Kematian tragis ketua gangster Kota M membuat kemarahan anggota gengster. Mereka melakukan sweeping untuk mencari keberadaan si pembunuh. Kondisi Kota tidak dapat dikendalikan.
Kini gangster diambil alih oleh wakil ketua yang lebih bengis. Dia memerintahkan mencari pembunuh bosnya.
Sementara, raja gembolan bawah tanah yang menjadi musuh bebuyutan gangster sangat senang atas kematian ketua gangster. Mereka juga sedang mencari si pembunuh untuk mengucapkan terimakasih.
Bahkan polisi dan pihak militer kewalahan.
"Cucu! Apakah kamu yang melakukannya?" Tanya seorang Kakek berumur depan puluhan tahun. Walaupun tua, badan orang tua itu terlihat tegap dan kuat.
Gadis itu tidak menjawab, dia langsung mematikan ponselnya dan memasuki asrama.
Polisi sendiri kesulitan mencari pelaku karena tidak ada alat bukti yang kuat. Polisi hanya menemukan, tulang di bagian dada patang akibat pukulan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon BagusBLTR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Membantu Dara
Halaman Kampus
"Dara! Ini tinggal selangkah lagi, kenapa kamu mundur? Ah... Dara! Kenapa kamu lakukan itu?" Toni terus beryanya. Dara memberitahunya semalam bahwa dia mundur dari kompetisi. Dara tidak memberitahu alasannya.
Dara terus saja menyapu dan tidak mempedulikan Toni. Toni terus saja mengikutinya dari belakang dan menunggu jawaban Dara. Namun Dara tidak mempedulikannya.
Saat itu, Lusi sudah datang bersama Mirna. Dia terkejut melihat Dara menyapu halaman.
"Dara! Bu.. Bukankah kamu ditangkap polisi?" Tanya Lusi.
Dara hanya melihatnya, tidak peduli dan meneruskan menyapu. Kemudian Dara berjalan untuk mengambil kantong plastik. Toni masih saja mengikutinya. Toni masih ingin menunggu jawaban Dara.
Firza pun sudah datang dan langsung menuju ke arah Dara. Dia mengikuti Dara kembali ke tumpukan sampah yang menggunung. Dara mulai memasukkan sampah dibantu Bibi Liana. Firza tanpa diminta juga langsung membantu Dara dan Liana.
"Eh, bukankah itu Nona Firza? Kenapa dia membantu Dara?" Tanya Mirna. Lusi yang memang sudah tahu sejak Firza datang jadi ikut terkejut. Gadis yang awalnya selalu cuek dN tidak banyak bicara kini tiba-tiba membantu Dara.
"Ada apa dengan Firza? Dia adalah putri orang terhormat. Kenapa bisa merendahkan dirinya? Cih!" Lusi melihat dengan jijik. Namun dia tidak berani mendekat. Walaupun Keluarga Suganda termasuk kuat, namun jika bersinggungan dengan Raja Bawah Tanah, tentu saja harus berpikir seribu kali.
"Nona, nanti tangamu kotor. Lihat bajumu kotor, kan?" Bibi Liani mengingatkan Firza.
"Ah, Bibi, tidak apa-apa. Bukankah nanti bisa dicuci." Jawab Firza dengan senyum manisnya.
Bibi Liani geleng-geleng kepala. Sementara Toni menjadi bingung dengan perubahan Firza. Ini hal yang tidak dapat masuk diakalnya. Namun dia juga tidak akan berani bertanya. Tentu saja karena Firza adalah putri dari Bing.
Toni hanya garuk-garuk kepala saja melihat ini. Dia awalnya ingin mendapat jawaban Dara alasan dia mundur dari kompetisi. Namun Dara bahlan tidak mau bicara. Sekarang muncul putri Bing dan membantu Dara memasukkan sampah.
"Dara!" Panggil Toni. Dara tidak menyahut, tidak menoleh.
"Dara! Jawablah, maka aku akan segera pergi!" Ucap Toni.
Kali ini Dara menoleh, "Baca pesanku! Aku sudah memberitahumu semalam!"
"Tapi....?" Toni tidak melanjutkan karena Firza langsung memelototinya.
"Apa kamu tidak dengar?" Bentak Firza.
"Ah, ia, iya! Aku dengar! Aku akan pergi!" Suara Toni agak gugup. Walaupun Toni adalah Dosen, namun usia mereka hanya terpaut beberapa tahun saja. Jadi sikap mereka terkadang seperti teman.
"Cepat pergi sana! Jangan ganggu Nona Dara!" Firza benar-benar mengusir Toni. Toni nyengir sambil mengangguk-angguk lalu segera memutar tubuh dan berjalan cepat meninggalkan mereka.
"Apa? Kenapa Firza memanggilnya Nona?" Seru Mirna. "Lusi! Kamu juga mendengarnya, kan?"
"Huh!" Lusi tidak senang dan langsung pergi.
"Firza, bukankah itu keterlaluan? Bagaimanapun, dia adalah dosen pembimbingku." Dara menegur. Firza terlihat ketakutan. Lalu dia pun hendak berlutut. Tapi Dara mencegahnya.
Dara tersenyum, "Aku hanya bercanda."
"Nona, aku sudah ketakutan dan hampir kencing." Firza tanpa malu-malu mengungkapkan ketakutannya ucapannya didengar oleh beberapa mahasiswa pria yang kebetulan lewat. Dan mereka tertawa cekikikan.
Firza menoleh dan membentak mereka, "Apa yang lucu?"
Beberapa pemuda langsung menunduk dan mempercepat jalan mereka. Tentu saja mereka tidak ingin berurusan dengan gadis yang memiliki banyak pengawal tak jauh darinya.
"Nona Firza, kenapa Anda galak sekali? Lihat para pemuda tampan itu ketakutan." Bibi Liani kemudian tersenyum menggoda.
"Bibi, aku tidak galak. Aku cuma malu mereka menertawakanku." Gadis itu pun tersipu.
Tanpa terasa pekerjaan Dara dan Liani telah selesai. Dara langsung pergi ke asrama untuk mandi dan bersiap untuk kuliah. Firza memohon pada Dara agar diizinkan mengikutinya ke asrama. Dara tak bisa menolak. Akhirnya keduanya berjalan ke asrama.
Firza melarang para pengawalnya untuk mengikutinya.
good job
goodluck🙏💪 👍❤
mg samai habis ttp bikin girang 🙏😃
goodjob🙏💪👍❤
saya suka saya syuka...👍