Menjadi pedagang antar dua dunia? Apakah itu memungkinkan?
Setelah kepergian kakeknya, Sagara mewarisi sebuah rumah mewah tiga lantai yang dikelilingi halaman luas. Awalnya, Sagara berencana menjual rumah itu agar dapat membeli tempat tinggal yang lebih kecil dan memanfaatkan sisa uangnya untuk kebutuhan sehari-hari. Namun, saat seorang calon pembeli datang, Sagara tiba-tiba mengurungkan niatnya. Sebab, dia telah menemukan sesuatu yang mengejutkan di belakang rumah tersebut, sesuatu yang mengubah pandangannya sepenuhnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kata Pandu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 29 : Menargetkan atau Ditargetkan
Sagara duduk di sebuah kursi kayu besar di ruang rapat keluarga Morgans, sambil menatap keluar jendela yang menghadap ke halaman belakang mansion. Udara siang menjelang sore yang sejuk menyelinap melalui celah-celah jendela yang terbuka, namun pikirannya penuh dengan berbagai informasi baru yang ia terima. Di hadapannya, Fransiskus berdiri tegak dengan tenang, menunggu tuan mudanya mengajukan pertanyaan lebih lanjut.
"Fransiskus," kata Sagara, mengalihkan pandangannya dari jendela, "Seperti yang aku minta sebelumnya, ceritakan lebih lanjut tentang keluarga Rosewood. Aku ingin tahu lebih dalam tentang mereka sebelum menghadiri pesta dansa besok malam."
Fransiskus mengangguk pelan. “Tentu, Tuan muda. Saya akan mulai dari Keluarga Rosewood yang memiliki sejarah panjang, meskipun mereka bukanlah keluarga yang sangat berpengaruh seperti beberapa keluarga bangsawan lain di wilayah ini, tapi mereka memiliki reputasi yang tinggi karena memiliki darah yang mengalir dari salah satu pahlawan yang gugur dalam pertempuran di masa lalu. Saat ini, kepala keluarga mereka adalah Collins Rosewood yang memiliki gelar Count.”
Sagara memiringkan kepalanya, menunggu penjelasan lebih lanjut. "Count Collins... orang seperti apa dia?"
Fransiskus tersenyum tipis, mengingat sosok Collins. "Count Collins dari keluarga Rosewood, dikenal sebagai orang yang ramah dan berkepribadian lembut. Namun, sayangnya, dia juga kurang tegas dan agak penakut. Meski berniat baik, dia sering kali mengambil keputusan yang salah karena kurangnya ketegasan. Penampilannya mungkin tidak terlalu menarik—dia agak pendek dan gemuk, dengan rambut panjang bergelombang serta kumisnya yang tebal."
Sagara menahan tawa. “Sepertinya dia bukan tipe pemimpin yang disegani?”
“Benar,” lanjut Fransiskus wajah datar. “Namun, di balik kelemahannya, istrinya, Helga Rosewood, adalah sosok yang mengisi kekosongan itu. Dia wanita yang sangat pintar dan tegas. Countess Helga lah yang sebenarnya memegang kendali di balik layar. Dia mengatur hampir semua urusan keluarga, termasuk bisnis, keuangan, dan urusan rumah tangga. Meskipun tidak memiliki paras yang cantik, Lady Rosewood itu memiliki kharisma dan kepercayaan diri yang membuatnya disegani oleh banyak orang, tidak hanya dikalangan para lady saja, tapi juga para lord.”
Sagara mengangguk, mulai mendapatkan gambaran lebih jelas tentang pasangan itu. “Dan anak-anak mereka?”
Fransiskus menarik napas sebelum menjawab. “Mereka memiliki dua putri. Yang pertama adalah Jena Rosewood, usianya delapan belas tahun, hanya dua tahun lebih muda dari Anda. Dia akan diperkenalkan secara resmi pada debutante-nya di pesta dansa nanti. Jena memiliki kepribadian yang lembut, sama seperti ayahnya.
Sagara terdiam sejenak, merenungkan betapa berbahayanya memiliki kepribadian seperti itu di dalam lingkungan bangsawan yang penuh dengan intrik dan manipulasi. “Apakah dia sudah bertunangan? Aku dengar dari Rose, para bangsawan memiliki kebiasaan menjodohkan anak perempuan mereka bahkan saat mereka masih sangat kecil.”
“Ya,” jawab Fransiskus. “Tunangan Jena adalah Fins Holdings, putra dari Baron Olag dari keluarga Holdings. Mereka sudah bertunangan selama beberapa waktu, dan kemungkinan besar akan menikah dalam waktu dekat ini.”
“Bagaimana dengan adik Jena?” tanya Sagara.
“Adiknya bernama Sthania Rosewood, usianya masih dua belas tahun. Sthania adalah tipe anak yang pemberani, blak-blakan, dan sedikit tomboy. Meski masih muda, dia sudah menunjukkan tanda-tanda sebagai individu yang mandiri dan tidak suka diatur.”
"Apa karena anak itu mewarisi sifat dari ibunya?"
