Alika tak pernah menyangka sebuah tragedi yang merugikannya akan membawa dia bertemu dengan seorang tentara tampan yang menyelamatkannya, cinta pandangan pertama langsung ia sematkan kepada tentara itu.
Tapi bagaimana bisa Alika mengatakan cinta pandangan pertama karena wajahnya saja Alika tidak pernah melihatnya karena wajah tentara tersebut tertutup oleh masker sehingga Alika sendiri tidak tahu tapi sudah mengatakan cinta padangan pertama hanya dengan melihat matanya saja dan belum tentu mereka akan bertemu kembali.
Bagaimanakah perasaan sang tentara apakah dia juga merasakan getaran pertama sama seperti Alika atau hanya berniat menolong karena Alika adalah korban yang harus di tolong??
Follow IG : Lala_syalala13
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lala_syalala, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 6_Latihan
"Kapten katanya satu minggu lagi bakalan ada tenaga medis ya untuk di latih di camp sini?" tanya Markus salah satu anggota rajawali.
Yap rumah sakit tempat Alika bekerja sedang bekerja sama dengan satuan khusus untuk melakukan latihan khusus yang nanti akan di pandu oleh satuan elit rajawali yang di kenal sebagai satuan yang begitu sigap dan juga misterius itu.
"Hm." jawab Ethan dengan santainya, dia termasuk orang yang irit bicara sehingga semua rekan rekan nya sudah tahu sifat kapten nya tersebut.
Namun bagi mereka tidak ada pimpinan yang jauh lebih baik seperti Ethan, sehingga tidak ada yang bisa membantah perintah kapten nya tersebut.
"Wah bisa sapa halo dek dong kalau gitu kap." seru Markus yang memang anaknya rada dara gila.
"Itu mah pingin nya kau Kus Markus." ucap Dani melihat rekannya yang ada ada saja.
"Ya siapa tahu bisa dapet suster, kalau dokter mah gak mungkin soalnya." ucap Markus yang sudah pesimis duluan.
Bima dan yang lainnya hanya tertawa sambil menggelengkan kepalanya melihat tingkah Markus, sedangkan Ethan hanya diam saja dengan wajah datarnya entah dia sedang memikirkan apa.
"Kapten komandan Bagas memanggil kapten di suruh untuk keruangan nya." ucap Alex yang baru saja tiba di barak nya.
"Aku ke sana."
Setelah itu Ethan pun menuju ke barak depan di mana ruangan komandannya berada.
"Hormat." Ethan memberikan sebuah hormat kepada komandan nya.
"Hm duduk lah."
Setelah di persilahkan duduk baru kah Ethan duduk dengan gagah nya dan menatap komandan di depannya dengan seksama.
"Siap, komandan panggil saya?"
"Iya, saya ingin tanya untuk persiapan pelatihan minggu depan sudah siap semuanya?" tanya komandan Bagas.
"Siap, semua nya sudah siap komandan."
"Saya serahkan semuanya kepada kelompok mu than, kamu tahu sendiri kalau kamu yang saya andalkan di sini, nanti akan ada sedikit dua puluh tenaga medis baik suster dan dokter yang ikut pelatihan jadi saya harap semuanya berjalan dengan lancar." ujar komandan Bagas dengan serius.
"Siap, baik komandan."
"Than saya mau tanya sesuatu sama kamu, mungkin ini melenceng dari pekerjaan." ucap komandan Bagas.
"Siap, silahkan komandan." Ethan mempersilahkan komandannya untuk bertanya.
"Maaf sebelumnya apakah kamu sudah ada kekasih?" tanya komandan Bagas membuat Ethan diam sebentar.
"Untuk saat ini saya ingin fokus dengan tim komandan, saya rasa untuk sekarang itu bukan lah hal yang harus di pikirkan sekarang." jawab Ethan mencoba untuk berucap sopan tanpa menyinggung, entah mengapa Ethan merasa ada maksud dari pertanyaan komandan nya itu.
"Saya tahu maksud kamu, tapi coba lah kamu dekat dengan wanita, saya ada keponakan yang kebetulan baru saja lulus kuliah dan rencana mau cari suami, kalau kamu mau biar saya bicarakan sama orang tua nya." jawab komandan Bagas membuat Ethan lagi lagi diam.
"Saya sudah ada wanita yang saya ingin kan komandan hanya saja saya belum memiliki keberanian untuk menyatakannya, apa lagi selama dua tahun ini saya tugas sehingga tidak bertemu dengan wanita itu." jawab Ethan dengan beraninya, entah mengapa dia malah bicara seperti itu.
