NovelToon NovelToon
Kemana Takdir Membawaku

Kemana Takdir Membawaku

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / CEO / Dikelilingi wanita cantik / Crazy Rich/Konglomerat / Keluarga / Menyembunyikan Identitas
Popularitas:9.6k
Nilai: 5
Nama Author: Itha Irfansyah

Lidya dinda adalah seorang wanita yang mandiri, sedari kecil dia sudah banyak merasakan kepahitan hidup. Di usia yg baru menginjak remaja, dia mulai merasakan beban berat dalam hidupnya, dimulai dari bapak dan ibunya yang meninggal dunia karena kecelakaan, kemudian dia yang harus menghidupi kedua adiknya, kini dia tak melanjutkan lagi sekolahnya, dia pun harus membanting tulang untuk meneruskan hidupnya dan kedua adiknya, dia mencari nafkah untuk bisa menyekolahkan adik - adiknya. Bagaimana kisah hidup Lidya selanjutnya? di baca terus update bab terbarunya ya guys. Selamat membaca, tolong kasih like dan beri saran maupun kritik yang membangun ya, saya akan menerima semuanya dengan senang hati. Semoga sehat selalu, terima kasih🙏

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itha Irfansyah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 4.

Lidya pun mulai memijat Alfian, hingga Alfian tertidur merasakan enaknya pijatan Lidya.

"Pak...bangun pak...sudah selesai pijatnya." Ucap Lidya membangunkan Alfian, tapi Alfian masih tidur dengan lelap.

Karena kelelahan memijat tubuh Alfian, akhirnya Lidya pun membaringkan tubuhnya di sofa, dan tak lama kemudian, dia pun tertidur.

Setelah satu jam berlalu, Alfian terbangun dan dia melihat Lidya tertidur di atas sofa.

Karena tak tega melihat Lidya tertidur di atas sofa, maka dia pun mengangkat tubuh Lidya ke atas kasur dan membaringkannya disana.

Dia terus memandangi wajah Lidya, wajah yang manis dan sangat polos. Dia tak tega merusak wanita semanis dan sepolos itu.

Dia mulai berfikir, apabila Lidya pindah ke bagian panti pijat, pasti dia akan rusak disana, mendingan dia tetap meminta Lidya untuk bekerja di restoran.

"Lho...pak...kok saya di sini?" Lidya terkejut saat dia membuka matanya, dan menyadari bahwa tempat tidurnya berbeda dengan yang sebelumnya.

"Tadi saya yang memindahkan kamu ke kasur, karena saya nggak tega melihatmu tidur di sofa itu." Ujar Alfian.

"Ooh...ehm... terima kasih pak." Ucap Lidya dan Alfian pun mengangguk.

"Pak...setelah ini, apa kita langsung kembali ke restoran?" Tanya Lidya.

"Kita nggak akan kembali ke restoran hari ini, saya mau kamu bercerita tentang dirimu dan keluargamu" Ujar Alfian.

"Ooh iya, baik pak." Sahut Lidya.

"Saya berasal dari keluarga menengah ke bawah pak, bapak dan ibu saya adalah seorang petani yang sering menjual hasil kebunnya di pasar, tapi mereka meninggal karena kecelakaan saat mengantar hasil panen ke pasar. Saya mempunyai dua adik yang masih kecil dan masih sekolah. Saya juga bekerja untuk menyekolahkan mereka agar nanti bisa menjadi orang yang sukses, nggak seperti saya pak" Tutur Lidya yang mulai menceritakan kisah hidupnya.

"Kenapa kamu nggak sekolah lagi?" Tanya Alfian.

"Ya karena saya yang mencari nafkah buat kehidupan saya dan adik - adik saya pak, makanya saya berhenti sekolah, saya hanya sampai SMP saja pak" Jawab Lidya.

"Adik - adikmu kelas berapa sekarang?" Tanya Alfian lagi.

"Adik lelaki saya, bernama Lutfi Hasan sekarang kelas 6 SD pak, sebentar lagi masuk SMP, sedangkan adik perempuan saya, namanya Laras Putri, sekarang kelas 4 SD pak." Jawab Lidya.

