Nadia Pramesti, seorang arsitek muda berbakat, mendapatkan kesempatan kedua dalam hidup setelah sebuah kecelakaan tragis membawanya kembali ke masa lalu, tepat sebelum hidupnya hancur karena kepercayaan yang salah dan pengkhianatan —akibat kelicikan dan manipulasi Dinda Arumi, sahabat masa kecil yang berubah menjadi musuh terbesarnya, dan Aldo, mantan kekasih yang mengkhianati kepercayaannya.
Di kehidupannya yang baru, Nadia bertekad untuk memperbaiki kesalahan masa lalu dan menghindari perangkap yang sebelumnya menghancurkannya. Namun, Dinda, yang selalu merasa tersaingi oleh Nadia, kembali hadir dengan intrik-intrik yang lebih kejam, berusaha tidak hanya menghancurkan karier Nadia tetapi juga merenggut satu-satunya pria yang pernah benar-benar dicintainya, Raka Wijaya.
Nadia tidak hanya berhadapan dengan musuh eksternal, tetapi juga harus melawan rasa tidak percaya diri, trauma masa lalu, dan tantangan yang terus meningkat.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon El Nurcahyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menggali Kembali Petunjuk yang Hilang
Bab32
Nadia yang memantau dari jarak jauh terus memberikan arahan. “Kalian harus keluar dari sana sekarang! Ini jebakan ganda!”
Raka dan Bayu akhirnya memutuskan untuk mundur setelah menyadari bahwa mereka sudah kehabisan opsi. Mereka melarikan diri dari gudang sebelum ledakan terjadi, menghancurkan semua bukti yang ada di dalamnya. Gudang itu hancur lebur, dan informasi palsu yang mereka siapkan lenyap bersama reruntuhan.
Di luar lokasi, mereka bertemu kembali dengan Nadia yang sudah menunggu di titik aman. Raka menghela napas panjang. “Kita gagal. Kasper memang lebih licin dari yang kita bayangkan.”
Bayu tampak frustrasi, namun tetap tenang. “Dia mungkin tahu kita mencoba memancingnya. Tapi paling tidak, kita sekarang tahu satu hal—dia selalu selangkah di depan.”
Keheningan penuh ketegangan. Meski rencana mereka gagal, Raka, Bayu, dan Nadia tahu bahwa ini belum berakhir. Perburuan mereka terhadap Kasper semakin intens, dan mereka bertekad untuk menemukan kelemahan yang bisa mereka manfaatkan. Sementara itu, Kasper terus bergerak di balik bayang-bayang, menyusun langkah-langkah berikutnya yang bisa membawa kehancuran lebih besar jika tidak dihentikan tepat waktu.
###
Setelah kegagalan operasi jebakan di gudang, Raka, Bayu, dan Nadia kembali ke markas mereka dengan perasaan campur aduk. Meski mereka berhasil lolos tanpa luka serius, Kasper lagi-lagi menunjukkan kemampuannya untuk mengantisipasi setiap langkah mereka. Namun, kegagalan ini justru memberi mereka tekad lebih besar untuk melawan balik.
Nadia memeriksa ulang semua data dan petunjuk yang mereka miliki. “Kita perlu strategi yang lebih dalam. Mungkin ada detail yang kita lewatkan dari semua informasi sebelumnya,” katanya sambil menelusuri file-file digital dan catatan di mejanya.
Bayu menatap peta di dinding, yang penuh dengan pin dan garis-garis yang menunjukkan pergerakan Kasper serta jaringan kriminalnya. “Kita sudah memetakan semua rutenya, tempat persembunyiannya, bahkan kontak-kontaknya. Tapi tetap saja, dia selalu tahu bagaimana memutar keadaan.”
Raka, yang sejak tadi terdiam, tiba-tiba teringat sesuatu. “Bagaimana kalau kita berhenti mengejar Kasper dan mulai mencari orang-orang yang justru menghindar darinya?”
“Orang-orang yang takut padanya?” tanya Nadia, tertarik dengan ide tersebut.
“Benar. Semua orang fokus pada Kasper sebagai ancaman utama, tapi ada orang-orang di dalam jaringan bawah tanah yang mungkin tahu lebih banyak daripada yang kita kira. Mereka mungkin tidak terlibat langsung dalam operasi kriminalnya, tapi cukup dekat untuk tahu rencana-rencananya. Kita harus menemukan seseorang yang punya dendam pada Kasper, atau yang takut padanya namun cukup nekat untuk memberikan informasi.”
Bayu menyeringai. “Jadi kita mencari kelemahan Kasper di antara orang-orangnya sendiri? Itu bisa jadi cara yang jitu. Orang yang merasa terancam biasanya lebih mudah untuk diajak bicara—asal kita tahu cara mendekati mereka.”
Nadia segera mulai mengumpulkan data tentang orang-orang yang pernah terlibat dengan Kasper tetapi kini menghilang dari peredaran. Beberapa nama muncul dalam pencariannya: seorang mantan kaki tangan yang kabarnya melarikan diri setelah terjadi perselisihan, seorang pengusaha kecil yang hampir bangkrut karena perjanjian curang dengan jaringan Kasper, dan seorang mantan informan yang dikenal pernah membocorkan informasi vital.
“Ini dia,” kata Nadia sambil menunjuk salah satu nama. “Farhan. Mantan broker informasi yang dulu bekerja untuk Kasper sebelum tiba-tiba menghilang dari radar. Aku yakin dia tahu sesuatu yang bisa membantu kita.”
