NovelToon NovelToon
I Just Want To Live An Ordinary Life

I Just Want To Live An Ordinary Life

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Fantasi Timur / Reinkarnasi / Transmigrasi ke Dalam Novel / Cinta Murni / Masuk ke dalam novel
Popularitas:7.4k
Nilai: 5
Nama Author: Eby Mey2

"Angeline" adalah nama yang bagus dan cantik. Namun, pemilik nama ini tidak hidup seperti namanya. Ia masih baru lulus SMA, hidup dengan keluarga harmonis dan cukup, mempunyai banyak teman (kurasa), tapi dia introvert. Cukup pendiam, suka baca novel dan komik, dan motto hidupnya adalah hidup dengan yang biasa-biasa saja, tidak berlebih dan mencolok.

Namun ada perubahan drastis dalam hidupnya yang santai-santai saja. Secara mendadak dia meninggal, gara-gara menyelamatkan anak kucing. Tapi cerita ini tidak sampai disitu, Angeline tiba-tiba membuka matanya dan melihat atap-atap yang asing menurutnya.

"Ha...?! "

"Dimana ini? "

"inikan bukan rumah sakit, dan baju ini kenapa kuno sekali, apa aku cosplay? "




PENASARAN CERITA SELANJUTNYA SEPERTI APA?
BURUAN BACA SELENGKAPNYA!!!
DAN JANGAN LUPA KLIK LIKE, SUBSCRIBE, BERI HADIAH, DAN JUGA VOTE YAAA...!!!
AGAR AUTHOR NYA MAKIN SEMANGAT DAN RAJIN UPLOAD CHAPTER BARU!!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eby Mey2, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 21

~Keesokan harinya

Di tempat perkemahan, matahari masih belum muncul. Sima Annchi yang sedang tidur nyenyak di dalam tendanya, tiba-tiba mengerutkan keningnya dan bergumam tidak jelas. Ternyata ia masih bermimpi. Dalam mimpi tersebut ia menjadi seorang anak kecil yang berusia mungkin 4 tahun tengah berada di dalam hutan. Sima Annchi terlihat berjalan kesana kemari dengan wajah yang gelisah dan takut. Tak hanya itu penampilannya tampak compang-camping dan penuh luka.

"IBU... AYAH... KALIAN DIMANA?!! "

"Hiks... hiks... hiks! "

Tak ada jawaban, semuanya sunyi hanya suara binatang-binatang yang melolong yang membuat Sima Annchi itu semakin ketakutan. Ia tak henti-hentinya mengeluarkan air mata, ia juga berusaha keras untuk menahan suara tangisannya agar tidak menarik binatang buas. Kemudian ia duduk dan bersandar di batang pohon yang tumbang, ia memeluk kedua kakinya meringkuk sambil menangis tersedu-sedu.

Tiba-tiba ada suara langkah kaki yang besar mendekat kearahnya dan sesosok bayangan besar menutupinya dari belakang, dengan sedikit keberanian Sima Annchi itu pun menoleh kebelakang arah suara tersebut. Seketika wajahnya menjadi pucat pasi, tubuhnya membatu tak bisa di gerakkan dan hanya gemetar ketakutan saja. Yang dia lihat adalah...

~Kembali di dunia nyata.

Sima Annchi membuka matanya dengan cepat, tampak nafasnya terengah-engah dan wajahnya penuh dengan keringat. "Mimpi apa itu tadi? " Gumamnya.

Dengan mengusap matanya ia pergi keluar tendanya. Pagi yang cerah dan udara sangat dingin terasa di wajahnya. Sima Annchi melihat ke sekelilingnya yang tampak ramai dengan murid-murid yang sedang berlalu lalang. Tampaknya ia bangun agak kesiangan, yang melihat seluruh murid itu sudah siap-siap dengan perlengkapan mereka. Sima Annchi pun dengan cepat-cepat kembali masuk ke tendanya dan segera menyiapkan apa saja yang ia perlukan.

Sima Annchi baru ingat bahwa sebagian besar barang-barangnya masih dititipkan pada Guru Qiang. Lalu, Sima Annchi keluar dari tenda tersebut dan mencari Guru Qiang. Tak membutuhkan waktu yang lama, ia telah sampai di depan tenda gurunya. Tampa salam apapun, Sima Annchi langsung masuk ke dalam. Sima Annchi melihat gurunya yang masih tertidur pulas dengan nyenyak nya. ia menggoyang-goyangkan tubuh gurunya dan memanggil namanya.

"Guru, cepat bangun! "

Namun masih tetap tidak ada respon dari sang guru. Karena ini mendesak, Sima Annchi keluar dari tenda itu dan mengambil tumpukan salju di tangannya, ia menumpuk salju hingga berukuran baru yang besar. Kemudian ia membawanya kedalam tenda gurunya dan menghampiri guru Qiang. Ia mengangkat salju itu tinggi-tinggi dan menjatuhkannya tepat pada wajah guru Qiang.

"AHKK....!! "

Sura keras dari tenda tersebut terdengar oleh seluruh penghuni yang ada di perkemahan tersebut. Guru Qiang terbangun duduk sambil menoleh secara perlahan kepada Sima Annchi. Sima Annchi menelan ludahnya, ia melihat tatap mata yang tajam dan menusuk mengarah pada dirinya. Terlihat jelas bahwa wajahnya memerah dan pembuluh nadinya yang menonjol yang artinya ia sedang marah besar.

