Visual Cast bisa cek Tiktok @Raline_Story 94
Menceritakan kisah wanita muda yang baru menyelesaikan pendidikan Spesialisnya dikairo. Ia terpaksa harus menikahi seorang CEO yang kejam, dan tidak tersentuh. Pria itu adalah calon suami kakaknya. Ia terpaksa menjadi wanita pengganti di pernikahan mereka. Karena sang kakak yang memilih kabur tepat dihari pernikahan mereka.
Ayyura dan Aydeen pernah bertemu berapa tahun yang lalu di Newyork sebelum Ayyura menutup dirinya seperti ini. Ayyura seakan tidak mengingat wajah Aydeen sama sekali. Sedangkan, Ayyura sudah mengenakan cadar saat ini, otomatis Aydeen belum bisa mengenali wajahnya Yura sekarang.
Yang penasaran bagaimana kelanjutannya?
silahkan dibaca gaes ..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Raline_Story, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 28 Cenat Cenut Kepala atas dan Bawah
Cukup lama mereka saling melumat dan bertukar saliva masing-masing. Ah akhirnya Aydeen merasa senang karena ia bisa mencium bibir wanitanya.
Bibir yang selama ini ia bayangkan untuk ia kecup dan lumat setiap saat. Aydeen melepaskan ciuman dan tautannya sebentar. ia ingin memberi ruang sedikit untuk sang istri agar bisa bernafas sejenak.
"Sayang". ucap Aydeen dengan suara beratnya.
"Hmm ..". jawab Ayyura dengan lembut.
"Aku menginginkanmu malam ini, boleh"? tanyanya.
"Semuanya milik Abang, Ayyura serahkan semua diri Yura malam ini pada Abang". jawabnya pelan.
Aydeen tersenyum manis, lalu mengecup keningnya dengan cukup lama. Dia mengusap lembut seluruh permukaan wajah mulus dan putih itu.
"Aku akan melakukannya secara perlahan, hmm".
"Sakitnya hanya sebentar, namun setelah itu akan kubuat Kamu merintih dengan nikmat Sayang".
balas Aydeen dengan mata yang sudah begitu sayu.
Ayyura tersipu dengan semurat merah muda yang telah menghiasi tulang pipinya malam ini.
Aydeen mulai menggendong sang istri ala koala dan duduk diatas kasur mereka. Posisi masih sama seperti tadi, Ayyura yang berada dipangkuan Aydeen.
kemudian ia kembali menautkan bibirnya dengan begitu dalam, dan sedikit menggigit bibir bawah nya.
"Sayang buka mulutmu". bisik Aydeen lembut.
Dan saat itu juga Aydeen kembali meraih bibir Ayyura, namun ciuman kali ini semakin memanas cukup membuat keduanya meremang panas dingin.
Aydeen semakin membelit lidah sang istri dengan begitu liar, mencecap bibir ranum itu dengan bergairah. Ayyura yang awalnya meremas sembari menjambak rambut belakang Aydeen, kini Ayyura malah menarik kepala Aydeen, hingga membuat ciuman mereka terasa semakin dalam.
Aydeen bisa merasakan jika Ayyura mulai menikmati ciuman mereka. Respon yang baik pun memberi kesempatan buat Aydeen untuk membuka gaun tidur yang sedang Ayyura kenakan.
Lalu ia menurunkan lengan pakaian pada tubuh istrinya dengan lembut. Mempertontonkan kulit mulus, putih, seperti bayi yang nyaris sempurna tanpa cela pada tubuh istrinya itu.
"Kulitmu indah sekali Sayang, Tubuh Kamu begitu mempesona. Bagaimana bisa orang tuamu memiliki berlian secantik ini". bisik Aydeen dengan nada yang sedikit bergetar.
Aydeen benar-benar dibuat gila malam ini oleh bidadari yang ada dihadapannya ini.
"Glekkk .. Aydeen terkejut kala seluruh pakaian terlepas. Namun ia baru menyadari bahwa Ayyura ternyata tidak memakai pakaian dalam.
Suatu pemandangan indah nampak jelas dengan dua bukit kembar yang ada dihadapannya.
"Kamu enggak pakai ..". suara Aydeen terhenti saat melihat penampakan luar biasa ini.
Aydeen sungguh tidak fokus dengan ada yang dihadapannya itu. Seperti singa yang ingin langsung menerkam habis mangsanya.
"Aku memang jarang mengenakan pakaian dalam dimalam hari Bang. Apa Bang Aydeen tidak suka"? tanya Ayyura dengan gugup.
"Tidak, Aku sangat menyukainya Sayang".
"Dan lakukan itu setiap malam ketika sedang bersama ku, hmm". pikiran Aydeen sudah tidak bisa ia kontrol lagi. Ayyura yang merasa tubuhnya polos menutupi berapa anggota tubuhnya dengan kedua telapak tangannya. Dia benar-benar malu saat ini.
"Bahkan kedua telapak tanganmu saja tidak mampu untuk menutupi seluruh bukit kembar itu Sayang".
"Lagian kenapa juga harus kamu tutupi begitu"? Aydeen tersenyum dengan sangat manis.
Kemudian ia perlahan menyingkirkan kedua tangan Yura dari sana. Aydeen kembali menelan salivanya.
Melihat apa yang kini ada dihadapannya, membuat Aydeen ingin melahap habis penuh hasrat dua benda kenyal bukit kembar itu.
Dengan pelan Aydeen membuka perlahan kaos nya. Sekarang Ayyura yang tersentak, saat melihat tubuh kekar sang suami. Perut kotak-kotak yang begitu sexi dan mempesona menurutnya.
"Kenapa Sayang, hmm"? tanya Aydeen menarik dagu sang istri, yang tiba-tiba memalingkan wajahnya.
