NovelToon NovelToon
My Cold Bodyguard

My Cold Bodyguard

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Cinta Terlarang / Crazy Rich/Konglomerat / Beda Usia / Cinta Seiring Waktu / Identitas Tersembunyi
Popularitas:3.9k
Nilai: 5
Nama Author: fasyhamor

KESHI SANCHEZ tidak pernah tahu apa pekerjaan yang ayahnya lakukan. Sejak kecil hidupnya sudah bergelimang harta sampai waktunya di mana ia mendapatkan kehidupan yang buruk. Tiba-tiba saja sang ayah menyuruhnya untuk tinggal di sebuah rumah kecil yang di sekelilingnya di tumbuhi hutan belukar dengan hanya satu orang bodyguard saja yang menjaganya.

Pria yang menjadi bodyguardnya bernama LUCA LUCIANO, dan Keshi seperti merasa familiar dengan pria itu, seperti pernah bertemu tetapi ia tidak ingat apa pun.

Jadi siapakah pria itu?

Apakah Keshi akan bisa bertahan hidup berduaan saja bersama Luca di rumah kecil tersebut?

***

“Kamu menyakitiku, Luca! Pergi! Aku membencimu!” Keshi berteriak nyaring sambil terus berlari memasuki sebuah hutan yang terlihat menyeramkan.

“Maafkan aku. Tolong jangan tinggalkan aku.” Luca terus mengejar gadis itu sampai dapat, tidak akan pernah melepaskan Keshi.

Hai, ini karya pertamaku. Semoga kalian suka dan jangan lupa untuk selalu tinggalkan jejak🥰

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fasyhamor, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Jangan Jatuh Cinta

Di suatu tempat yang lain.

“Sir Sanchez.”

Seorang penjaga dengan setelan jas hitam menyapa Rio saat melihat pria paruh baya itu memasuki ruang bawah tanah yang ada di mansion milik Dante.

Penjaga itu memiliki bekas luka memanjang di satu matanya.

Rio mengangguk mendengar panggilan itu, kakinya melangkah tegas menuju sebuah jeruji besi dengan ruangan tanpa jendela yang mengakibatkan ruangan tersebut menjadi temaram.

“Apa ini orang yang melakukan penembakan saat putriku ada di luar rumah?” Rio bertanya saat kakinya sudah masuk ke dalam ruangan itu.

Dua orang pria dengan kepala plontos sedang duduk di atas kursi kayu, kedua tangan dan kakinya terikat kencang oleh tali berbahan kasar. Ketika mendengar suara pria lain memasuki ruangan itu, kedua pria plontos itu mendongak.

“Bukan mereka dalang yang menembak mobil putrimu, paman. Tetapi dua orang ini berteman dengan dalang itu.” Dante ikut masuk, kedua tangannya berada di saku celana. Pria itu menyeringai selayaknya iblis saat melihat dua orang yang terikat itu menunjukkan kondisi yang mengenaskan.

Rio mengeluarkan sebatang rokok dari bungkusannya lalu menyalakannya dengan pematiknya. Rio mengisap dalam-dalam rokok itu sambil kedua matanya menatap tajam pada dua musuh di hadapannya.

“Katakan siapa boss kalian.” Rio melempar pertanyaan.

Dua orang berkepala plontos itu berdecih sinis melihat sikap sok arogan pria tua di hadapannya. Karena sikap kurang ajar dua orang itu, membuat Rio melayangkan pukulan kearah pelipis dari salah satu mereka.

“Kalian sudah kalah saat ini, tetapi masih ingin bersikap sok kuat?” ejek Rio.

“Apa yang kamu harapkan? Kami tidak akan mengatakan apa pun pada kalian.” salah satu dari pria itu mengatakan dengan nada tajam, sebut saja ‘musuh A’ karena Dante sudah bertanya namanya, tetapi mereka tidak menjawab.

Rio mendengkus, ia menyeringai sambil memutar-mutar batang rokok di antara bibirnya.