Raka segera menyusun rencana untuk menemui Farhan. Namun, mereka tahu bahwa pria ini pasti bersembunyi dengan sangat hati-hati. “Dia akan sulit ditemukan, apalagi kalau dia tahu kita berhubungan dengan Kasper. Kita harus sangat berhati-hati saat mendekatinya,” Raka memperingatkan.
Setelah melakukan penelitian mendalam dan menyusun strategi, mereka berhasil menemukan lokasi Farhan di sebuah kota kecil di pinggiran. Raka dan Bayu memutuskan untuk menyamar sebagai pedagang barang antik agar tidak menarik perhatian. Mereka mengatur pertemuan dengan Farhan di sebuah kafe tua yang sepi.
Ketika mereka bertemu, Farhan tampak gelisah. Wajahnya penuh dengan ketakutan, dan dia terus-menerus melihat sekeliling seakan-akan mengharapkan seseorang akan menyerangnya kapan saja. “Aku tidak tahu apa-apa lagi tentang Kasper. Aku sudah keluar dari semua urusannya. Kalian salah orang,” katanya dengan nada defensif.
Namun, Bayu yang tenang mencoba mendekatinya dengan cara berbeda. “Kita tidak di sini untuk mengancam atau memaksamu, Farhan. Kita hanya ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi. Kasper adalah ancaman bagi banyak orang, termasuk orang-orang seperti kamu yang pernah bekerja untuknya. Kalau kita bisa menghentikannya, bukankah itu juga akan melindungi kamu?”
Farhan tampak ragu, tapi kemudian dia memutuskan untuk membuka sedikit informasi. “Kalian tidak tahu betapa berbahayanya orang itu. Dia selalu punya rencana cadangan. Setiap orang yang mencoba melawannya, entah berakhir mati atau hidup dalam ketakutan seperti aku.”
“Kami di sini untuk mengubah itu,” kata Raka meyakinkan. “Beri kami petunjuk, sekecil apa pun, dan kami akan melakukan sisanya.”
Setelah terdiam beberapa saat, Farhan akhirnya memberikan informasi penting. Dia menyebutkan bahwa Kasper sering berkomunikasi melalui seorang perantara yang sangat dipercaya dan tidak pernah terlihat di depan umum. Perantara ini adalah sosok misterius yang dikenal sebagai “Bayangan”. Jika mereka bisa menemukan siapa “Bayangan” ini, mereka mungkin bisa melacak Kasper dengan lebih efektif.
“Bayangan ini orang yang sangat hati-hati. Tidak ada yang tahu wajah aslinya, tapi dia selalu muncul saat ada transaksi besar. Jika kalian bisa menemukan jejaknya, mungkin kalian bisa menemukan Kasper,” ungkap Farhan.
Setelah mendengar ini, Raka, Bayu, dan Nadia menyadari bahwa mereka harus memulai pencarian baru yang lebih rumit—menemukan identitas “Bayangan” sebelum Kasper melakukan gerakan besar berikutnya.
Muncul harapan baru dan arah yang lebih jelas. Meskipun ancaman Kasper masih sangat nyata, mereka kini memiliki petunjuk penting untuk mengungkap jaringan tersembunyi yang menjadi sumber kekuatannya. Pertanyaannya adalah: apakah mereka akan cukup cepat sebelum Kasper menyadari bahwa mereka semakin mendekat?
###
Setelah mendapatkan informasi dari Farhan, Raka, Bayu, dan Nadia mulai menyusun rencana untuk menemukan sosok “Bayangan” yang menjadi perantara utama Kasper. Mereka sadar bahwa menemukan seseorang yang begitu misterius dan tersembunyi membutuhkan pendekatan berbeda. Kali ini, mereka memutuskan untuk fokus pada jaringan bawah tanah yang mungkin tahu lebih banyak tentang keberadaan “Bayangan”.
Di apartemennya, Nadia sibuk dengan laptop dan berbagai alat canggih untuk melacak jejak digital dari orang-orang yang pernah berhubungan dengan “Bayangan”. “Orang ini sangat pintar. Jejak digitalnya hampir nihil, tapi aku akan mencari celah,” katanya dengan penuh semangat.
Sementara itu, Raka dan Bayu menemui beberapa informan di kota yang terkenal memiliki akses ke jaringan kriminal. Mereka mengunjungi bar-bar kecil, kafe gelap, dan tempat-tempat pertemuan rahasia di pinggiran kota, berharap ada seseorang yang mau berbicara. Namun, nama “Bayangan” ternyata sangat ditakuti sehingga tak seorang pun berani menyebutkannya dengan jelas.
Di salah satu bar tua yang remang-remang, mereka bertemu dengan seorang pria bernama Rendy, yang dikenal sebagai sumber informasi di kalangan kriminal. Setelah mendapat imbalan yang cukup besar, Rendy akhirnya mau membuka mulut.
“Kalian mencari masalah besar. ‘Bayangan’ bukan orang biasa. Dia punya akses ke orang-orang penting dan dilindungi dengan sangat ketat. Kalau kalian ingin menemukan dia, mungkin ada satu tempat yang bisa kalian coba—klub malam di bagian barat kota. Tempat itu sering jadi ajang transaksi, dan kadang-kadang ‘Bayangan’ terlihat di sana, meski hanya sesaat.”
Bersambung...