminta izin membawa Aluna jalan, ia pun mengurungkan niat nya, lekas berdiri untuk menuju ke kamar nya beristirahat.
•••
Keesokan hari nya.
Aluna yang mendapatkan kabar kalau Ia di izin kan keluar pun bersiap untuk menunggu Herry datang menjemput nya.
Saat Herry datang, Aluna pun pamit pada Bi Ani untuk berangkat.
"Sudah siap?." Tanya Herry saat Aluna masuk ke mobil.
"Iya, sudah." Jawab Aluna tersenyum antusias.
Tidak banyak yang di obrolkan kedua nya di dalam mobil, hingga mobil Herry sampai di sebuah Cafe yang tampak Besar dan ramai.
"Ini tempat kerja mu?."Tanya Aluna.
"Iya, Ayo turun." Balas Herry.
Aluna pun turun dari mobil dan tampak beberapa karyawan menyapa Herry dengan anggukan. Herry lalu memakai Apron/celemek di badan nya. Aluna tampak mengamati nya.
"Kau mau pakai?."Tanya Herry
Aluna pun segera mengangguk, lalu Herry mengambilkan celemek untuk Aluna dan memakaikan pada wanita itu.
Mendapatkan perhatian kecil ini, Aluna menelan Saliva nya, sementara beberapa mata karyawan itu melihat Herry memperlakukan begitu manis wanita yang tidak pernah mereka lihat sebelum nya. membuat mereka bertanya-tanya siapa wanita itu.
"Terima kasih." Kata Aluna. Herry tersenyum mengangguk.
"Ini bukan tempat kerja mu, tapi punya mu kan?, mereka tampak sangat menghormati mu." Tanya Aluna di tengah kesibukan Herry yang sedang membuat minuman.
"Iya, tapi bagi ku mereka itu teman." Balas Herry.
"Biar aku saja yang antar." Kata Aluna saat Herry selesai membuat minuman pesanan pelanggan.
"Baiklah, meja 14." Kata Herry, Aluna mengangguk.
Aluna pun mengantar minuman ke meja 14 yang berisikan wanita-wanita cantik dan beberapa pria yang tampak elegant.
"Permisi, ini minuman nya." kata Aluna dengan sopan. namun karena tidak hati-hati, gelas air sedikit tumpah di atas meja.
"Pegawai baru ya?." Tanya seorang wanita.
"Aku pikir, hanya wanita cantik dan berbody cantik saja yang bekerja disini, ternyata yang seperti ini juga ada." Timbal lain nya sebelum Aluna menjawab pertanyaan sebelum nya. Aluna pun hanya membalas dengan senyuman.
"Kau harus banyak olahraga agar tidak terlalu menyempitkan tempat ini." Kata Seorang laki-laki.
Semua di meja itu tampak tertawa mengejek Aluna.
Rehan yang baru turun dari mobil bersama klain nya memasuki cafe dari jauh melihat Aluna, Aluna pun tampak melihat kedatangan suami nya, bermaksud tersenyum untuk menyapa nya, dan berharap suami nya bisa menutup mulut orang-orang yang kini sedang menghina nya. namun Rehan malah menuntun klain nya ke ruangan khusus yang seperti nya sudah biasa menjadi tempat pertemuan mereka. Aluna hanya tersenyum dan menggenggam tangan nya pada Nampan yang ada dalam genggaman nya dengan kuat karena di cuekin Rehan.
Herry yang melihat Aluna tampak di ejek pun menghampiri Aluna. "Permisi, apa ada masalah?." Tanya Herry.
"Bos, kau harus lebih selektif dalam memilih karyawan. lihat, dia bahkan tak bisa menaruh gelas dengan baik." Kata seorang wanita sembari menatap Aluna dengan sinis.
"Terima kasih saran nya, tapi bukan berarti kalian boleh merendahkan nya dan menghina tubuh nya." Kata Rehan dengan
tegas, dengan tatapan dingin.
"Tidak senang?, kalau tidak senang, kami akan pindah cafe." Kata seorang laki-laki.
"Eh, jangan-jangan, saya minta maaf, ini kesalahan saya, saya minta maaf." Kata aluna yang tak ingin Herry kehilangan pelanggan karena diri nya.
Herry membuang nafas berat melihat Aluna. "Silakan saja kalau ingin pergi." Kata Herry membuat Aluna terkejut.
"Belagu banget."
"Sudah, ayo kita pergi."
"Masih banyak tempat nongkrong yang lebih baik dari sini."
Orang-orang itu pergi dengan kesal meninggalkan cafe Herry. Aluna menatap Herry dengan perasaan bersalah dan tidak enak. namun laki-laki itu pergi kembali ke meja nya untuk membuat minuman.
"Herry, Maaf soal tadi, karena aku, kau kehilangan pelanggan." Kata Aluna menghampiri laki-laki itu.
"Asal kau baik-baik saja kakak ipar, atau aku akan di marah oleh kakak, lagian aku tak butuh pelanggan seperti itu." Kata Herry tersenyum.
"Dia bahkan tak memperdulikan ku." Batin Aluna memikirkan Rehan yang mencueki nya, ia lalu melihat ruangan yang masih terjangkau di mata nya, dimana suami nya tadi masuk ke dalam bersama Klain nya.
ya ampuunnn