"Saya tidak memiliki informasi yang cukup mengenai masa lalu Countess Helga, sehingga tidak bisa memvalidasi pernyataan tersebut."
Sagara tersenyum tipis. “Menurutku keluarga ini sungguh menarik.”
Fransiskus mengangguk, lalu melanjutkan, “Namun, Tuan muda, selain memahami siapa mereka, ada beberapa hal yang harus Anda perhatikan dalam menghadiri pesta sosial para bangsawan ini. Anda tidak hanya akan bertemu keluarga Rosewood, tetapi juga banyak keluarga bangsawan lainnya. Ada dua keluarga yang menurut saya perlu menjadi prioritas Anda dalam membangun hubungan yang baik.”
Sagara memfokuskan perhatiannya. "Keluarga mana yang kau maksud?"
"Keluarga Lewis dan keluarga Cooper," jawab Fransiskus. “Keluarga Lewis dipimpin oleh Lord Grey yang bergelar Viscount. Keluarga Lewis memiliki sejarah panjang dan hubungan yang baik dengan keluarga Morgans, tapi itu sebelum masalah yang menimpa keluarga Morgans lima tahun yang lalu. Dulu keluarga Lewis sering menjalin hubungan dagang dengan keluarga Morgans. Saya percaya, membangun kembali hubungan dengan keluarga Lewis akan sangat penting bagi masa depan Anda, terutama untuk mendapatkan dukungan politik dan sosial di kalangan bangsawan.”
Sagara mengangguk, mencatat dengan cermat. “Bagaimana dengan keluarga Cooper?”
“Keluarga Cooper, saat ini orang yang berkuasa atas keluarga tersebut adalah Baroness Diane. Meskipun keluarga tersebut lebih muda daripada keluarga Lewis, tapi memiliki pengaruh yang cukup besar di wilayah sekitar ini. Hubungan keluarga Morgans dengan mereka cukup baik di masa lalu. Mendiang nenek Anda memiliki hubungan yang dekat dengan Baroness generasi sebelumnya.
Sagara menyerap informasi itu dengan serius. “Lalu, siapa yang harus aku waspadai?”
Fransiskus menegang sedikit sebelum menjawab. “Ada tiga keluarga yang sebaiknya Anda hindari: keluarga Vesper, keluarga Rosendale, dan keluarga Featherson. Keluarga Vasper dan Rosendale tidak pernah menyukai keluarga Morgans, terutama karena mereka merasa keluarga Anda mencemari darah bangsawan dengan mengangkat Miles yang berlatar belakang seorang pedagang, menjadi seorang bangsawan. Kebencian mereka berakar dari rasa iri atas kesuksesan bisnis keluarga Morgans dan arogansi kelas.”
Sagara mengernyit. "Mereka menganggap keluarga kami tidak pantas?"
“Benar, Tuan muda,” jawab Fransiskus dengan hati-hati. “Dan keluarga Featherson... Anda benar-benar harus menjauh dari mereka. Tuan muda Featherson dikenal sebagai pecandu alkohol, penjudi, dan suka bermain wanita. Memiliki hubungan dengan mereka akan membawa dampak buruk pada reputasi Anda.”
Sagara menghela napas panjang. "Banyak sekali yang harus diingat."
Fransiskus tersenyum tipis. “Memang, Tuan muda. Dunia bangsawan adalah tempat yang rumit, penuh dengan kepentingan dan politik. Namun, jika Anda bisa memainkan peran dengan baik, itu akan membawa banyak manfaat bagi keluarga Anda.”
Sagara mengangguk, mencoba mengingat semua nama dan informasi yang baru saja didapatkan. Namun, semakin banyak nama yang ia dengar, semakin pusing kepalanya. “Tunggu... jadi keluarga Lewis dan Cooper adalah keluarga yang dulu pernah dekat dengan keluarga Morgans, tapi... hubungan seperti apa yang dimiliki?”
Fransiskus menahan tawa. “Baik, saya akan menjelaskan kembali secara garis besarnya, jadi Keluarga Cooper adalah ... Nenek Anda memiliki hubungan ... Sedangkan Keluarga Lewis memiliki hubungan dalam hal ....”
Sagara mengangguk, kemudian mengerutkan keningnya. Ia mendesah dan menatap Fransiskus dengan ekspresi lelah. “Sepertinya aku perlu mencatat ini semua. Jangan sampai aku salah bicara saat bertemu mereka.”
Fransiskus tersenyum bijak. “Tenang saja, Tuan muda. Kita masih punya waktu satu hari sebelum pesta dansa. Saya akan membantu Anda mempersiapkan segala sesuatunya dengan baik.”
Sagara mengangguk penuh rasa syukur. "Terima kasih, Fransiskus. Berkat bantuanmu, aku merasa lebih siap sekarang, meski masih banyak yang harus aku pelajari."
Fransiskus menunduk hormat. “Itu sudah menjadi tugas saya, Tuan muda. Mari kita lakukan yang terbaik demi kebangkitan keluarga Morgans.”
Sagara tersenyum kecil, meskipun pikirannya masih dipenuhi banyak hal yang harus diingat dan dipersiapkan.