Siapa sangka, Veyra yang terkenal sebagai badgirl di SMA nya bisa menjadi ibu di usia muda. Bahkan teman-temannya pun tidak mempercayai hal itu. Di usia nya yang masih sangat muda, bukan mudah untuk menjalani hari-hari nya dengan kehadiran baby secara tiba-tiba. Veyra harus merubah masa mudanya yang harusnya bersenang-senang menjadi seorang ibu yang mengurus anaknya dengan kasih dan sayang dan menjadi CEO perusahaan yang rumit baginya. Akankah Veyra hamil di luar nikah? Lalu siapakah yang menghamilinya? Ataukah ada faktor lain yang menjadi penyebab Vee harus menjadi ibu di usia muda? Yukk langsung baca aja ceritanya✨ Happy readingg!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MayyChy-, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Five : Trouble Maker I
Hari ini Veyra memutuskan untuk pergi ke sekolah supaya sahabat dan guru-gurunya tidak curiga dengannya. Sebelum berangkat Veyra sudah menitipkan Baby Reno ke Bi Yati dan sekarang Ia sedang berjalan di koridor sekolah menuju kelas. Gerbang sekolah berada di depan Gedung A, sehingga untuk menuju ke kelas nya yaitu di gedung B, Veyra harus berjalan melewati Gedung A.
"Morning Vee" Risky menghadang langkah Veyra serta senyum sumringah tepat pada wajah tampannya.
"Too" jawab Veyra singkat, dengan tersenyum tipis.
"Mau kemana?" tanya Risky pada Veyra. Hingga membuat Veyra memutar bola mata dengan malas.
"Ya gue mau ke kelas lah Ky, ya kali gue mau nyebat. Masih pagi ini" jawab Veyra dengan sedikit ketus.
"Hehe, iya juga ya" Risky menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Ya udah, gue ke kantin dulu ya" pamit Risky kemudian. Veyra hanya mengangguk sebagai jawaban dan langsung melanjutkan perjalanan menuju ruang kelas.
"Eh Vee, udah berangkat aja lo?" Wanda mulai menyapa Veyra.
"Iya nih, gue udah bosen dirumah" ucap Veyra bohong. Padahal kerjaannya masih menumpuk.
"Berhubung Vee udah berangkat, ntar kita ke WMB kan?" tanya Chika sekaligus mengajak para sahabatnya.
"Boleh deh, lama gue gak nyebat" ucap Veyra tanpa berpikir bahwa statusnya sekarang adalah sebagai seorang ibu.
"Siap" ucap Chika penuh semangat.
Warung Mang Bejo
Veyra POV’
Gue mengambil satu putung rokok beserta pematiknya. Segera gue tempelkan ujung rokok pada bibir dan menyalakannya. Sesekali gue buang asap nya ke udara.
Brakkk!!
Suara gebrakan meja yang keras membuat gue sontak menoleh ke sumber suara dan melihat apa yang sedang terjadi. Terlihat Diana berdiri tak jauh dari meja gue. Gue menatapnya dengan sangat sinis. Perlahan dia mendekat ke arah gue.
Plakk!
Tidak ada angin, tidak ada hujan Diana menampar gue? Hello? Otak dia ada dimana sih sebenernya?
"Maksud lo apa?" gue masih bertanya dengan nada yang datar dan sangat terpaksa gue harus matiin rokok gue.
"Panteskah seorang siswi SMA Citra Bangsa nyebat disini?" suara Diana menggelegar tampak meremehkan.
"..." gue diem mencoba mendengarkan semua ocehannya.
"Seorang gadis duduk disini dengan sebatang rokok di sela jarinya dan bercanda ria? Dia gadis atau jangan-jangan," Diana menggantung ucapannya. Dia menatap gue dari bawah hingga atas. "Dia Bitch, atau jalang?"
Gue mencoba meredam amarah gue. "Diana! Jaga mulut lo ya!" Suara cempreng milik Alin terbuka untuk membela gue.
"Diem lo antek-anteknya! Lo di bayar berapa sama jalang ini?" Diana tersenyum sinis.
"Jangan berani-beraninya lo ngehina Vee ya!" ancam Alin lagi.
"Kenapa? Atau jangan-jangan dia udah gak peraw*n? Ups!" Diana sok-sok an menutup mulutnya seolah-olah dia sedang keceplosan.
Gue dengan emosi yang sudah memuncak mengangkat tangan gue bersiap untuk menamparnya. Tapi naas, tangan kekar menyangkal gerakan tangan gue di udara. Gue menoleh melihat siapa yang datang, tetapi gue sama sekali tidak mengenali orang itu. Dia datang bersama Risky dan satu pria lainnya.
"Lepas!" ucap gue kasar dan segera menghempaskan tangan gue. Diana tersenyum penuh kemenangan.
"Jangan pernah lo sentuh cewek gue!" ucap lelaki itu dengan kalimat penuh penekanan pada setiap katanya.
Gue sedikit tertawa meremehkan "Oh jadi ini cewek lo? Terus? Gue harus takut gitu sama lo?"
"Kalo aja lo bukan cewek, gue bantai lo" ancamnya.
"Bantai nih, bantai!" gue nepuk-nepuk pipi gue keras.
