Trauma masih saja datang menghampirinya, bahkan ini sudah 7 tahun yang lalu Sihyun masih belum bisa melupakan kejadian mengerikan yang terjadi pada dirinya saat itu.
Sesekali dia ingin melakukan cara untuk balas dendam namun tak tahu cara memulainya. ketika suatu hari dia mengetahui bahwa bos di perusahaannya adalah suami temannya. Terlintas dalam pikiran Sihyun untuk melakukan balas dendam lewat suami temannya.
Bagaimana kisahnya....?
Simak saja langsung.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NurmaMuezzaKhan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 6. Jiyun
Selain itu, tepatnya di tempat lain yaitu di Australia. Sekarang disana sedang memasuki musim panas, orang-orang banyak menyempatkan waktu di rumah saja.
Cekrek.. Cekrek..
"Nah, ini pose yang bagus nona Jiyun. Anda memang sangat profesional."
"Oh ya..? Tentu saja, aku harus melakukannya dengan benar untuk hasil yang memuaskan." Ucapnya dengan bangga.
Jiyun sedang melakukan pemotretan untuk syuting film terbarunya. Jiyun termasuk salah satu aktris paling populer di negara Korea, dia melakukan syuting di Australia selama 6 bulan. Bukan hanya itu, Jiyun juga jadi bisa leluasa untuk bertemu dengan suaminya yaitu Taejun karena suaminya termasuk sponsor paling besar dalam fim terbarunya.
"Apa pemotretanku sudah selesai?" Tanyanya.
"Sudah, nona. Silahkan.. Anda bisa beristirahat." Jawabnya.
Jiyun melangkahkan kakinya untuk masuk ke ruangannya, kemudian dia juga mengambil ponselnya yang ada di dalam tas dan berniat untuk menelepon sang suami.
"Manajer Song, tolong panggilkan penata rias untuk membenarkan rambutku kembali, aku tidak suka sesuatu yang ribet."
"Baik, apa mau sekalian aku pesankan kopi?" Tanyanya sebelum pergi.
"Hm.. Aku mau es americano."
Setelah itu, manajernya pergi untuk memanggil penata rias dan juga membeli kopi sesuai pesanan Jiyun. Jiyun nampak sedang duduk santai sambil mengotak-atik ponselnya.
"Aku telepon Taejun dulu. Huhuuuun aku merindukannya." Memanggil Taejun lewat sambungan telepon.
Tuuuuuuut.. Tuuuuuuut...
"Ck, kenapa dia tak mengangkat teleponku?" Ucapnya kesal dan mencoba menelepon Taejun kembali.
Dan benar saja, sudah 7 kali Jiyun memanggil Taejun, tetap saja suaminya tak mengangkat teleponnya.
Jiyun beralih untuk mengirim pesan, dia bahkan bukan mengirim 1 pesan, melainkan lebih dari 20 pesan yang dia kirim pada Taejun.
"Astaga!! Dia kemana sih, biasanya sesibuk apapun, dia selalu mengangkat teleponku."
Tuk.
Dengan kesal Jiyun melempar ponselnya ke atas meja rias, tidak biasanya Taejun mengabaikan panggilannya bahkan sampai lebih dari 20 pesan pun Taejun tak membacanya.
"Aku harus tanyakan pada sekretaris Kang." Jiyun mengambil kempali ponselnya dan beralih menelepon sekretaris suaminya.
[....]
"Ah, akhirnya kau langsung angkat juga. Dimana suamiku? Kenapa dia tak mengangkat teleponku? Bahkan pesanku tidak di baca sama sekali." Ucap Jiyun lewat sambungan telepon dengan panjang lebar.
[....]
"Ya, tolong sampaikan bahwa aku menunggunya." Setelah mengucapkan kata panjang lebar, Jiyun pun langsung mematikan teleponnya.
"Haish.. Membuatku kesal saja." Gumamnya.
*****
Di tempat lain.
Pada pukul 17:00 sore. Sebagian pegawai ada yang sudah pulang dan ada juga yang lembur. Sihyun termasuk pegawai yang selalu lembur, dia bahkan selalu di panggil monster rajin oleh para karyawannya.
"Bu manajer, kami pulang duluan ya.." Ucap para pegawai.
"Ya, kalian hati-hati di jalan." Jawab Sihyun sambil fokus ke komputer miliknya.
Tak terasa, waktu sudah menunjukan pukul 19:00 malam. Sihyun masih lembur sendirian di di saat semua orang sudah pulang.
"Huft.. Akhirnya selesai juga.." Ucapnya dengan ekspresi lelah.
Entah kenapa Sihyun jadi teringat adegan dimana dirinya terjatuh di pangkuan Taejun, dia teringat saat dimana mata mereka saling bertemu.
"Apa pria sepertinya bisa masuk ke dalam genggamanku?" Gumamnya sambil memikirkan cara.
Prang!
Sihyun terkejut mendengar suatu benda yang terjatuh dari ruang pantry. Pasalnya hanya dia pegawai yang lembur, tidak ada orang lain lagi.
Glek.
Saat itu juga Sihyun beranjak dari duduknya dan mencoba memberanikan diri untuk mendekat ke arah suaran tersebut.
"Apa aku tidak tahu kalau masih ada orang lain yang sedang lembur juga...? Tidak mungkin, aku yakin semua pegawai sudah pulang kecuali aku." Gumamnya sambil berjalan mengendap-endap.
Sambil berjaga-jaga, Sihyun membawa gunting dari dalam nakas dan dia pegang sambil berjalan mendekat.
Ceklek.
Pintu pantry pun langsung Sihyun buka, dia langsung mencari saklar untuk menyalakan lampu ruangan.
"Siapa disana?" Pekik Sihyun sambil memegang erat gunting yang ada di tangannya.
"Shhhtt.."
Sihyun langsung mematung saat mendengar suara seseorang. 'Kenapa suaranya seperti meringis, apa dia seorang maling yang mengendap-endap di pantry?' Batinnya bertanya-tanya.
"Hei, siapa kau-Kyaaaaa--
Belum sempat Sihyun menyelesaikan ucapannya, dia pun terjatuh karena tak sengaja menginjak seseorang.
Brukh!
"Ughhhhh.. Adik kecilku tertindih!!"