“Oh ya?” Rio menoleh pada Dante. “Nak, sepertinya kamu kurang menyakiti mereka. Maka itu mereka masih bisa sok kuat seperti ini.”

Dante ikut menyeringai, kepalanya menoleh pada anak buahnya yang memegang sebuah tongkat bisbol. “Haruskah kita menyakiti mereka dengan lebih kejam lagi sampai mereka mau mengatakannya?”

Rio mengangguk, ia mengembuskan asap rokoknya tepat di atas kepala dua musuh berkepala plontos itu. “Lakukan saja.”

...\~\~\~...

Selesai menaiki kuda, Keshi mengajak Luca untuk kembali ke parkiran belakang.

“Luc!” Rick berjalan cepat mendekati keduanya.

Luca dan Keshi mendongak serentak dengan tatapan bingung saat melihat Rick datang seraya berjalan cepat.

“Ada apa?”

“Kamu kemana saja sedari tadi?” Rick mengatur pernapasannya, keringat membasahi wajahnya. ”selamat siang, Nona Keshi.” Rick tersadar saat melihat majikannya lalu menyapa gadis itu.

“Ada apa?” Luca bertanya lagi.

“Itu….latihan.” Rick mengucapkannya dengan terbata-bata. Bingung harus merangkai kata bagaimana untuk mengatakannya pada Luca di saat ada Keshi.

Seluruh para penjaga tentu saja tahu aturan dari Tuan Sanchez guna tidak mengatakan tentang ruang bawah tanah pada Keshi. Dan Rick masih mengingat itu dengan jelas.

Seolah Luca mengerti perkataan Rick, ia segera mengangguk dan menatap Keshi yang berdiri di sebelahnya. “Nona Keshi, kami pamit pergi untuk latihan.”

Keshi mengangguk dan membiarkan mereka pergi menuju tempat pelatihan yang ia sendiri pun tidak tahu ada di mana. Biarkan sajalah, Keshi tidak ingin tahu dan membiarkannya saja.

...\~\~\~...

“Kenapa kamu bisa bersama dengan Nona Keshi?” Rick bertanya sambil berjalan beriringan dengan Luca di sebelahnya.

Kepalanya penuh tanda tanya sekarang karena sehabis melihat rekan kerjanya sedang bersama dengan majikannya, dan Rick tidak dapat menahan rasa penasaran itu.

“Hanya menemaninya.” jawab Luca.

Rick memincingkan matanya melihat Luca. “Terlihat mencurigakan.”

“Apa?”

“Hei, Luc. Kamu tidak boleh sampai jatuh cinta dengan majikanmu sendiri.” celetukan Rick membuat Luca menghentikan langkahnya seketika.

“Aku tidak.” jawab pria itu dengan kedua alis menukik, merasa kesal karena Rick seperti menuduhnya.

“Benarkah?” Rick menatapnya dengan curiga.

Luca berdecak dan kembali melangkahkan kakinya menuju ruang bawah tanah yang berada di belakang rumah para penjaga.

“Eh? Kamu sudah tahu kalau latihannya di ruang bawah tanah?” Rick terperangah bingung saat melihat Luca berjalan di depannya menuju tempat ruang bawah tanah.

Luca membulatkan matanya, ia memaki dirinya di dalam hati melakukan hal bodoh seperti ini.

“Aku…aku sudah tahu secara langsung dari Sir Sanchez.”

Rick menatap lama pada Luca lalu mengangguk. “Begitu.“

Luca mengembuskan napas lega dengan pelan, ia membiarkan Rick berjalan duluan untuk membuka pintu menuju ruang bawah tanah di hadapannya. Ruangan itu gelap jika sedang berada di undakan tangga, tetapi jika sudah di dasar lantai bawah, beberapa lampu menyala di sisi tembok dan terlihat sudah ada beberapa penjaga yang akan berlatih menembak.

“Kemana saja kamu?” Bowen menyenggol bahu Luca dan bertanya.

“Mencuci motor.”

“Menemani Nona Keshi.” Rick menambahkan dengan tawa ringan.

“Ada apa dengan Nona Keshi dan kamu, Luc?” Rocco mendekati ketiganya dan ikut bertanya.