"Tubuh Abang .. Mm tubuh Abang bagus". jawabnya.
Aydeen terkekeh melihat tingkah malu-malu istrinya.
"Kalau bagus jangan cuma dilihatin aja". godanya.
"Lalu"? tanya Yura polos.
"Disentuh seperti ini, hmm". balas Aydeen dengan meletakkan jari-jemari lembut sang istri pada dada bidangnya yang sudah polos itu.
"Abang". gumam Ayyura.
"Mulai malam ini semuanya hanya milikmu seorang Sayang, akan kupastikan hanya Kamu wanita yang terakhir ku izin kan untuk menyentuh dan menikmati semua yang ada pada diriku". balas Aydeen lembut.
"Abang .." rengek Ayyura tanpa sadar memeluk sang suami dengan begitu erat.
Pelukan itu terasa hangat, saat skin to skin langsung bersentuhan tanpa kain penghalang satupun lagi.
Tubuh Aydeen langsung menegang dan mendesak agar minta segera dilepaskan.
"Ayy, Aku sudah tidak tahan lagi Sayang".
Dengan gerakan perlahan Aydeen mengelus tubuhnya polos itu dengan sangat lembut membuat kelenjar hangat menjalar pada tubuhnya Ayyura.
Aydeen mulai menenggelamkan kepalanya pada ceruk leher istrinya. Dia mulai mengecup, menjilat ke semua permukaan leher istrinya.
Euuggghhhh ... lenguh Ayyura tanpa sadar.
Sudah berapa banyak bekas kiss mark yang ada dileher sang istri malam ini.
Aydeen memulai aksinya dengan meraba dua benda padat bulat dan berisi, yang masih tergantung didepan wajahnya itu. Baru saja Aydeen ingin menggenggam kedua gundukan itu, terdengar suara ketukan berapa kali dari luar pintu.
Tok .. tok .. tok ..
"Abang .. Bang Aydeen .. Ayyura .. buka pintunya". teriak Azzahra dengan suara bergetar diluar sana.
"Abang .. ada Zahra diluar". bisik Ayyura pelan.
"Tikus kecil itu! Mengganggu saja"! umpat Aydeen.
"Ayy .. Aku benar-benar udah enggak tahan nih". rengek Aydeen dengan manja.
"Nanti kita bisa lanjut lagi Bang". bujuk Yura.
"Aku mau ini dulu sebentar ya". ucapnya sembari sedikit memintil pucuk merah, yang ternyata sudah terlihat begitu menegang itu.
"Ahh .. Abang". lenguh Ayyura lagi.
"Kenapa Sayang, enak hmm". bisik Aydeen.
Ayyura mengangguk pasrah ini baru pertama kalinya untuk dirinya, terasa begitu nikmat pikirnya.
Tok .. tok .. tok ..
"Ayyura buka pintunya .. Abang bangun ..".
"Ihh masa udah nyenyak jam segini sih".
"Abang .. Ayyura". teriak Azzahra kembali.
Lagi-lagi suara Azzahra mengganggu kegiatan panas Aydeen bersama kakak iparnya itu.
Aydeen menarik nafasnya dalam-dalam mencoba untuk tidak emosi. Ayyura mengelus lembut lengan sang suami lalu mengecup sekilas bibirnya.
"Buka dulu pintunya, mungkin ada hal yang penting. Ingat jangan marah-marah keluarnya". bujuk Yura.
Aydeen mengusap wajahnya kasar, lalu membalas kecupan lembut pada kening sang istri seakan permainan malam ini harus tertunda kembali.
"Tunggu sebentar Sayang ya". bisik Aydeen pelan, dengan cepat dia mengenakan kembali kaosnya.
Aydeen berjalan dengan tergesa-gesa untuk segera membuka pintu kamarnya. Dia sudah keliyengan, sakit kepala atas dan sakit kepala bawah.
"Ada Apa Azzahra Humairah"? ucap Aydeen dengan nada sedikit penuh penekanan. Tidak lupa juga raut wajah penuh emosi yang tertahan saat ini.
"Maaf mengganggu istirahatnya Abang".
"Benar, Kau sangat mengganggu Azzahra"! potongnya dengan cepat.
"Shh .. Zahra juga gak mau sampai datang kesini malam-malam begini Abang"! balasnya sinis.
"Lalu ada apa"? tanya Aydeen datar.
"Hmm .. begini .. Hmm .. dimana Ayyura"? tanyanya.
"Tidur, kenapa"? ketus Aydeen.
Ccckkk ... Zahra berdecak kesal.
"Zahra mau ketemu Ayyura Abang". sentak Zahra.
"Kamu banyak maunya Azzahra! Tinggal bilang pada Abang, ada apa"? balas Aydeen kesal.
"Hmm .. Papanya Yura ..".
"Papa kenapa"? sahut Yura yang langsung keluar dari kamarnya.
Sejak tadi ia memperhatikan perdebatan antara kakak beradik itu.
"Ayy .. Papa Kamu .. Papa Kamu kecelakaan". jawabnya pelan dengan wajah yang sudah lemas.
"Apa? Subhanallah .. Astaghfirullah Papa". pekik Yura kemudian air mata membasahi pipinya tanpa izin.
"Kamu yang tenang Sayang". Aydeen langsung menarik tubuh istrinya kedalam pelukannya.
"Kita diminta untuk segera kerumah sakit sekarang". ujar Zahra kembali.
Aydeen benar-benar pusing saat ini, kenapa selalu saja ada ujian baginya, untuk melakukan ritual malam pertamanya.
Seolah Semesta tidak pernah meridhoi niat dan hajatnya, padahal mereka adalah pasangan suami istri yang sah dan juga halal.
semakin kesini akan semakin seru