Cowok itu melayangkan pukulannya tepat pada perut gue. Gue sempet terhuyung kebelakang. Dengan sigap sahabat gue menopang tubuh gue, termasuk Risky yang terlihat panik. Gue segera berdiri dan melihat tawa di wajah Diana dan pria itu. Tanpa berbasa-basi gue layangkan pukulan tak kalah keras tepat mengenai pelipisnya. Gue tau Risky sebagai cowok ingin membela gue, tapi gue bisa ngelakuin ini sendiri.
"Dodi!" Diana memekik histeris melihat pacarnya tersungkur dilantai. Gue pun tersenyum miring.
Saat hendak berdiri gue langsung layangkan pukulan tepat di rahang atas nya. Darah segar pun keluar dari hidungnya. Pria bernama Dodi itu kembali jatuh di lantai. Para sahabat gue cengo termasuk Risky.
Diana sudah tersulut emosi langsung mendekat ke arah gue. Gue langsung melayangkan pertanyaan dengan nada yang ngegas. "APA?"
"Lo tu emang bitch ya!"
Plakk!!
Dua kali tamparan keras mendarat dengan mulus di pipi gue. Gue tersenyum sinis sambil memegangi bekas tamparan Diana.
"Gue diem karena gue menghargai elo sebagai ketua osis. Tapi setelah elo menjatuhkan gue dan berhasil menampar pipi gue tanpa ijin sebanyak dua kali, gue gak bisa kasih lo toleransi lagi" ucap gue terdengar tajam dan menusuk.
Gue maju satu langkah memangkas jarak antara gue dan Diana. "Stop! Jangan sakiti cewek gue" Bela Dodi menghadang gue dari pandangan Diana.
"Cih, gue gak butuh cowok lemah kaya lo" gue meludah sembarangan. Tak peduli dengan para sahabat gue yang sudah jijik sekaligus takut menatap gue.
Dukk!
Gue menendang tulang kering Dodi membuat sang empunya meringis kesakitan. Gue yang sudah merasa kesetanan menarik paksa kemeja yang digunakan Diana, kebetulan dia sedang tidak memakai jas osis dan krekk!
"Ups sorry, baju lo jadi sobek" dengan sengaja gue menyobek kemeja seragam yang Diana pakai. Diana langsung menutup bagian dadanya yang sobek.
Risky menatap gue tak percaya. Dengan cepat gue mengalihkan pandangan padanya. "Anggep aja lo lagi nonton film Action yang konfliknya kaya gini" setelah itu gue berlalu.
"Cabut guys!" titah gue dan segera diikuti oleh para sahabat gue.
Gue berjalan cukup jauh ke arah taman belakang sekolah. Saat berjalan, bekas pukulan Dodi di perut gue lumayan terasa. Alhasil gue duduk di salah satu bangku taman. Alin duduk di sebelah gue dengan raut wajah khawatir, sedangkan yang lainnya memilih berdiri di hadapan gue.
"Lo gakpapa Vee?" tanya Alin dengan nada panik.
"Lebay lo, gini doang" sangkal gue.
"Gini doang pala lu. Kalo parah gimana?" ucapnya tak terima.
"Ck, udah gakpapa. Ntar juga sembuh. Cuma sakit dikit"
"Ke UKS aja yuk?" usul Shyiren.
"Iya, bener tu Vee, ke UKS aja" timpal Wanda.
"Udah tenang aja, sans. Gue gakpapa, beneran" tolak gue halus.
"VEE!" terlihat Risky berlari menuju kearah gue dengan menggenggam satu botol aqua.
"Kenapa Ky?"
"Nih, minum dulu" Risky menyodorkan botol aqua itu ke gue. Dengan berat hati gue menerima botol itu dan langsung meneguknya hingga seperempat.
"Ehem!" deheman keras Shyiren membuat gue sadar.
"Lo kenapa Ren? Batuk?" tanya Risky pada Shyiren.
"Oh enggak kok. Btw, ntar lo pulang sama siapa? Gue boleh nebeng gak?" Shyiren mengalihkan topik pembicaraan.
"Sebenernya sih gue-"
Belum sempat Risky menyelesaikan ucapannya dengan sigap Shyiren memotongnya. "Pliss Ris, gue gak di jemput. Lo mau ya anterin gue pulang?" Shyiren memasang wajah puppy eyes nya.
"Ya udah deh, iyaa" terlihat Risky menghela nafasnya pasrah.
Setelah hening beberapa menit, gue mulai membuka suara. "Kaya nya gue harus pulang deh guys, gue cabut dulu ya?"
"Baru jam segini Vee, lo mau kemana?" tanya Chika polos.
"Em itu anu, gue mau istirahat. Iya istirahat" ucap gue sedikit gelagapan namun mencoba meyakinkan.
"Ya udah lo cabut aja, ntar tas sekolah lo biar gue yang anter. Oke?" tawar Alin.
"Lo emang baik sama gue deh Lin" gue memeluk Alin. "Ya udah ya gue pulang, byee!"
"Take care Vee!" teriak Risky yang masih sempet gue denger. Setelah itu, gue memesan taxi online untuk menuju ke kantor. Tak lupa dengan menelepon Pak Timo supir pribadi gue, supaya enggak usah jemput gue di sekolah.
...----------------...
Geregetan ga sii sama Dodi? Masa berani nya sama cewe ya kann? Ga gantle bangett!!!
Semoga kalian suka ya gais sama ceritanyaaa✨
To be continued…