NovelToon NovelToon
Rahasia Suami Lumpuhku

Rahasia Suami Lumpuhku

Status: tamat
Genre:Tamat / Dendam Kesumat / Menjual Anak Perempuan untuk Melunasi Hutang / Terpaksa Menikahi Suami Cacat
Popularitas:18.8M
Nilai: 4.7
Nama Author: Rosma Sri Dewi

Aozora Jelitha, dikhianati oleh calon suaminya yang ternyata berselingkuh dengan adiknya sendiri. Padahal hari pernikahan mereka tinggal menunggu hari.
Sudah gagal menikah, ia juga dipaksa oleh ayah dan ibu tirinya, untuk membayar utang-utang papanya dengan menikahi pria yang koma,dan kalaupun bangun dari koma bisa dipastikan akan lumpuh. Kalau dia tidak mau, perusahaan yang merupakan peninggalan almarhum mamanya akan bangkrut. Pria itu adalah Arsenio Reymond Pratama. Ia pewaris perusahaan besar yang mengalami koma dan lumpuh karena sebuah kecelakaan.Karena pria itu koma, paman atau adik dari papanya Arsenio beserta putranya yang ternyata mantan dari Aozora, berusaha untuk mengambil alih perusahaan.Ternyata rencana mereka tidak berjalan mulus, karena tiba-tiba Aozora mengambil alih kepemimpinan untuk menggantikan Arsenio suaminya yang koma. Selama memimpin perusahaan, Aozora selalu mendapatkan bantuan, yang entah dari mana asalnya.
Siapakah sosok yang membantu Aozora?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rosma Sri Dewi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Hampir saja 2

Aozora melangkah menuruni anak tangga, untuk memasak makanan sesuai permintaan Arsenio. Sebelum keluar dari kamar tadi, wanita itu masih menyempatkan diri untuk meraih ponselnya, karena dia bertujuan hendak menghubungi Daren. Entah kenapa dia belum merasa tenang kalau belum mengucapkan terima kasih pada dokter sekaligus sahabat suaminya itu.

Cukup lama Aozora menunggu Daren menjawab panggilannya. "Apa Daren sudah tidur ya? Iya mungkin, ini kan sudah jam 11 malam," Aozora bertanya sendiri dan ia pun menjawab sendiri.

Karena merasa akan sia-sia menghubungi Daren malam ini, Aozora pun meletakkan ponselnya ke atas meja dan memutuskan untuk langsung memasak saja. Namun, baru saja ia membuka kulkas, tiba-tiba ponselnya pun berbunyi tanda ada yang sedang menghubunginya.

Aozora pun memutuskan untuk mengambil ponselnya kembali. Tampak jelas di layar ponsel ada nama Daren sedang menghubunginya.

"Halo, Daren!" sapa Aozora, sembari membuka kulkas kembali dan mengeluarkan bahan makanan yang hendak dia masak.

"Kamu tadi menghubungiku?" tanya Daren tanpa basa-basi.

"Oh iya, apa aku mengganggumu?" tanya Aozora dengan kepala yang dimiringkan untuk menahan ponsel agar tidak jatuh sementara tangannya sibuk mengiris sayuran.

"Tidak. Aku juga kebetulan belum tidur. Ada apa? Apa ada yang mau kamu tanyakan lagi tentang Arsen?"

"Tidak sama sekali. Aku hanya ingin berterima kasih padamu, karena kamu ada bersama Arsen di saat dia bangun dari komanya tadi," jawab Aozora masih tetap dengan kegiatannya.

"Hah? Jadi dia sudah bangun?" tanya Daren tanpa sadar.

Aozora sontak menghentikan kegiatannya dan mengernyitkan keningnya. "Kenapa kamu bertanya seperti kamu tidak tahu sama sekali? Bukannya kamu ada di samping Arsen tadi ketika dia bangun dari komanya?" Aozora meletakkan salah satu tangannya di pinggang.

"Eh, hehehe, i-iya! Aku lupa!" sepertinya pria di ujung sana mulai mengerti arah pembicaraan Aozora.

"Aneh! Hal seperti itu saja kamu bisa lupa," Aozora berdecak sembari menggeleng-gelengkan kepalanya. Kemudian, ia pun kembali melanjutkan pekerjaannya.

"Maaf, mungkin karena aku terlalu banyak pikiran jadi lupa. Iya, tadi aku kebetulan ada di sana saat suamimu sadar," tutur Daren.