"Sim-...! "

"Guru Qiang, apa kau baik-baik saja? "

Perkataan Guru Qiang yang penuh amarah terpotong akibat seorang guru lain tiba-tiba masuk dan menanyakannya. "Tidak, aku tidak apa, hanya terkejut saja. Ha ha ha...! " Jawab guru Qiang dengan tertawa canggung. Guru itu pun akhirnya pergi keluar meninggalkan Sima Annchi dan Guru Qiang.

"Oh tidak, kenapa guru itu pergi begitu saja? Setidaknya tolong aku dulu! " Didalam hatinya ia berkata seperti itu.

tubuh Sima Annchi bergidik merinding, ia ditatap lagi dengan tajam oleh guru Qiang. Guru mencubit kedua pipi Sima Annchi yang membuatnya kesakitan. "Jika membangunkan seseorang, kenapa kau melakukan hal seperti itu? " Dengan senyuman dinginnya ia terus menari-narik kedua pipi Sima Annchi. Sima Annchi tidak mempunyai pilihan lain karena keadaan terdesak, ia juga membangunkannya dengan normal tapi gurunya tidak bangun oleh karena itu Sima Annchi menjatuhkan tumpukan salju ke wajah gurunya itu.

Guru Qiang melihat keluar tenda yang tampak semua orang berlalu lalang dengan tergesa-gesa dan matahari sudah semakin tinggi. Lalu ia berkata, "Hah... Baiklah kali ini kau ku maafkan. " ia pun melepaskan cubitannya pada pipi muridnya. Tampak pipi Sima Annchi menjadi merah, ia mengelus-elus pipinya dengan pelan karena sakit setelah dicubit.

Guru Qiang mengeluarkan perlengkapan Sima Annchi butuhkan dari cincin penyimpanannya. Alat pelindung, belati, panah dan anak panahnya, dll. Semua alat tersebut telah terpasang di tubuh Sima Annchi. Guru Qiang juga menambahkan sekantong camilan untuk dia makan nanti, ia sudah tahu bahwa muridnya ini belum sarapan dan melewatkan waktunya.

"Ah, dan satu lagi, bawalah ini! Dia akan menjadi teman barumu. " Guru Qiang mengeluarkan sesuatu di tangannya dan terlihat seorang makhluk kecil yang imut seukuran anak ayam muncul di telapak tangan sang guru.

"Kyaaa! imut sekali...! Karung, mana karung..?! " Sima Annchi menjerit dalam hatinya.

makhluk kecil itu melihat penampilan Sima Annchi dari ujung kaki sampai ujung kepala. Saat ia saling bertatapan dengannya, ia merasa merinding, karena menurutnya ia ditatap dengan ganas oleh Sima Annchi. "A-apa dia akan memakan ku? Apa dia memiliki fetish yang aneh? "

"Kenapa aku harus melayani dia? Bukankah seharusnya aku melayani masterku sediri? "

Makhluk itu sedikit takut dan panik, saat ia tak sengaja melihat air liur yang sedikit terlihat di sudut bibir Sima Annchi.

Sima Annchi menoleh ke gurunya dan berkata, "Makhluk apa ini? Kenapa aku merasakan keberadaan yang familiar terhadapnya? " Sima Annchi mulai penasaran.

Guru Qiang dengan tenang menjelaskannya, "Perkenalkan dia adalah roh jahat yang selama ini mengincar mu. Sekarang ayo saling perkenalan satu sama lain! "

"HA?!!! " Mereka berdua tersentak terkejut.

"Kenapa dia sangat blak-blakan? " Kata makhluk kecil itu dalam hatinya.

Sima Annchi menanyakan maksud guru nya itu apa. Jadi Guru Qiang menjelaskan bahwa Xiao Annchi datang padanya tadi malam dan ketakutan. Oleh karena itu Guru Qiang pun mencari apa penyebabnya, ia mencari kedalam hutan yang sangat jauh dan akhirnya bertemu dengan si roh jahat ini. Kemudian Guru Qiang menundukkan nya, tamat. Begitulah cerita singkat yang diceritakan oleh Guru Qiang.

"Xiao Annchi? " Sima Annchi sempat kebingungan, kenapa ia tahu soal nama panggilan Sima Annchi asli saat kecil?

Guru Qiang melebarkan matanya sedikit. "Ah... Apa kau masih belum bertemu dengan Xiao Annchi di dalam sana? Dia menyuruhku untuk memanggilnya seperti itu untuk membedakan yang mana dari kalian. " Kata Guru Qiang.

Sima Annchi terdiam dan melihat sedikit kebawah, "Kalian berdua terlihat dekat. Apa dia sangat membenciku hingga tak mau bertemu denganku? " Gumam Sima Annchi yang terdengar oleh Guru Qiang.

Sima Annchi merasakan dirinya, bahwa ia sangat bersalah. Sima Annchi terlihat sedih. Guru Qiang kemudian mengalihkan pembicaraannya untuk mencairkan suasana. "Oh iya, tadi malam guru juga telah memberikanmu sebuah kalung yang dapat melindungi mu dari serangan roh jahat manapun. " ia juga menjelaskan sedikit tentang tubuh yin dari jiwanya.

"Sudah-sudah, ayo kita keluar dari tenda ini, semua orang sepertinya sudah berbaris!" Guru Qiang mendorong Sima Annchi keluar dari sana.

...~Bersambung~...

1
Alfatih Cell
lanjut Thor crazy Up....semangat
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!