"Apa kau tidak punya malu hingga terus mengejarku?" Seru Rey pada wanita yang terus mengejarnya sejak kecil.
"Tidak, aku tidak pernah malu karena terus mengejarmu. Aku akan terus mengejarmu hingga kau mau menjadi milikku." Ucap Yura dengan tersenyum.
Keyakinan Yura jika suatu saat nanti Rey pasti menjadi miliknya membuatnya menjadi wanita yang pantang menyerah mengejar cinta Rey. Namun akhirnya keyakinan itu hilang begitu saja saat mendengar Rey sudah dijodohkan dengan wanita yang sangat dikenalinya.
Sakitnya patah hati membuat Yura memutuskan untuk tinggal bersama neneknya di desa selama dua tahun lamanya. Hingga suatu ketika ia harus memaksakan diri untuk kembali ke kota dan tinggal kembali bersama orang tuanya. Dan siapa sangka kembalinya Yura ke kota membuat ia harus terikat pernikahan dengan Rey karena suatu insiden yang sudah direncanakan oleh Kembarannya.
"Kita harus menikah! Atau kau akan tahu akibatnya!" Seru Rey seraya menatap tajam pada Yura.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SHy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Yura sudah kembali?
"Kakak, kira-kira hal penting apa yang ingin ayah bicarakan kepadaku?" Tanya Yura pada Aidan.
"Entahlah, Ayah belum membicarakannya pada Kakak." Jawab Aidan berbohong. Karena sejujurnya ia telah mengetahui maksud ucapan Rangga dan tidak ingin memberitahukannya saat ini pada Yura.
Yura mengangguk saja dan tak lagi bertanya.
"Malam ini Lula ingin tidur bersama Kakak." Ucap Alula mengungkapkan keinginannya pada Yura.
"Baiklah. Khusus malam ini Kakak akan tidur bersamamu." Jawab Yura.
"Apa Kakak tidak ingin bertemu dengan Kak Rachel? Sepertinya dia juga tidak mengetahui kepulangan Kakak hari ini," Ucap Alula.
Yura terdiam. Jujur saja ia sudah sangat merindukan sahabat kecilnya itu. Namun saat ini hatinya masih meragu untuk mendatangi rumah Rachel yang bisa membuatnya bertemu dengan Rey kembali.
"Kau bisa membuat janji dengan Rachel di luar bukan?" Ucap Aidan yang paham apa yang ada di hati Yura saat ini.
Yura mengangguk membenarkan. "Besok Yura akan menemui Rachel." Ucap Yura.
"Ingatlah untuk terus menatap ke depan dan jangan lagi menatap ke belakang." Pesan Aidan penuh maksud.
Yura mengangguk membenarkan. Sedangkan Alula nampak bingung dengan apa yang kedua Kakaknya bicarakan.
Setelah perbincangan panjang mereka selesai, Aidan dan Alea pun berpamitan untuk membawa Axel dan Axela pulang dan akan kembali lagi ke kediaman Rangga besok pagi.
"Alula, ayo kita tidur." Ajak Yura pada Alula yang masih sibuk memainkan ponsel di tangannya.
"Agh,iya, ayo Kak!" Jawab Alula lalu bangkit dari duduknya. Alula pun berjalan lebih dulu menuju kamarnya sambil memainkan ponselnya.
"Anak itu..." Yura menggelengkan kepalanya melihat sikap adiknya yang tidak pernah berubah.
*
Malam semakin larut. Namun Yura masih terjaga seolah enggan untuk menutup kedua kelopak matanya. Yura beranjak dari ranjang dengan hati-hati lalu berjalan ke arah jendela kamar. Ia pun menyingkap sebagian gorden jendela dan menatap ke arah luar jendela.
"Sepertinya akan turun hujan." Komentarnya menatap angin yang bertiup cukup kencang dari luar diikuti gemuruh dari langit.
"Huft..." Yura menghembuskan nafas bebas di udara. "Apa Nenek sudah tidur?" Gumamnya mengingat Nenek Ana di desa. Biasanya di saat seperti ini Nenek Ana selalu mendatangi kamarnya sekedar memastikan ia sudah tidur atau belum dan saat ini kebiasaan Nenek Ana tak dapat ia rasakan lagi. "Nenek... semoga Nenek baik-baik saja." Ucap Yura penuh harap.
Tak lama ingatan Yura pun tertuju pada sosok sahabat kecilnya yang baru kembali ke kota beberapa hari yang lalu. "Kau pasti semakin cantik setelah lama menetap di luar negeri." Gumam Yura membayangkan wajah Rachel saat ini. "Rachel...maafkan aku karena perasaanku membuat aku menjauh darimu. Namun setelah ini aku berjanji tidak akan lagi bersikap bodoh hanya karena perasaanku." Ucap Yura penuh maksud.
Setelah cukup lama berdiri di depan jendela dan waktu pun sudah semakin naik, Yura memutuskan untuk kembali ke atas ranjang dan mencoba memejamkan kedua kelopak matanya. "Berjanjilah jika kau akan bahagia." Ucap Yura dalam hati sebelum akhirnya terlelap.
*
Di kediaman Gerry pagi itu Rachel nampak bingung mendapatkan pesan dari Yura yang mengatakan jika ada seseorang yang ingin menemuinya di taman pagi ini. Dan Yura memintanyauntuk datang menemuinya. "Siapa yang ingin menemuiku? Dan kenapa Yura memaksaku untuk datang?" Rachel dibuat bingung dengan pesan yang Yura kirimkan.
"Ada apa, sayang?" Kyara yang melihat kebingungan putrinya pun mendekat pada Rachel.
Rachel pun menunjukkan pesan yang Yura kirimkan padanya pada Kyara.
"Mungkin saja seseorang yang penting." Komentar Kyara setela membaca isi pesan dari Yura.
"Tapi siapa, Ma? Dan kenapa Yura seperti memaksa Rachel untuk datang bertemu dengannya?" Tanya Rachel.
"Mama juga tidak tahu, lebih baik kau temui saja karena itu adalah pesan dari Yura. Kau yakin bukan jika Yura tidak akan mengerjaimu?" Tanya Kyara.
"Tentu saja tidak. Yura tidak mungkin mau mengerjai Rachel, Ma." Jawab Rachel.
"Ada apa ini?" Gerry yang baru saja turun dari kamarnya diikuti Rey di belakangnya menatap bingung pada Rachel dan Kyara yang sedang berdiskusi di meja makan.
"Tidak ada, Pah. Pagi ini Rachel tidak jadi bermain ke perusahaan Papa karena Rachel ingin menemui Yura di taman." Ucap Rachel asal sambil menatap ekspresi wajah Rey saat ia menyebutkan nama Yura.
"Yura? Apa Yura sudah kembali ke kota ini?" Gerry dibuat terkejut mendengarnya.
"Sepertinya begitu. Soalnya Yura mengajak Rachel bertemu di taman pagi ini." Rachel kembali berbohong sambil terus menatap ekspresi di wajah Rey.
Sedangkan Kyara hanya bisa menggelengkan kepalanya mendengar putrinya yang berbicara tidak sesuai pesan yang Yura kirimkan padanya.
***
Lanjut? Jangan lupa berikan vote, like, gift dan komennya dulu, ya.
Sambil menunggu Yura dan Rey update, silahkan mampir di novel shay yang lagi on going juga berjudul Queenara🖤
Dan jangan lupa follow IG shy @shy1210_ untuk mengetahui informasi update.
Telah menyianyiakan yura