"Kamu pasti capek ya, menenangkan dia?" tanya Aozora dengan suara lirih, merasa kurang enak.

"Heh? Menenangkan dia? Maksudnya?" bisa dipastikan kalau pria di sana sedang kebingungan.

"Iya ... menenangkan dia. Kamu kenapa sih dari tadi, hah heh, hah heh saja? Kamu kaya orang kebingungan tahu nggak? Orang yang biasanya baru bangun dari koma dan tahu kondisinya lumpuh ditambah wanita yang dicintainya tidak ada, pasti teriak-teriak, karena belum bisa terima kondisinya kan? Bukannya kamu yang menenangkannya tadi? kok bingung?" alis Aozora bertaut tajam, walaupun pria di ujung sana tidak akan mungkin bisa melihat ekspresi wajahnya sekarang.

"Oh, iya ya? Ya ... tadi dia memang teriak-teriak, aku memang sempat kesulitan untuk menenangkannya, tapi akhirnya aku berhasil," pria di ujung saja benar-benar sudah seperti orang bodoh, dan pasti sibuk merutuki Arsenio dalam hati.

"Oh, sekali lagi terima kasih ya! Tapi aku sedikit kecewa padamu. Kenapa kamu tidak menghubungiku? Kamu malah hanya menghubungi Mama Amber. Aku berasa seperti tidak dianggap," suara Aozora kembali terdengar lirih.

"Eh, maaf! Aku kirain, Tante Amber akan kasih tahu kamu. Karena setahuku, kalian kan lagi bersama,"

"Iya, sih. Tapi kenapa ya Mama Amber tidak kasih tahu aku? Apa menurut mama aku tidak terlalu penting untuk tahu? Dan lagian kenapa Mama tadi tidak langsung meminta untuk segera pulang ya? Bukannya biasanya seorang ibu akan tidak sabar, untuk bisa melihat anaknya yang baru saja bangun dari koma? ini malah bersikap biasa saja. Dan bahkan begitu tiba di rumah tadi, mama tidak langsung ke kamar. Menurutmu itu kenapa? Bukannya menurutmu itu aneh?"

Tidak terdengar jawaban apapun dari ujung sana. Bisa dipastikan kalau pria di seberang sana, sedang menggaruk-garuk kepalanya, saking bingungnya mau memberikan jawaban.

"Emm, mungkin Tante Amber kecapean, dan akhirnya lupa. Maklumlah, beban pikiran Tante Amber banyak, jadi gampang lupa," sahut Daren memberikan alasan.

"Lupa? Kenapa hal besar seperti ini bisa__"

"Oh ya, kamu sedang apa? Apa Arsenio sudah tidur? Apa dia tidak keberatan kalau kamu menghubungiku malam-malam begini?" Daren akhirnya memilih untuk memotong ucapan Aozora, sebelum wanita itu semakin banyak bertanya.

"Ya, ampun. Aku lagi masak, Daren! Tadi Mas Arsen memintaku untuk memasak. Katanya dia lapar!" Aozora yang tadi sempat menghentikan kegiatannya, seketika ingat tujuannya bisa ada di dapur sekarang.

Terdengar suara tawa yang pecah dari ujung sana.

"Kenapa kamu tertawa? Apa ada yang lucu?" tanya Aozora, dengan alis bertaut.

"Iya, aku yakin kalau dia pasti kelaparan. Tadi aku bawa makanan, dia hanya makan sedikit karena katanya nggak enak. Katanya dia mau makanan yang kamu masak," ucap Daren tanpa sadar.

"Heh, kamu bawa makanan? Untuk apa? Bukannya sewaktu kamu datang, kamu belum tahu kalau Arsen akan bangun malam ini? Tapi, kenapa kamu sudah bisa kepikiran bawa makanan untuknya? Dan lagi ... Kenapa dia bisa mau makan masakanku? bukannya dia belum pernah makan masakanku?"lagi-lagi Aozora bertanya, bingung.

Pria di ujung sana sontak memukul-mukul mulutnya yang bisa-bisanya keceplosan.

"Oh, i-itu ... Ma-maksudku, makanan itu sebenarnya aku beli untuk aku makan, karena aku belum makan malam. Tapi, karena di baru sadar, dia bilang dia lapar, makanya akhirnya aku kasih makananku untuknya. Dan kenapa dia ingin makan masakanmu, karena aku cerita ke dia kalau masakan kamu itu enak. Kalah masakan di restoran," Sahut Daren memberikan alasan.