"Berarti adikmu Lutfi, akan masuk SMP dan pasti membutuhkan biaya yang banyak ya?" Tanya Alfian.

"Benar pak, tapi untungnya Lutfi mendapatkan beasiswa dari sekolahnya, tapi ya itupun masih kurang pak." Tutur Lidya.

"Belum lagi adik saya Ulfa pak, beberapa Minggu yang lalu sebelum saya bekerja di restoran, dia minta di belikan tas dan sepatu baru, sedangkan saat itu uang yang saya miliki sisa 200 ribu pak, itu hanya cukup buat beli beras, token listrik, trus bayar rekening air, belum lagi untuk keperluan sehari - hari pak, aaahh...begitulah hidup saya pak, tapi ya saya harus tetap kuat dan semangat kerja buat adik - adik saya agar mereka tetap bisa makan dan sekolah pak." Jelas Lidya yang membuat Alfian jadi tersentuh dengan cerita kehidupannya.

"Kalau kamu butuh sesuatu, nanti tinggal sampaikan kepada saya ya, kamu nggak perlu sungkan. Sebaiknya kamu tetap di restoran saja, siapa tau nanti kalau kamu punya modal, kamu bisa buka rumah makan, cafe atau restoran juga dari hasil pengalaman dan pembelajaranmu selama kamu di restoran." Ujar Alfian yang tak tega menjerumuskan Lidya ke dalam lingkaran hitam.

"Ooh gitu ya pak, ehm...iya juga sih, ya udah pak, saya tetap bekerja di restoran aja kalau gitu." Tutur Lidya.

"Bagus...setelah ini kita ke mall, kita akan membelikan keperluan adik - adikmu, bersiaplah." Ujar Alfian.

"Ehm...maksudnya pak?" Utami bertanya lagi, karena dia seakan tak percaya mendengar perkataan Alfian.

"Kita akan ke mall untuk membeli tas, sepatu, peralatan sekolah dan yang lainnya buat adik - adikmu." Jelas Alfian.

"Aduh pak, serius? gak perlu repot - repot, lagian dua minggu lagi saya juga gajihan pak, biar nanti saya yang membeli keperluan adik - adik saya." Ucap Lidya.

"Sudah lah...gak masalah, anggap aja ini bonus buat kamu karena sudah memijat saya." Ujar Alfian.

"Ooh...ya udah, kalau gitu terima kasih banyak atas bantuannya pak, semoga rezeki Pak Alfian di lipat gandakan oleh Allah." Ujar Lidya berterima kasih kepada Alfian.

"Ya, sama - sama, kamu juga yang semangat ya kerjanya, sambil belajar di restoran, biar dapat ilmu yang banyak dari sana." Ucap Alfian.

Lidya pun hanya mengangguk dan mengembangkan senyumnya mendengar ucapan Alfian.

Lidya merasa beruntung memiliki pimpinan sebaik Alfian di restoran.

"Ayo...kita jalan sekarang." Ajak Alfian.

Mereka pun berjalan ke arah mobil Alfian yang terparkir.

Beberapa menit kemudian mereka sampai di Mall dan berbelanja kebutuhan sekolah adik - adik Lidya.

"Udah lengkap semuanya?" Tanya Alfian.

"Ehm...kayaknya udah lengkap semua pak." Jawab Lidya.

"Kalau gitu sekarang kita ke butik ya, cari pakaian buatmu." Ujar Alfian.

"Gak usah pak...baju saya masih ada kok, masih layak pakai semua." Tutur Lidya.

"Nggak boleh nolak rezeki, ayo...mumpung saya mau beliin nih." Ucap Alfian menarik tangan Lidya dan membawanya masuk ke sebuah butik.

"Ayo...kamu pilih sendiri bajunya." Ucap Alfian.

"Ehm...iya pak." Sahut Lidya.

Setelah mendapatkan pakaian yang cocok dengannya, Lidya pun memberitahu Alfian.

Kemudian, Alfian membayar menggunakan black card miliknya.

"Ayo, saya antar kamu pulang ke rumah, biar saya tau alamat rumahmu." Ujar Alfian.

"Iya pak." Sahut Lidya.

