🏆 Novel Spektakuler 🏆
Kisah Soraya sungguh menyedihkan sekali karena dia harus mengalami kematian yang memilukan akibat kesalahan yang dia perbuat.
Tidak mempercayai cinta Samuel, suaminya yang menyebabkan suami yang sangat mencintainya itu mati karena telah menyelamatkan hidupnya.
Sayangnya, dia turut mati bersama Samuel setelah tragedi ledakan hebat itu terjadi pada mereka berdua.
Soraya terlahir kembali diwaktu sebelum peristiwa naas itu terjadi, dia kembali ke masa dia akan menemui Kevin, teman laki-lakinya yang memanfaatkan dirinya.
Dan dia juga harus berhadapan dengan para gangster lorong kucing yang menyekap Samuel dikelahirannya kembali.
Apakah semua kejadian saling berkaitan yang menyebabkan kematiannya dengan Samuel ?
Bagaimana kisah takdir cinta mereka berdua ?
Dapatkah Soraya menemukan kebenaran ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reny Rizky Aryati, SE., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21 Mulai Dari Hari Ini
Soraya memutuskan mengubah gaya hidupnya dari gadis manja yang malas berolahraga menjadi gadis gemar sehat.
Itu semua demi mendapatkan tubuh ideal dan lebih bugar lagi dari sebelumnya.
Jika dipikirkan kalau ucapan Kevin ada benarnya, supaya dia lebih memperhatikan bentuk tubuhnya, merawatnya agar terlihat lebih indah dipandang oleh Samuel.
"Aku akan membuktikan kalau aku bisa mengubah tubuhku yang gemuk ini menjadi ramping, enak dilihat", kata Soraya penuh semangat.
Soraya berniat pergi kerumah sakit dengan berjalan kaki saja.
Tampak Soraya bersiap-siap melakukan niatnya itu sembari mengenakan pakaian training olahraga serta sepatu khusus yang biasa dikenakan untuk lari.
Sret... ! Ditariknya resleting trainingnya sembari memakai topi, tak lupa dia juga melakukan perenggangan sebelum beraktivitas jalan pagi.
"Jarak rumah sakit dari sini lumayan jauh, cukup sebagai awal buat berolahraga", ucap Soraya.
Soraya melirik cepat kearah jam dipergelangan tangannya sebelum dia pergi.
Hari ini dia memutuskan tidak sarapan pagi terlebih dahulu melainkan hanya mengkonsumsi jus buah yang dibuat oleh Linda, sengaja Soraya meminta pada Linda untuk membuatkannya segelas jus diawal pagi ini.
Linda berjalan kembali keruang makan lalu berdiri disamping Soraya duduk.
"Apa anda ingin saya membuatkan sarapan pagi, seperti roti isi sayuran atau sekedar telor mata sapi dengan kentang rebus ?" tanya Linda menawarkan diri.
"Tidak..., aku akan makan setelah sampai dirumah sakit karena aku ingin makan bersama Samuel", sahut Soraya yang menghabiskan jus buah segarnya dengan nikmat.
"Apa nyonya berencana membawa makanan dari rumah atau membelinya ?" tanya Linda.
"Mungkin aku akan membeli makanan disana atau memesannya lewat online, kurasa waktuku tidak cukup jika harus menunggu buat sarapan pagi", sahut Soraya.
Soraya melirik kembali kearah jam ditangannya, memastikan jam berapa sekarang ini.
"Sudah jam 5.15, sebaiknya aku segera berangkat, kau tahu jika jarak kerumah sakit dari sini lumayan jauh", kata Soraya terburu-buru berdiri dari kursi makan.
"Biar saya meminta pada sopir untuk menyiapkan mobil untuk anda, nyonya", sahut Linda.
"Tidak ! Tidak ! Tidak !" ucap Soraya sambil menggeleng cepat. "Aku akan berjalan kaki mulai dari sekarang, Linda", sambungnya.
Linda tertegun diam setelah mendengarkan ucapan Soraya yang berniat pergi dengan hanya berjalan kaki kerumah sakit.
Rasanya itu semua seperti mimpi disiang bolong bagi Linda jika mendengar alasan nyonyanya karena dia tidak pernah mendengar bahwa Soraya, majikannya itu berniat berolahraga.
Selama ini, Linda hanya tahu kalau Soraya lebih gemar makan, bersenang-senang, tidur atau pesta tanpa pernah melihat nyonya besarnya itu melakukan aktivitas kebugaran. Bahkan kebiasaan Soraya tidaklah sehat, seperti pulang malam, keluyuran tak kenal waktu dan jarang menghabiskan waktu bersama tuan Samuel padahal laki-laki itu suaminya.
Mungkinkah wahyu Tuhan telah turun dari langit kerumah ini, pikir Linda hampir tak percaya dengan perubahan tingkah laku Soraya yang benar-benar berubah drastis, 180 derajat dari sebelumnya.
"Tapi..., nyonya..., jarak rumah sakit sangat jauh sekali...", ucap Linda ragu-ragu dengan niat Soraya.
"Ya, ya, ya, aku tahu itu...", kata Soraya sambil mengangguk cepat.
"Apa tidak sebaiknya anda membawa bekal dari rumah, mungkin minuman atau camilan ?!" ucap Linda sembari melirik hati-hati kearah Soraya.
"Tidak usah, akan merepotkan jika harus membawa bekal saat berolahraga", sahut Soraya.