"Wah berarti saya telat ya, kalau begitu semoga kamu sukses ya."
Setelah mendengar ucapan komandan nya itu Ethan pun pamit untuk kembali ke barak nya karena sebentar lagi waktu latihan akan tiba.
...****************...
Tak terasa satu minggu berlalu yang artinya sekarang Alika dengan para tenaga medis lainnya akan mulai berangkat ke pusat pelatihan di mana di sana semuanya sudah di siapkan.
"Dok duduk sama Lula ya," seru Lula menarik lengan dokter Alika dan dia hanya menurut saja.
Setelah beberapa saat akhirnya bis yang di kendarai oleh para tenaga medis sampai di kamp pelatihan, rasanya begitu menegangkan apa lagi di sana masih ada beberapa tentara yang berlatih dengan begitu giat nya.
"Selamat datang para rekan rekan yang saya hormati, perkenalkan saya komandan Bagas yang akan memantau semuanya di sini, dan juga untuk pemimpin kalian nanti akan di pimpin oleh pimpinan di satuan elit satuan ini." ucap komandan Bagas memperkenalkan diri.
"Hormat." seru Ethan muncul dari belakang sambil memberikan hormat ciri khas seorang tentara, karena dia baru saja menyelesaikan latihannya bersama yang lainnya.
"Semuanya perkenalkan dini kapten Ethan, dia yang akan memimpin latihan para rekan rekan selama dua minggu ke depan." ucap komandan Bagas membuat para tenaga medis khususnya perempuan menatap kagum ke sosok pria bertubuh tinggi, gagah dan tampan itu.
Ethan yang awalnya biasa saja kemudian melihat para rekan medis di depannya itu seketika tercekat melihat sosok wanita yang sedang bergulat di pikirannya itu.
Tatapannya begitu tajam melihat ke arah wanita tersebut, siapa lagi kalau bila Alika yang juga tak sengaja melihat ke arah tentara tersebut yang ia tahu bahwa dia adalah lelaki yang berada di bis beberapa waktu lalu.
"Ethan saya serahkan rekan rekan medis ini di tangan kamu." ucap komandan Bagas sebelum pamit undur diri.
"Siap komandan." jawab Ethan dengan hormat saat komandan Bagas pergi dari lapangan.
Di sini Ethan pun mulai memimpin dengan cara kepemimpinan nya, dia akan bersikap profesional dalam bekerja.
"Untuk sekarang kalian semua ke ruangan masing masing, di sana sudah di siapkan perlengkapan yang akan di pakai selama pelatihan di sini, setelah ini ganti dengan pakaian yang sudah di siapkan, saya kasih waktu dua puluh menit setelah itu segera kembali ke tempat ini, dua puluh menit di mulai dari sekarang." tegas Ethan membuat semua orang di sana mulai kelimpungan mencari ruangan mereka.
"Dok di sini ruangan kita." seru Lula saat melihat nama di depan tertera namanya dan juga dokter Alika, ada Maria juga di sana.
"Segera ganti pakaian terus kita balik ke sana." seru Alika yang begitu terburu-buru karena memang waktunya hanya sebentar, apa lagi jarak antara ruangan dengan pintu masuk yang cukup jauh.
Setelah selesai Alika dan yang lainnya segera berlari menuju ke tempat mereka berkumpul tadi, saat sampai di sana ternyata belum ada orang dan hanya ada rombongan Alika saja dan pasti Ethan dan anak buahnya.
"Lumayan." seru Ethan sambil melihat jam di tangannya.
Dia melihat wanita yang berada di depannya seperti nya kelelahan itu pun di buat lucu namun juga kasihan, tapi Ethan tidak boleh membandingkan dan harus rata.
Latihan dimulai dengan begitu susahnya, baru hari pertama tapi para rekan rekan medis sudah di suruh untuk lari dengan jarak yang begitu jauh, bagaimana bisa mereka harus berlari mengelilingi lapangan sebanyak sepuluh kali, apa lagi lapangan tersebut hampir sama dengan luas lapangan sepak bola.
.
.
Bersambung.....
Jangan lupa follow akun author, favorit kan cerita ini, vote, like, komen dan gift nya juga boleh biar tambah semangat buat nulis nihhh....
Ditunggu ulasan dan bintang 5 nya yaaa
FOLLOW IG AUTHOR : @LALA_SYALALA13