NovelToon NovelToon
THE CITY

THE CITY

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen Angst / Identitas Tersembunyi / Epik Petualangan / Keluarga / Persahabatan / Angst
Popularitas:2k
Nilai: 5
Nama Author: pecintamieinstant

Kekacauan dunia telah melanda beberapa ratus tahun yang lalu. 30 anak remaja dikumpulkan oleh pusat mereka dari lima kota yang sudah lama dibangun. Sesuatu harus segera dicari, untuk menemukan wilayah baru, nantinya bisa digunakan untuk generasi selanjutnya.

Bersama anak laki-laki muda bernama West Bromwich, dia melakukan misi tersebut. Bagaimana caranya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon pecintamieinstant, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

21

Satu bola masih sempat mengambang sebelum anak misterius tadi beranjak pergi begitu saja.

Walaupun West hanya bisa melihat gestur darinya, West merasa bahwa laki-laki tadi memiliki rahasia atau sesuatu yang tidak bisa diungkapkan. Kaku dan kikuk ketika ia sekedar berjalan. 

Bantuan bola pengamat miliknya, sekira membantu untuk meneliti dan mengamati yang tidak bisa diraih dari jarak jauh. Efisien, tidak memerlukan banyak tenaga.

Ketika anak tadi sudah pergi, West menekan lokasi kamarnya. Seketika bola itu mengikuti dan bergerak meninggalkan seperti tidak ada bekasnya. 

Setengah perjalanan berlangsung, beriringan juga dengan kedatangan anak-anak lainnya telah muncul ke permukaan. Selesai berlatih sebelum makan siang datang. 

"Ayolah," West menarik kursi dan duduk lagi, "tidak boleh ada yang ketahuan." West bergetar pada jari-jemari, menekan paksa ke layar hologram. 

Satu bola bergerak cukup cepat selama West memerintahkan kepadanya.

Ketegangan semakin berlanjut saat anak-anak telah keluar dari ruang bulat dan menyebar ke tiap sisi lantai per lantai. 

Sedetik sebelum bola itu terlambat masuk, dan ketika Erton Smith hendak menyusuri lantai satu, anak itu melihat sekilas kepada sebuah benda bulat, terbang dan masuk ke pintu yang terbuka sedikit. Menghilang setelahnya.

Dia melihat tanpa membuka mulut.

"Nyaris saja," West menangkap bola tadi.

Kejadian itu membuat West perlu lebih berpikir secara matang akan konsekuensi yang bisa saja terjadi apabila ada orang melihat benda miliknya.

Ini hanyalah keberuntungan baginya. Secara cepat tanpa diketahui orang lain, West mematikan bola itu, menyembunyikan dalam tas hitam lagi. 

West beranjak bangun menuju kamar mandi untuk melepaskan penat serta mengganti baju hitam—sejak tadi belum dilepaskan. 

Perban baru yang belum lama diganti lagi, ditutup menggunakan plastik bening—West temukan pada kamar mandi.

Guyuran air melalui lubang-lubang shower, membuatnya sedikit tenang. Air dingin merebak pada tubuhnya, sangat nyaman mengenai kulit.

Ketika anak itu telah selesai dengan semuanya, West mengeluarkan diri pada kamarnya. Sekedar menyapa dunia luar, sengaja

"Eme?" West menatap satu perempuan yang dikenali dari belakang, berdiri sendirian menghadap ke arah lain.

Eme belum menyadari tentang anak laki-laki itu. Dia sibuk melihat sesuatu.

"Apa aku harus memberitahunya?" West bertanya sendiri, "ayolah, West. Kau sekarang memiliki perempuan baru. Percayalah saja." West sibuk berdebat dengan diri sendiri, sebelum bersiap-siap menemui Eme.

Ketika Eme belum berbalik dengan sengaja, West menemui kepada anak perempuan di depan pintu kamar.

"Oh, hai, West," Eme sumringah menemuinya.

"Hei, Eme. Bagaimana dengan latihan-mu tadi?" West bertanya canggung, agak malu.

"Oh, soal itu, seperti sebelum-sebelumnya. Tetap sama. Namun, Micha agak berbeda ketika bersama kami."

"Berbeda? Berbeda bagaimana?"

"Kamu tau... Micha menjadi jarang mengawasi kami sejak tadi pagi. Robot itu beberapa kali diam sendiri, tanpa memberi arahan kepada kami. Rasanya aneh. Bukan Micha yang ku kenali."

"Yang lain bagaimana?"

"Mereka tetap berlatih mandiri seperti biasanya. Tak sedikit dari mereka tidak peduli dengan latihan. Micha tidak bereaksi untuk memberi hukuman."

West menggeleng aneh. "Ada sesuatu yang salah pada program robot itu. Aku yakin pasti ada."

Eme ikut berpikir bersama.

"Erton? Kau tidak bersama dengannya?"

"Dia terus meninggalkanku sejak tadi, dan aku harus menjauhinya. Terkadang aku tidak menyukai dengan sifatnya."