“Tidak ada apa-apa.” Luca menjawabnya dengan sekenanya, ia melangkah melewati rekannya dan masuk ke dalam ruang latihan.

“Ada apa kumpul-kumpul seperti ini?” seorang pria lain (penjaga senior) datang, menatap bingung pada mereka bertiga.

“Hanya melakukan percakapan santai.” Rick menjawabnya pelan.

Penjaga senior itu mendengkus dan masuk ke dalam ruang latihan.

“Kalian akan berlatih menembak denganku untuk beberapa minggu ini.” ucap penjaga senior tersebut. “Kalian bisa memanggilku Liev.”

“Baik!”

...\~\~\~...

“Nona Keshi, ada telepon dari ayah Anda.”

Bibi Daya mengatakan kalimat itu saat Keshi sudah masuk ke dalam mansion.

“Ayah?” tanya Keshi, memastikan.

Wanita paruh baya itu hanya mengangguk dan menyerahkan telepon rumah kepada majikannya.

Keshi meraihnya dan menempelkan telepon itu di salah satu telinganya. “Halo, ayah?”

“Putriku…”

“Ada apa ayah meneleponku?” tanya Keshi sambil berjalan menuju ruang tamu dan duduk di sofa.

“Memang ayah tidak boleh meneleponmu?” Rio menjawab dengan nada sedih.

Keshi tertawa ringan. “Boleh, ayah. Maaf, hanya sedikit kaget karena ayah meneleponku saat pergi bekerja seperti ini.”

Ayahnya terdengar sedang tertawa di seberang telepon. “Bagaimana keseharianmu?”

Gadis itu berdecak. “Ini masih satu hari, bahkan belum menyentuh 24 jam sejak ayah pergi. Jadi keseharianku hanya di rumah. Oh! Tadi aku jalan-jalan menaiki kuda bersama Luca.”

“Luca?”

Keshi mengangguk semangat. “Aku bosan, jadi aku mengajaknya berjalan-jalan.”

“Syukurlah, sepertinya menjadikan Luca sebagai bodyguardmu tidaklah buruk.” ucap ayahnya.

“Ya, dia pria yang baik.” Keshi mengatakannya sambil menatap pintu keluar mansion yang terbuka, menampilkan halaman depan.

“Maafkan ayah karena meninggalkamu selama seminggu, Keshi.” tiba-tiba saja ayahnya malah mengucapkan permintaan maaf.

Keshi menggigit pipi dalamnya guna menahan tangis. Sejak kecil ia selalu dekat dan selalu bersama dengan ayahnya, jadi saat ia di tinggal untuk beberapa hari seperti ini, cukup membuatnya sedih.

“Tidak apa-apa, ayah. Lebih baik ayah fokus bekerja saja di sana.” jawab Keshi.

Rio menarik napas panjang mendengar perkataan putrinya. Jika saja Keshi tahu pekerjaan aslinya, putrinya pasti akan sangat membenci dirinya ini.

“Maafkan semua hal yang pernah ayah lakukan, Keshi.”

“Ayah! Hentikan berbicara tidak jelas seperti itu!” Keshi menjadi kesal. Perkataan ayahnya sedikit membuatnya panik, seolah ayahnya itu ingin pergi jauh dari dirinya.

Rio terkekeh mendengarnya. “Baiklah, ayah akan menutup teleponnya. Kamu makan yang teratur, oke?”

“Baik, ayah.”

Tut!

Telepon tertutup. Keshi memandang telepon di tangannya dengan pikiran berkelana.

1
Anna Kartika Ningrum
lanjut thor
Anna Kartika Ningrum
lanjut thor.. semangat
Amoramor: itu udah ada bab 27 yg baru
total 1 replies
Anna Kartika Ningrum
lanjiut thor.. suka cerita nya
Anna Kartika Ningrum
lanjut thor /Smile/
Anna Kartika Ningrum
bagus cerita nya thor.. kpn kelanjutannya
Amoramor: sabar yaa, lagi di review
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!