"Oh, seperti itu?" ucap Aozora.

Daren sontak mengembuskan napas dengan keras, lega karena sudah berhasil memberikan alasan yang akal pada istri dari sahabatnya itu.

"Kamu kenapa, Daren? Kamu sesak napas?" Aozora menyalah artikan embusan napas pria di ujung sana.

"Oh, ti-tidak sama sekali. Oh ya, udah dulu ya! Sepertinya baterai handphone saya sudah sangat lemah dan aku juga sudah mengantuk. Kamu lanjutkan saja memasaknya. Dia pasti sudah kelaparan," pungkas Daren akhirnya memilih untuk mengakhiri pembicaraan.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Sementara itu, di sisi lain, tepatnya di kamar Arsen. Tampak pria itu berkali-kali melihat ke arah pintu.

"Kenapa dia lama sekali sih? Apa sih yang dia masak, sampai selama ini?" batin Arsenio, kesal.

Di saat dia masih menggerutu, tiba-tiba ponselnya berbunyi. Tampak panggilan datang dari Daren.

"Woi, kamu sudah mengakhiri sandiwaramu ternyata ya!" baru saja dirinya menekan tombol jawab, sudah terdengar suara teriakan dari ujung sana, hingga membuat Arsen menjauhkan sedikit handpone dari telinganya.

"Kamu, apa-apaan sih? Kenapa teriak-teriak seperti itu? Lagian dari mana kamu tahu kalau aku sudah mengakhiri sandiwaraku?" cecar Arsen, keki.

"Kamu tuh seharusnya briefing aku dulu, biar aku nggak salah jawab," bukannya menjawab pertanyaan Arsenio, Daren malah melontarkan ucapan yang membuat Arsen semakin bingung.

"Briefing apa sih yang kamu maksud?" tanya Arsen.

"Ya, briefing untuk memberitahukanku apa yang akan jawab kalau istrimu tanya. Asal kamu tahu, baru saja istrimu menghubungiku. Kan aku jadi bingung mau jawab apa. Kamu sih harusnya kasih tahu aku lebih dulu, kalau kamu berniat mengakhiri sandiwaramu,malam ini juga," tutur Daren panjang lebar.

"Apa? Dia menghubungimu? Jadi kamu jawab apa tadi? Dia tidak curiga kan?" Arsen mulai panik.

"Tenang, semua aman terkendali! Walaupun hampir saja aku keceplosan. Untung aku pintar mencari alasan," Daren terkekeh ringan.

Mendengar jawaban Daren, Arsenpun mengembuskan napas, lega.

"Lagian, kenapa kamu tiba-tiba memutuskan untuk mengakhiri sandiwaramu malam ini? Apa itu karena kamu kepikiran dengan ucapanku? Kamu tidak mau ya, aku mendekati Aozora, makanya kamu langsung bangun?" ledek Daren

"Kamu bisa diam nggak sih? sok tahu!" tanpa izin, Arsenio langsung memutuskan panggilan begitu saja.

Tbc

1
endah setyowati
Luar biasa
Hana Nisa Nisa
😪😪😪😪😪
Nurmaida Silaban
Lumayan
Silvia Hardianingsih
dasar ibu tidak punya akhlak
Silvia Hardianingsih
emang ada ya orang yang bosan punya uang banyak
Silvia Hardianingsih
author aja pusing bagaimana kita yang baca/Grin//Grin//Grin//Grin/
Mega-Chan ♉🔥
Anak durhaka
Mega-Chan ♉🔥
anak durhaka
Ratno Opod
cemangat
Silvia Hardianingsih
jangan sok jaim deh arsen, terus terang aja
Mega-Chan ♉🔥
/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Doubt//Doubt//Doubt/
Mega-Chan ♉🔥
gua bingung, emang orang koma bisa makan??
Katanya dia udah terbiasa masakan istrinya kan, terus ngasih makannya gimana??
bingung deh
Silvia Hardianingsih
ya iyalah Zora secara gitu loh
Silvia Hardianingsih
syukurlah ternyata Damian gagal dalam rencana nya
Silvia Hardianingsih
semoga aja salah
Ani Baru
kerennnnn
kamu samudra
Ani Baru
mw cr mti nue sh dona
Silvia Hardianingsih
terus aja berfikir seperti itu terhadap Zora
Silvia Hardianingsih
dasar Aditya pecundang
Silvia Hardianingsih
Zora is the best
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!