"Umm..., tapi... Apa nyonya yakin untuk berjalan kaki kerumah sakit dengan waktu singkat ?'' kata Linda.
"Masih ada banyak waktu untuk sampai kesana, tenang saja, aku pasti sampai dengan cepat kesana", sahut Soraya lalu berjalan kearah luar ruangan makan.
Linda mengikutinya dari samping sembari memperhatikan Soraya.
"Sebaiknya saran saya, anda lewat jalan simpang akan mempercepat waktu nyonya untuk sampai dirumah sakit", kata Linda.
"Apa kau memiliki rute tercepat untuk tiba dirumah sakit ?" tanya Soraya.
"Iya, saya mempunyai rute jalan tersingkat kerumah sakit, jalannya juga nyaman untuk dilewati dengan berjalan kaki, jika nyonya kelelahan, anda bisa langsung naik kendaraan umum yang lewat nanti", kata Linda.
Linda mengeluarkan ponsel miliknya dari dalam saku bajunya lalu mengarahkannya kepada Soraya.
"Silahkan anda memindai rute jalan melalui aplikasi ponsel", lanjut Linda.
"Oh, baik", sahut Soraya kemudian mengeluarkan ponsel miliknya dari dalam saku trainingnya lalu mendekatkannya pada ponsel Linda.
"Semoga perjalanan anda menyenangkan, nyonya", ucap Linda seraya tersenyum manis.
"Terimakasih", sahut Soraya.
Soraya berjalan memutar kearah meja konsul berwarna putih yang ada didekat pintu masuk rumah, berhenti sejenak disana lalu mengambil senjata apinya berupa dua pistol yang terletak diatas meja.
"Tidak baik membiarkan waktu berlalu sia-sia, sebaiknya aku segera pergi sekarang sebelum kesiangan sampai dirumah sakit", ucap Soraya.
"Saya rasa itu saran terbaik, nyonya", kata Linda.
Linda berjalan mendekat kearah pintu rumah lalu membukanya cepat.
"Pastinya tuan Samuel telah menunggu kedatangan anda disana", kata Linda.
"Hari ini rencananya aku hendak menemani Samuel untuk foto rontgen, masih ada waktu sekitar satu jam untuk sampai disana", sambung Soraya.
Soraya menyelipkan dua senjata apinya ke balik jaket trainingnya sewaktu dia berdiri didekat meja.
"Berhati-hatilah menjaga diri anda, salamku pada tuan Samuel, semoga sehat selalu !" kata Linda menimpali ucapan Soraya.
"Terimakasih, akan kusampaikan salammu pada Samuel", ucap Soraya lalu berdiri menghadap kearah Linda yang ada didekat pintu masuk.
"Semoga semua keadaan selekasnya menjadi baik-baik saja, nyonya", ucap Linda sembari menggenggam kedua tangan Soraya erat-erat.
Linda menatap serius wajah Soraya yang berada dihadapannya, terlihat jelas jika dia sangat mencemaskan majikannya itu.
"Ya, semoga saja semua cepat normal", sahut Soraya.
Soraya menanggapi kekhawatiran Linda dengan anggukkan kepala cepat seraya tersenyum padanya.
"Aku pergi dulu, Linda", pamit Soraya.
"Hati-hati, nyonya Soraya", sahut Linda.
"Ya...", ucap Soraya sembari tertawa kecil.
Linda membalas dengan lambaian tangan ketika dia melihat Soraya turun.
Terlihat Soraya berlari kecil saat menuruni tangga didepan beranda rumah lalu mempercepat gerak kakinya menuju halaman rumah sewaktu dia akan meninggalkan area rumah.
Tap... Tap... Tap..., terdengar suara langkah kaki Soraya saat dia berlari pergi.
Linda hanya berdiri sambil memandangi Soraya yang telah berlalu dari hadapannya.
Ekspresi Linda sangat cemas saat melihat kepergian Soraya dari rumah yang tak biasa, biasanya nyonyanya itu enggan pergi tanpa mengendarai kendaraan pribadi jika keluar rumah bahkan Soraya akan sangat kesal jika sopir terlambat mempersiapkan mobil untuknya, perubahan Soraya justru membuat beban pikiran Linda meski sebenarnya dia sangat senang jika melihat Soraya berubah menjadi lebih baik.
Linda menutup pintu rumah megah yang menjadi tempat tinggal Soraya beserta Samuel setelah nyonya besarnya itu telah pergi.
Suasana dirumah tinggal Soraya sangat tenang bahkan terasa nyaman sekali untuk ditinggali.
Dihiasi oleh iringan kicau burung dipagi hari yang membuat teduh tempat tinggal tersebut.
Setiap sudut halaman rumah ditanami oleh tanaman bunga mawar merah serta pepohonan hijau yang menyejukkan mata bagi setiap orang yang melihatnya.
Udara sejuk dipagi hari semakin menambah suasana ditempat tinggal milik Soraya dan Samuel yang terasa sangat nyaman.
Desir angin disetiap ranting-ranting pohon yang meniupkan dedaunan membuat pemandangan halaman rumah semakin berbeda, tak hanya nyaman melainkan sangat damai meski berlama-lama diluar rumah.
Rumah gaya modern itu tampak sangat megah, memiliki halaman luar yang lumayan luas dengan pemandangan disekitarnya yang asri semakin menambah indah rumah tersebut.