"Tidak apa-apa, Eme. Kau akan mengerti nantinya."

"Kalau kamu ingin menemuinya, dia ada di ruangan bulat. Temui saja. Aku tidak bisa menemani-mu karena masih memiliki pekerjaan."

"Baiklah, sampai bertemu siang hari, Eme."

West dan Eme berpisah sekarang. West berjalan sendiri melewati anak-anak remaja lain, berusaha tegar. Berjalan cepat untuk meringkas waktu.

Setiba pada ruangan bulat abu-abu, lantai bulat telah kembali pada tempatnya. Tersusun juga oleh kursi-kursi kecil yang melingkar.

Satu anak memikirkan dirinya sendiri sambil menunduk. Dua tangan dihadapkan ke depan.

"Seperti anak bertopi. Apa itu memang dia?" Pikirnya dari jarak jauh. "Nanti saja bicaranya, West."

West bergerak langsung kepada sahabatnya. Menekuk setengah tubuh sampai bisa menempel ke pundak-berundak kursi itu.

Lebih pertama, West belum bisa mengucap kata padanya. Mengikuti gerakan Erton dengan termenung diam.

Belum ada percakapan diantara kami.

Satu menit berjalan cepat..., Tiga menit menunggu lama..., Tujuh menit tidak terasa, sejak tadi saling diam.

"Dapat surat dari ibu?" Erton lebih awal mengatakan, menghadap depan.

"Tadi pagi, aku sudah menerimanya."

"Benar-benar tidak tau, kalau dia memberi surat. Sangat jarang mengirimkan langsung ke tempat ini."

"Ibu ingin kita terus bersama-sama, sampai selesai bertugas. Kita tidak mau menyia-nyiakan perjuangan ibu, yang sudah membesarkan sampai sejauh ini."

West dan Erton merenung lagi.

Mereka berdua adalah dua anak remaja bersahabat sejak kecil pada pertemuan yang tidak disengaja, namun mereka sudah dianggap seperti kakak-beradik kandung.

"Kalau kau butuh sesuatu, tanyakan padaku. Ibu sudah menganggap kita sebagai anaknya sendiri."

Ruangan bulat menjadi lebih tenang setelah mereka berdua bercengkrama lebih serius. Pesan-pesan yang sudah diterima oleh kedua anak itu, seakan merekatkan persaudaraan mereka.

Sekarang adalah jam istirahat, dan dua anak tadi telah pergi dari sini.

...***...

Potongan sayur terisi pada nampan West Bromwich.

Tiga anak remaja mengumpul seperti lainnya, membuat cerita-cerita aneh sembari menyantap hidangan siang ini.

"Terimakasih tuhan karena aku tidak pernah merasakan rasa ini," gumam Eme ketika mengunyah dan menelan pada mulut penuh.

"Kau bukankah di kota asal mu ada banyak tanaman?"

"Aku katakan lagi, West. Di sana hampir seluruhnya tanaman bunga dan obat. Bahan-bahan makanan kan asalnya dari kotamu, kota Greny."

"Aku lupa dengan ucapanmu waktu itu. Maaf, Eme."

"Tidak semua warga-warga di sana bisa menerima bahan makanan?" Erton melirik Eme.

"Ya... Banyak yang hidup miskin yang ditutupi dengan sumber daya alam tanaman bunga dan obat. Tidak banyak warga kami, harus menderita kelaparan."

West berpindah mengelus perban luka tadi.

"Pemerintah sangat kejam. Aku sangat tidak menyukai itu. Terkadang aku mengikuti demo-demo di jalanan, tetap saja kami ditindas."

Erton melanjutkan makan siang, West beralih menyeruput segelas minuman hangat.

"Bersyukur aku bisa menikmati makanan selama berada di tempat ini. Tetap heran saja mengapa pak walikota mengirimiku untuk datang jauh-jauh."

"Walikota?" West mengulang lagi, "kau dapat pesan dari pak walikota?"

"Eng... Iya. Ada apa, West?"

"Kau diundang oleh pak walikota, kami berdua juga sama denganmu, tiba-tiba. Apa kau berdua pernah mengajukan sesuatu pada pak walikota?"

"Tidak. Tidak pernah." Erton mengangguk menikmati minuman miliknya, selama diturunkan ke meja.

"Sama, aku juga tidak melakukan semacam itu." Eme turut menjawab seperti yang dikatakan anak berambut putih.

West melihat kepada anak-anak remaja di kejauhan, beraktifitas seperti kami yang berbeda meja saja.

"Kau tau apa artinya?"

"Tidak. Apa memangnya?"

"Pak walikota pasti menyembunyikan sesuatu dari kita."

West berlanjut mengeluarkan secara foto diam-diam. Digerakkan tubuhnya menyamping sampai foto itu bisa terlihat oleh mata-mata mereka.

"Kamu dapat darimana? Dan siapa mereka?"

"Mrs. Grow."

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!