20 menit kemudian, mereka pun telah sampai di depan rumah sederhana milik Lidya.

"Silakan masuk pak, maaf rumah kami kecil dan sederhana, hehe..." Ucap Lidya malu - malu.

"Nggak masalah...yang penting bisa dijadikan tempat berteduh." Sahut Alfian.

"Sebentar ya pak, saya ke dapur dulu, bapak mau teh atau kopi?" Tanya Lidya.

"Nggak usah buat minum, saya juga mau langsung pulang ke rumah." Ujar Alfian.

"Ooh iya pak, terima kasih banyak karena bapak sudah baik banget sama saya dan adik - adik saya." Ucap Lidya terharu dengan kebaikan Alfian.

"Iya, sama - sama, besok masuk kerja ya, yang semangat kerjanya" Tutur Alfian menyemangati Lidya.

"Siap pak, saya nggak akan mengecewakan bapak." Ucap Lidya dengan yakin.

"Bagus...saya jalan dulu ya, titip salam buat adik - adikmu." Ujar Alfian dan Lidya pun menanggapinya dengan anggukan.

Saat di mobil, Alfian heran dengan dirinya sendiri, kenapa dia bisa sampai tersentuh mendengar kisah hidup Lidya, sehingga dia dengan berbaik hati mau membelikan keperluan sekolah adik - adik Lidya.

Hanya dengan Lidya, dia bisa bersikap seperti ini, walaupun niat awalnya jahat, tapi ujung - ujungnya dia malah jadi tersentuh dan membantu Lidya.

*******

Dua bulan kemudian,

"Lidya, kamu di panggil sama pak Alfian ke ruangannya." Ucap Dita, salah satu karyawan restoran.

"Ooh iya kak, terima kasih" Sahut Lidya.

"Permisi pak..." Sapa nllldari depan pintu.

"Masuk..." Sahut Alfian dari dalam ruangannya.

"Maaf pak, tadi bapak memanggil saya?" Tanya Lidya.

"Iya, silakan duduk." Ucap Alfian.

"Ehm...langsung saja ya, gini Lidya...selama dua bulan kamu bekerja di sini, saya melihat kamu bekerja dengan giat dan rajin, tak pernah sehari pun kamu meminta izin untuk nggak masuk kerja. Saya suka dengan semangat kerjamu. Jadi, sesuai janji saya sebelumnya, jika kamu kerjanya bagus, dua bulan ke depan saya akan memindahkan mu di bagian dapur, menjadi asisten chef, apalagi kamu bilang, kamu suka masak, dan banyak masakan yang kamu kuasai. Saya berharap saat menjadi asisten chef, kamu juga bisa banyak belajar nantinya." Ujar Alfian.

"Yang bener pak? Waah...Alhamdulillah Terima kasih banyak ya pak atas kepercayaannya menjadikan saya asisten chef, tapi bagaimana dengan chef Beni, apakah beliau akan menerima saya?" Tanya Lidya.

"Saya sudah membicarakan hal ini dengan Chef Beni, katanya tidak masalah, dia akan menerimamu sebagai asistennya." Ujar Alfian.

"Aaahh...syukurlah, terimakasih banyak ya pak." Tutur Lidya.

"Kamu tanda tangan di sini ya, ini kontrak baru kamu, ooh iya...saya baru ingat, kemarin Adrian ke sini dan memberikan KTP ini buatmu, tapi tahun lahirmu di tuakan, walaupun kamu masih berusia 15 tahun, tapi di KTPmu sudah menjadi 17 tahun, umurmu di tuakan, agar bisa membuatkan mu KTP." Ucap Alfian.

******

"Alfian, tolong suruh Lidya ke ruangan saya ya, saya ada perlu dengan dia." Ucap Angel di sambungan telepon itu.

"Baik mam..." Sahut Alfian.

Dan mereka pun memutus sambungan telepon.

Alfian meminta Lidya untuk pergi ke ruangan Angel.

(Apa yang akan di bicarakan Angel kepada Lidya ya? Aku kok jadi deg deg an, hehe...).

1
Liem Raliem
cinta seturu hanya untuk Lidya..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!