Sebagai satu-satunya penerus keluarga Parker, Justin Midas Parker dikenal dengan sikap dingin dan kejamnya namun memiliki trauma terhadap sentuhan fisik. Haphephobia yang dialaminya sangat parah sehingga dia tidak bisa bersentuhan bahkan dengan keluarga nya sendiri.
Suatu hari, saat Justin sedang melakukan terapi pengobatan, ia tanpa sengaja bertemu dengan dokter wanita yang berhasil menyentuhnya tanpa membuat penyakitnya kambuh.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NisfiDA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 14-Ragu
Justin sudah kembali keruangannya lagi setelah dia berhasil bekerja sama dengan Wilder, Justin melanjutkan kembali memeriksa laporan yang kemarin hanya sebagian yang baru dia selesaikan.
Pria itu dengan serius menata laptopnya masih mengecek laporan yang diatas mejanya, dipikiran pria itu masih bergelut dengan kejadian yang sebulan lalu bersama satu wanita yang bisa dia sentuh.
Setelah 6 menit, suara ketukan pintu terdengar membuat Justin memerintahkan untuk masuk saat pintu terbuka pria itu mengalihkan pandangannya ke seseorang yang masuk kedalam ruangannya.
Senyuman terukir dibibirnya Justin namun hanya sebentar saja, pria yang masuk itu adalah Joshua hari ini dimana pria itu melaporkan tentang informasi Keluarga Easton.
Joshua menghadap tepat didepan mejanya Justin.
" Bagaimana Joshua, apa kamu menemukannya?"
" Tentu tuan, didalam map coklat ini terdapat banyak informasi dari Keluarga Easton". Jawab Joshua sambil memberikan map coklat itu kepada Justin
Dengan cepat Justin mengambilnya, dan memeriksa hasil yang didapat oleh Joshua. Pria itu membuka mapnya dan membaca hasil yang didapat Joshua.
Wajah Justin sangat serius melihat semua informasi yang didapat oleh Joshua.
" Caserio Easton dan Amelia Easton" Lirih Justin dalam hatinya
Justin kembali membaca hasilnya, namun saat dikertas selanjutnya pria itu terhenti dan menatap satu kertas itu.
" Siapa Carlie Easton?". Tanya Justin kepada Joshua
" Bisa dikatakan dia adalah anak pertama dari Keluarga Easton tuan".
" Lalu?".
" Informasi yang saya dapat, Nyonya Easton pernah mengalami keguguran dikehamilannya yang kedua tuan sehingga membuatnya kehilangan putrinya saat usia kandungannya 6bulan, setelah itu Tuan Easton dan Nyoya Easton memutuskan mengadopsi anak tuan setelah kejadian itu" Jelas Joshua
Justin terdiam dan mencerna semua informasi yang Joshua sampaikan, dihatinya terasa ada keraguan apakah dia adalah Ellenya dulu.
Justin juga tidak mengetahui tentang keluarga angkat Elle dulu seperti apa, karena waktu itu Justin masih berusia 8tahun dan tidak mengerti hal apapun.
Justin menatap kearah Joshua kembali.
" Apa kamu mendapatkan foto waktu Hazel kecil?". Tanya Justin dengan nada serius
" Maaf tuan, saya belum mendapatkan itu karena saya masih mencari kesamaan dari foto yang sebelumnya tuan kasih"
Justin menganggukkan kepalanya saat mendengar jawabannya Joshua, setelah itu Justin menyimpan semua informasi yang Joshua dapat.
" Kerjamu sangat bagus Jos, tapi aku ingin tetap foto Hazel saat masih kecil".
" Baik tuan saya akan berusaha mencarinya lagi, kalau begitu saya pamit".
Joshua membungkukkan badannya seraya memberi hormat kepada Justin setelah itu dia pergi meninggalkan Justin yang sedang bergelut dengan pikirannya.
Justin memegangi kepalanya terasa sangat sakit sekali, dia benar-benar tidak tau dimana Elle aslinya diantara Hazel dan Elora.
****
Setelah beberapa menit dari Joshua pergi dimana suara ketukkan pintu terdengar kembali, Justin memerintahkan untuk masuk.
Saat pintu terbuka, pandangan Justin mengarah kepintu kali ini yang datang adalah Jonas. Pria itu berjalan dan mendekat kearah mejanya Justin.
" Ada apa Jo?". Tanya Justin
" Tuan, saya ingin menginformasikan kepada anda bahwa hari ini adalah jadwal terapi anda tuan".
Justin menghelankan nafasnya secara dia malas untuk pergi ke terapi itu, namun paksaan dari kedua orang tuanya mau tidak mau dia harus pergi.
" Jam berapa jadwalku Jo?".
" Sekitar jam 1 tuan".
Justin melihat kearah jam ditangannya, waktu menunjukkan pukul 12.20 setelah itu Justin kembali menatap Jonas.
" Kita berangkat sekarang, aku juga ingin bertemu dengan Dokter Elora sebelum melakukan terapiku".
" Baik tuan"
Justin bangkit dari duduknya dan berjalan mengarah pintu keluar Jonas mengikuti langkah kakinya Justin yang keluar dari ruangannya itu.
