follow Ig mom_tree_17, tik tok Mommytree17 💕
Lara gadis cantik berusia delapan belas tahun, tak menyangka rencana sang Ibu untuk menjebak kakak tiri mereka yang bernama Edgar agar tak menguasai seluruh kekayaan keluarga Collins justru menjadi boomerang bagi dirinya sendiri.
Dia terjebak satu malam panas bersama Edgar tanpa keduanya sadari, dan setelah kejadian malam itu keduanya berusaha untuk menutupi scandal tersebut, namun yang terjadi justru perasaan cinta mulai tumbuh dihati keduanya.
Hubungan yang tak seharusnya terjadi di antara keduanya, karena mereka bersaudara satu ayah walaupun beda ibu justru semakin rumit dengan benih yang mulai tumbuh di rahim Lara.
Lalu bagaimana akhirnya jika keluarga mereka mengetahui hubungan yang terjalin antara Edgar dan lara? Dan apa jadinya jika Scandal yang dilakukan Edgar dan Lara justru membongkar kisah masa lalu kedua orang tua mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy tree, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 26
Setelah satu Minggu kejadian bersama Edgar di dalam gudang, Lara tidak lagi mendengar kabar tentang kakak tirinya itu. Sepertinya Edgar benar-benar sudah melupakan apa yang pernah terjadi pada mereka, atau mungkin karena sibuk tengah mempersiapkan pernikahannya dengan Julia yang dipercepat satu Minggu setelah hari pernikahan Rose.
Lara sendiri merasa lebih baik seperti ini agar ia bisa kembali menjalani hari-harinya seperti biasa, tanpa merasa takut apa yang pernah dilakukannya bersama Edgar saat di Singapore ketahuan oleh Mom Miranda dan Robert.
Dan hari ini rencananya setelah pulang sekolah Lara akan pergi ke puncak bersama Gavi dan teman sekolah lainnya, untuk merayakan ulang tahun Gavi yang diadakan secara private di vila milik sahabat baiknya itu.
Apakah Mom Miranda mengijinkan Lara pergi, maka jawabannya iya. Karena hal apapun yang menyangkut tentang Gavi, Mom Miranda pasti mengijinkan. Bahkan jika Gavi membawanya ke Kutub Utara sekalipun, Mom Miranda pasti akan dengan senang hati memberi ijin. Mom Miranda mengatakan kalau putri cantiknya ini aman jika bersama Gavi, karena sahabat baiknya itu anak presiden yang pastinya selalu dikawal oleh anggota Paspampres dan tak akan berani berbuat macam-macam.
"Mom aku berangkat." Ucap Lara saat berpamitan pada Mom Miranda yang tengah duduk di ruang makan.
"Tunggu Lara, kau tidak sarapan dulu?"
Lara menggelengkan kepalanya. "Aku sarapan di kantin saja, Gavi sudah menunggu di depan." Ucapnya sambil beranjak dari ruang makan.
"Tunggu Lara!'
"Apalagi Mom?" Lara menghela napasnya.
"Pulang sekolah langsung pulang jangan kemana-mana! Karena Daddy akan datang kemari."
"Robert datang Kemari? Ada angin apa dia datang kemari?" tanya Lara dengan terkejut.
"Daddy, Daddy Robert!" Miranda menepuk bahu putrinya dengan gemas.
"Mom sakit," protes Lara dengan wajah yang ditekuk.
"Karena kau tidak sopan, bagaimana pun Daddy mu itu tetap harus kau hormati."
"Iya mom, tapi aku tidak bisa menyambut kedatangan Tuan Daddy Robert, karena anakmu yang cantik ini sibuk." Lara kembali melangkahkan kakinya dari ruangan tersebut, namun pakaian sekolahnya di tarik dari belakang oleh Mom Miranda. "Mom..."
"Kau harus langsung pulang, karena Daddy bilang ada hal penting yang ingin dibicarakan." Miranda melepas tarikan di pakaian putrinya.
"Tapi Mom hari ini Gavi ulang tahun, rencananya kami—"
"Tidak ada tapi-tapi Lara." Ucap Miranda dengan tegas.
Lara terdiam sesaat karena merasa aneh dengan sikap Mom Miranda, karena biasanya apa pun yang menyangkut Gavi mommy nya itu akan mengijinkan, tapi kali ini Mom Miranda tidak memberinya ijin.
"Apa penting sekali?" tanya Lara.
Miranda menganggukkan kepalanya. "Kami ingin membicarakan pernikahan Rose dan —"
"Itu berarti tidak penting Mom." Lara berlari setelah mengatakan hal tersebut.
"Lara Collins!" teriak Miranda dengan kesal saat putrinya itu melarikan diri. "Anak itu kenapa sulit sekali diatur." Keluhnya, namun saat Miranda hendak melanjutkan sarapan paginya, Lara justru kembali menghampiri dengan mengejutkan hingga membuat Miranda tersedak.
"Mom uang bulanan ku habis, jadi—" Lara menadahkan tangannya.
"Lara.." Miranda yang kesal karena terdesak menepuk bahu putrinya. "Bukankah kau memilik dua kartu atm?"
"Oh iya, aku lupa Mom," Lara kembali berlari keluar dari mansion sebelum Mom Miranda kembali berceramah.
"Lara Collins..." Miranda menggelengkan kepalanya.
Sementara itu Lara yang sudah berada di luar, menatap kagum pada mobil sport mewah berwarna hitam yang dibawa Gavi.
"Wah mobil baru nih."
"Iya dong, anak presiden." Ucap Gavi dengan bangga.
"Ish, apa hubungannya mobil baru dengan anak presiden." Gerutu Lara sembari masuk ke dalam mobil baru milik sahabatnya.
"Tentu saja ada, karena aku anak presiden jadi aku tinggal tunjuk mobil mana yang aku inginkan."
"Ck, aku anak Robert juga bisa menunjuk apapun yang kuinginkan." Lara tak mau kalah.
"Lalu dibelikan?"
"Tidak..." jawab Lara sembari tertawa.
"Ck, kau itu!" Gavi reflek mentoyor kepala Lara.
Tak mau kalah. Lara balik mentoyor kepala Gavi, membuat keduanya tertawa bersamaan tanpa menyadari ada mobil mewah lain yang mengikuti mobil mereka dari belakang.