Pradiningtyas , seorang ibu yang baru melahirkan dan terkena syndrom baby blouse. Menghadapi kehidupannya dengan semua masalah yang ada tanpa ada tempat untuknya bersandar, mengambil semua keputusan sendiri tanpa ada tempat untuk mencurahkan permasalahannya. Kerumitan rumah tangganya yang membuatnya semakin berada di titik terpuruk
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Daegal, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
memilih pergi
Bis yang membawa Tyas dan anaknya pergi mulai berjalan. Bersamaan dengan itu di tempat lain Yuda mulai terbangun dari tidurnya.
Ia melihat disisinya ada Mheyta dengan tubuh polosnya memeluk dada bidangnya.
Yuda tersadar kini ia dan Mheyta sama-sama polos dan telah melakukan layaknya pasangan suami istri. Yuda menyadari bahwa kini ia mulai mencintai Mheyta.
Teriak matahari menerobos masuk dari ventilasi jendela. Seketika itu Yuda terbangun dan meraih ponselnya. Waktu menunjukkan pukul 8 pagi. Ya itu artinya dia tidak pulang semalaman.
Yuda bergegas mandi dan bersiap untuk pulang. Ia takut akan melihat reaksi Tyas kini. Ia pun dengan cepat bergerak agar tak menyiakan banyak waktu. Ia membiarkan Mheyta yang masih lelap dari tidurnya.
Sesaat kemudian, Yuda kini sudah sampai di rumahnya. Ia heran sudah pagi begini rumahnya masih tutup, padahal biasa Tyas selalu membuka jendela saat pagi-pagi buta.
Yuda membuka pintu rumahnya dan mencari sosok Tyas di semua ruangan. Namun tak ada sahutan
"Tyas.... Tyas ... Kamu di mana? "Panggil Yuda
Yuda melangkahkan kakinya ke kamar bayi mereka. Alahkah terkejutnya Yuda melihat kamar itu bersih.
Dan mata Yuda langsung membola ketika melihat lemari pakaian yang sudah tak berpintu itu tampak bersih tak ada baju.
"Astaga, tyas apa yang udah kamu lakukan. Kenapa kamu pergi tanpa menunggu aku memberikan keputusan terbaik untuk rumah tangga kita "sesal Yuda.
Yuda merasa menyesal tak mendengarkan kata-kata Tyas yang tak mengizinkan dia pergi. Andaikan dia tetap di rumah ia tak akan tergoda pada Mheyta hingga membuat kehilangan Tyas lebih cepat.
Yuda beranjak dari rumah untuk mencari Tyas. Ia berfikir mungkin Tyas belum pergi terlalu jauh.
Saat itu Bu Retno tak sengaja melewati rumah Yuda.
"Yuda, nggak kerja kamu hari ini? Kata Tyas tadi kamu nggak bisa ikut dia karena lagi kerja"ucap Bu Retno
"Oh iya Bu, hari ini saya libur bahannya abis belum datang. Em maaf Bu ,apa Bu Retno tadi ketemu Tyas? Jam berapa ya Bu?"tanya Yuda.
"Loh jadi kamu nggak tau Tyas pergi?,"ucap Bu Retno kaget.
"Iya Bu, tadi malam saya ketiduran di rumah teman saya. Pulang-pulang Tyas sudah tidak ada di rumah . Dia pamit kemana ya bu"ucap Yuda jujur.
"Tadi pagi banget, abis adzan subuh dia keluar bawa tas gede. Bilang nya sih kangen orangtuanya pengen ziarah gitu",jawab Bu Retno
"Ya sudah Bu, terimakasih biar saya susul ke kampung halaman Tyas."ucap Yuda
"Ya sudah hati-hati Yuda"ucap Bu Retno
"Iya Bu ,mari" ucap Yuda berlalu.
"Sebenernya ada masalah apa sih rumah tangga Tyas sama Yuda ? Kenapa pakai acara minggat -minggat begitu. Nggak kasian apa bayinya masih kecil. Hmmm orang tua muda jaman sekarang, egonya sama-sama tinggi"ucap Bu Retno geleng kepala.
Yuda segera tancap gas meninggalkan rumah menyusul kampung halaman Tyas sesuai petunjuk Bu Retno.
Yuda tak ingin status pernikahan nya di gantung. Apalagi pihak Mheyta bisa saja berbuat yang tidak-tidak terhadap Tyas dan bayinya. Walaupun Yuda tak lagi mencintai Tyas karena lebih memilih Mheyta namun nyatanya hari kecilnya tak ingin melihat Tyas dan anaknya dalam bahaya
Sekitar 2 jam perjalanan Yuda akhirnya sampai di halaman rumah Tyas. Rumah orang tua Tyas nampak kosong. Akhirnya Yuda memilih menuju makam yang tidak jauh dari situ. Yuda berpikir mungkin Tyas sedang di makam untuk ziarah.