****
Tepat 35 menit, mereka tiba diparkiran rumah sakit yang menjadi tempat Justin menjalani terapi beberapa tahun terakhir ini. Jonas terlebih dahulu turun setelah itu dia membukakan pintu untuk Justin.
Setelah itu Justin turun dan merapikan jas nya dan melangkahkan kakinya untuk masuk kelobby rumah sakit tersebut.
Saat beberapa langkah, Justin melihat Elora yang baru saja keluar dari ruangan IGD.
" Dokter Elora". Panggil Justin
Elora menoleh kebelakang saat namanya dipanggil, saat dia melihat bahwa itu adalah Justin dengan cepat Elora melangkahkan kakinya membuat Justin mengernyitkan keningnya.
" Tunggu Dokter". Teriak Justin sambil mengejar Elora
Elora berlari sekuat tenaganya, setelah kejadian sebulan lalu wanita itu ingin mengindari dari Justin karena dia tidak ingin lagi berhubungan dengan seorang pria.
Merasa trauma apa yang telah dilakukan oleh Jacob kemarin membuat wanita itu takut jika dia akan merasakan itu kembali.
Justin berhasil meraih lengannya Elora, sehingga membuat Elora menghadap Justin.
" Apa yang membuatmu lari Elle?".
" Maaf tuan Parker tolong lepaskan saya".
" Tidak, aku ingin berbicara kepadamu Elle".
Elora mencoba untuk mendorong Justin agar pria itu melepaskan tangannya dari lengannya, saat wanita itu berusaha untuk mendorong Justin terdengar seseorang memanggil pria itu sehingga membuatnya melepaskan lengan Elora.
" Ju" Panggil Hazel
Seseorang itu adalah Hazel, pria itu merasa terkejut kedatangan Hazel yang secara tiba-tiba wajahnya menjadi bingung. Pria itu menatap kearah Elora seelah itu kembali menatap kearah Hazel ada perbedaan dari diantar mereka berdua yang membuat Justin merasa bingung.
" Ju, siapa dia?". Tanya Hazel
" Dia Dokter Elora". Jawab Justin dengan nada tegasnya
" Kamu apa mengenalnya Ju? Kelihatannya kamu sangat dekat dengan Dokter ini". Dengan nada Hazel yang merasa cemburu
Hazel sempat melihat Justin memegang lengannya Elora hal itu membuatnya merasa cemburu ada hubungan apa Justin dan wanita itu sehingga membuat penyakitnya tidak kambuh.
Karena merasa penasaran itulah mengapa Hazel menegur Justin saat bersama Elora.
" Dia seperti Elleku". Jawab Justin
Dug.
Jantung Hazel berdebar dengan sangat kencang saat Justin mengatakan itu, apakah wanita didepannya adalah Elle yang sebenarnya.
Wajah Hazel terlihat sedikit panik namun dia mencoba untuk mengontrol rasa kepanikannya itu.
" Ju, kamu sedang mengawur bukannya aku adalah Ellemu Ju". Ujar Hazel mencoba menyakinkan Justin
" Tidak, aku yakin Elora adalah Elleku"
Elora yang merasa tidak enak itu dia membuka suaranya.
" Maaf tuan Parker, sudah aku katakan bukan bahwa aku bukan Ellemu, mungkin memang nama panggilanku adalah Elle namun tidak hanya namaku saja yang bernama Elle tuan". Jawab Elora dengan nada marahnya
Hazel kembali menatap Justin". Lihatlah Ju, dia sudah mengatakan bahwa dia bukan Ellemu Ju".
" Tidak, aku yakin dia adalah Elleku karena aku hanya bisa bersentuhan dengannya". Bentak Justin
" Maaf tuan Parker, jika tidak ada hal yang lain anda bahas kalau begitu saya akan kembali bekerja".
" Tunggu Elle". Ujar Justin sambil memegang tangannya Elora
Hazel yang merasa tidak terima dengan hal itu tanpa sengajanya dia menyentuh tangannya Justin sehingga membuat Justin terkejut.
" Ju". Panggil Hazel sambil menyentuh tangannya Justin
Justin seketika menepis tangannya Hazel.
" Apa yang kamu lakukan Hazel". Bentak Justin
Tiba-tiba, Justin merasakan sangat aneh dari tubuhnya saat Hazel menyentuh tangannya, dadanya mulai terasa sesak sehingga membuat Justin memegangi dadanya.
Justin terjatuh kelantai sambil memegangi dadanya, tangannya juga mulai tremor, keringatnya mulai bercucuran.
Elora terkejut saat melihat Justin tiba-tiba jatuh kelantai, begitu juga dengan Hazel dia merasa bersalah telah menyentuh Justin.
Elora berjongkok tepat didepannya Justin, terlihat sangat pucat sekali wajahnya Justin, wanita didepannya itu terlihat khawatir dengan keadaannya Justin.
" Tuan Parker, ada apa dengan anda?". Tanya Elora dengan nada khawatirnya
Justin mencoba untuk mengontrol dirinya, tetapi sentuhan dari Hazel membuatnya semakin tidak bisa mengontrol dirinya sehingga dadanya semakin terasa sesak.