* Mohon bijak memberi bintang 🌟!!! Jika tidak berkenan dengan cerita ini,,, silahkan langsung di tinggalkan.... tanpa perlu berkomentar yang menyakitkan...
Kusumaningtyas seorang gadis Kalimantan yang di nikahi Bayu wicaksono 1,5 tahun yang lalu. Pernikahan bahagia yang di impikan ternyata malah menjadi petaka baginya. Berharap suami yang menjadi pelindungnya ternyata justru malah menghancurkannya. Memiliki suami yang tukang selingkuh.
Membuat Ningtyas merasa di uji kesabarannya. Nafkah yang seharusnya di berikan ke istrinya ternyata malah di kuasai oleh ibunya. Ningtyas selalu di Hina jadi Benalu di keluarga itu. Padahal Ningtyas merasa dirinya tidak pernah menuntut apapun sama Bayu. Berapapun nafkah yang Bayu kasi dia tidak pernah protes. Ningtyas di perlakukan seperti Babu di rumah mertuanya. Mampukah Ningtyas melewati cobaan demi cobaan yang dia hadapi? atau kah Ningtyas memilih pulang ke Kalimantan dan berkumpul bersama orang tua
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eka Sudaryanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22. Sidang di Balai Desa
"Mas...... Sebenarnya apa yang terjadi ? kenapa kamu sampai bisa ada di sini!!! ucap ku lirih tapi masih bisa di dengar mas bayu.
" Ning...... k-kamu ada disini ". Ucap mas Bayu dengan suara bergetar. Di saat mata ku dan mata mas Bayu beradu pandang, tergambar jelas sekali di matanya sebuah penyesalan.
" Aku bisa jelasin Ning, ini gak seperti yang kamu lihat....... aku di jebak... Ning". Ucap Bayu tertunduk lesu.
"Sudah cukup mas, aku sudah tidak ingin mendengarkan penjelasan mu lagi, tega kamu mas sudah menghancurkan aku". Air mata yang sudah berembun di pelupuk mata kini luruh tanpa bisa ku tahan. Rasa sakit yang luar biasa. bagaikan di hujam ribuan tombak, yang menusuk jantung ku.
"Dan kamu perempuan jalang, puas kamu sudah menghancurkan hidupku. aku tak tau sebenarnya dosa apa yang telah aku perbuat pada mu sehingga kau tega menghancurkan hidup ku". aku berteriak sambil menunjuk wajah Susi.
Terlihat jelas senyum sinis yang tergambar di wajahnya, seolah dia puas dengan apa yang di capai.
"Bayu"........teriak Bapak dari luar dengan suara yang menggelegar kan seisi ruangan ini. dengan langkah cepat Bapak menghampiri mas Danu. tanpa berkata apa-apa Bapak langsung menarik kerah baju mas Bayu. dengan ringan Bapak melayang kepalan tinju yang di arahkannya ke wajah Mas Bayu.
Bughhh...... bughhh..... bughhh
Dengan membabi buta Bapak menghajar mas Bayu hingga babak belur. baru kali ini aku menyaksikan Bapak semarah itu sama mas Bayu. terlihat kilatan merah di matanya, menahan emosi. Bapak yang selama ini selalu bersikap lembut, dengan pandangan mata yang teduh kini berubah menjadi bringas. Cukup membuat ku sedikit ketakutan.
setelah cukup puas menghajar mas Bayu barulah Bapak berhenti. tidak satu orang pun yang berani melerai Bapak dan anak tersebut. karena mereka tau siapa Pak Sudarsono tersebut. orang yang paling di segani karena kebijaksanaannya.
"Bapak tunggu penjelasan kamu di rumah". kemudian bapak berbalik badan dan melangkah pergi meninggalkan ruang tersebut. saat berpapasan dengan ku. ku lihat pandangan sendu di matanya yang penuh kekecewaan.
" Ayo Ning kita pulang". Ajak Bapak saat berhenti di hadapan ku.
aku hanya menjawab dengan anggukan. Kemudian mengikuti langkah Bapak berjalan di belakangnya. Sebelum melangkah aku menoleh ke arah mas Bayu, terlihat jelas penuh luka lebam di wajahnya. Dia menatap ku sesaat kemudian tertunduk lesu.
dengan langkah lunglai, ku lanjutkan perjalanan untuk pulang ke rumah. saat tiba di parkiran ku lihat Bu Ayu sudah menunggu ku di samping motor.
"Sabar ya Ning, semua ujian yang kita hadapi pasti ada hikmahnya, kamu harus kuat demi jabang bayi yang ada dalam kandungan mu". ucap bu ayu sambil mengelus pundak ku.
aku hanya menjawab dengan anggukan. kini aku sudah tak lagi bisa berkata apa-apa. dunia ku terasa hancur berkeping-keping. musnah sudah impian ku membina rumah tangga bahagia.
" apakah ini jawaban dari perubahan sikapmu yang kemarin-kemarin mas". Aku membatin.
setibanya di rumah aku menuju ke kamar mandi untuk membersihkan diri. dan tak lupa sekalian berwudhu. ingin rasanya aku segera mengadu pada siang pencipta, kenapa takdir ku begitu berat rasanya untuk ku jalani. setelah puas berkeluh kesah pada siang Khalik. aku pun naik ke atas ranjang. ku baringkan tubuh ku di atas kasur. yang menjadi saksi bisu perjalanan rumah tangga ku bersama mas Bayu..... banyak sekali suka dan duka yang tertoreh di kamar ini. kepingan demi kepingan cerita perjalanan kisah kebersamaan ku dengan mas Bayu. mulai bermunculan di ingatan ku. bagaikan kaset yang sedang di putar. pilu sungguh pilu mendera hati ini. tapi aku tak bisa melawan takdir ini. aku hanya bisa menjadi seperti sungai yang terus mengalir tak tau arahnya kemana......
mata ini begitu sulit untuk ku pejamkan. hingga terdengar suara pintu kamar terbuka perlahan. aku hanya mengintip dari balik kelopak mataku melihat siapa kan gerangan yang sudah membuka pintu kamar ku. dan ternyata itu mas Bayu yang baru pulang. dengan langkah lesu dia menghampiri ranjang dan duduk di sebelah ku. di tatapnya wajahku dengan sendu..
"Ning maaf kan aku yang selalu menorehkan luka di hatimu. maafkan aku yang belum bisa membahagiakanmu, maafkan aku yang belum bisa menjadi imam yang baik untuk mu. penyesalan demi penyesalan yang terungkapkan dari bibir mas Bayu. membuat ku miris. kenapa baru sekarang dia menyesali setelah semua hancur berkeping-keping.
Siapkah Ningtyas untuk di madu atau dia memilih untuk pergi bersama buah hati yang kini masih berada dalam kandungannya?
🩷Jangan lupa tinggalkan jejak, Like, subscribe dan comment 🩷
Bersambung...........
up yg banyak ya,,,,😍