Namun lagi-lagi nihil tak memperlihatka. Keberadaan Tyas dan Ayuning.
"Astaga Tyas... Kamu kemana ha..? "Ucap Yuda lirih.
Sementara itu di tempat lain
"Yang kuat ya nak, kita pasti bisa sampai di rumah nenek kakek. Maaf ya nak uang ibu nggak cukup untuk naik bis sampai sana jadi kita dari sini jalan dulu ya. Ayuning kuat ya sayang"ucap Tyas berjalan di trotoar jalan keluar dari terminal.
Panas terik matahari menyengat permukaan kulit Tyas dan juga Ayuning. Akhirnya Tyas memilih beristirahat di bawah pohon rindang. Ia melihat sekeliling banyak orang berteduh untuk berlindung dari teriknya matahari.
Hal ini membuat Tyas langsung memiliki ide untuk berjualan minuman di area sini.
"Ya Allah semoga dengan sisa uang yang aku punya sekarang aku bisa menyambung kehidupan aku dan anakku."
Akhirnya Tyas mencari tempat tinggal sementara untuk nya dan juga untuk sang bayi. Setelah mendapatkan tempat tinggal yang sistem bayarnya bisa di cicil, Tyas segera berbelanja untuk keperluan jualannya.
Sebelum menjalankan rencananya,Tyas terlebih dahulu meminta izin kepada warga setempat untuk berjualan di kawasan itu. Dan Allah Maha Baik semua dipermudah.
Tyas tak menyiakan waktu, berbekal termos dan teko air Tyas mulai berjualan kopi dan minuman lainnya. Seolah ingin memanfaatkan kesempatan sebaik-baiknya, Tyas benar-benar cekatan melakukan pekerjaan dadakannya.
Waktu sudah menunjukkan tengah hari. Tyas merasakan perutnya keroncong.
"Alhamdulillah ya Allah, semua engkau mudahkan bahkan belum sehari aku berjualan aku sudah bisa dapat membalikkan modal. Alhamdulillah ya Allah terima kasih.,ucap Tyas di dalam hatinya sambil tersenyum.
Sebungkus pecel ia pilih karena kini sayur diperlukan untuk menambah asupan Asi untuk Ayuning.
"Alhamdulillah nak, kita bisa makan, Ayuning yang sehat ya nak, kuat untuk ibu ya. Kita berjuang sama-sama" ucap Tyas menitikkan air mata haru.
Sementara itu Yuda kelimpungan mencari Tyas yang tak kunjung ia temukan di kampung halaman Tyas, bahkan Yuda sudah nampak frustasi. Akhirnya ia memutuskan tancap gas pulang setelah setengah hari menunggu tak juga menemukan keberadaan Tyas dan anaknya Ayuning.
Di tengah perjalanan tepat di area Tyas yang baru membuka usahanya berjualan. Yuda menoleh sekilas .
Namun sepertinya takdir berpihak pada Tyas. Yuda tak mengetahui bahwa itu adalah Tyas. Sehingga Yuda tetap melajukan kendaraannya.
Karena fikiran Yuda sedang frustasi di tinggal Tyas hingga membuat kendaraan nya berada di luar kendalinya.
Braaaakkkkhhhh ....
Yuda menabrak pembatas jalan. Kecelakaan tunggal pun tak bisa dihindarkan.
Bersamaan itu orang-orang yang melintasi segera berhenti untuk menghubungi pihak berwajib. Ada juga yang hanya sekedar melihat lalu meninggalkan begitu saja.
"Ada kecelakaan di belokan sana, parah sih kecelakaan nya . Si pemotor itu kayaknya luka serius."ucap salah satu pembeli kopi Tyas
"Nabrak apa dia"tanya temanya.
"Kecelakaan tunggal. Itu pembatas jalannya sampai patah. Kayaknya kecepatan tinggi"jawab teman lainnya.
Seketika Tyas merasakan hatinya tak enak begitu mendengar berita kecelakaan itu. Tapi Tyas memilih diam karena memang tak begitu mengenal daerah ini. Namun perasaannya bener-bener tak bisa dibohongi ada nyeri yang ia rasakan sekarang dalam hatinya.
"Ya Allah kenapa perasaan aku tiba-tiba tidak enak seperti ini. Ada apa ini? Batin Tyas.