NovelToon NovelToon
Rahim Yang Tergadai

Rahim Yang Tergadai

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Konflik etika / Beda Usia / Romansa / Anak Yang Berpenyakit
Popularitas:473.6k
Nilai: 5
Nama Author: kenz....567

"Hanya memberinya seorang bayi, aku dapat 200 juta?"

***

Demi menyelamatkan nyawa putrinya yang mengidap penyakit jantung bawaan—Arexa Lyn Seraphine—terpaksa mencari pinjaman uang sebesar 200 juta dan ia hanya punya waktu semalam.

Tak ada pilihan lain, semesta mempertemukannya dengan Raffandra Mahendra, CEO dingin yang dikenal kejam dalam urusan bisnis. Arexa memberanikan diri mengajukan permohonan yang mustahil pada pria itu.

"200 juta? Jumlah yang sangat besar untuk kamu pinjam. Apa yang bisa kamu gadaikan sebagai jaminan?"

"Rahim saya, Tuan."

Tuntutan sang Mama yang memintanya untuk segera menikah dan juga rumor panas yang mengatakan dirinya bukan pria normal membuat Raffa akhirnya menyetujuinya dengan sebuah syarat.

"Bahkan uang ini akan menjadi milikmu, jika dalam waktu 6 bulan kamu berhasil mengandung anakku." ~Raffa

Apa yang akan terjadi dalam waktu 6 bulan itu? Di tambah rahasia Arexa yang terkuak membuat hubungan keduanya semakin rumit.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kenz....567, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Apa Yang Dia Lakukan Disini?!

Pagi ini, aroma nasi goreng terc1um hangat dari dapur apartemen milik Raffa. Tak banyak bahan yang tersedia—hanya telur dan nasi sisa malam tadi. Ia belum sempat belanja bahan makanan. Jadilah, pagi ini ia memasak nasi goreng sederhana untuk sarapan mereka.

Di balik meja makan, Arexa hanya duduk diam, memperhatikan gerak-gerik Raffa tanpa sepatah kata pun.

“Kamu suka masak?” tanya Arexa, memecah keheningan yang sedari tadi menggantung di udara.

Raffa menoleh sebentar, menatap wajah Arexa yang teduh namun menyimpan misteri.

“Enggak. Tapi aku bisa masak,” jawabnya singkat. Tangannya masih sibuk mengaduk nasi goreng di atas wajan. “Kadang, aku cuma pengen tinggal sendiri, tanpa siapa pun ganggu. Termasuk ... kurir makanan. Jadi, aku belajar masak. Biar bisa hidup tanpa bergantung sama siapa pun.”

Arexa tersenyum tipis, lalu berkata pelan, “Papaku juga jago masak.”

Raffa mengalihkan pandangannya dari kompor dan menatap Arexa. Tatapan itu tak menuntut, hanya sekadar ingin tahu lebih dalam.

“Boleh aku tahu ... keluargamu seperti apa?” tanyanya hati-hati. Ia sadar, belum banyak yang ia ketahui tentang wanita di depannya ini.

Namun, bukannya menjawab, Arexa justru berdiri dan berjalan ke arah kulkas. Ia membuka pintunya dan mengambil sebotol air es, kemudian meneguknya perlahan.

Raffa mengernyit kesal. “Bukannya udah aku bilang, pagi-pagi jangan minum air es?”

“Hanya sedikit. Rasanya ada yang kurang kalau nggak minum air dingin,” jawab Arexa santai sambil duduk kembali, seolah tak terganggu oleh nada suara Raffa yang mulai naik.

Tak lama, sarapan siap disajikan. Mereka menikmati nasi goreng buatan Raffa dalam diam yang tak terlalu canggung. Sesekali, mereka tertawa mendengar celotehan Meira yang tingkahnya selalu menggemaskan. Suasana hangat itu seolah membungkus pagi mereka. Hingga sebuah dering ponsel memecahkan ketenangan. Layar ponsel Raffa menampilkan kontak Tania.

“Pulanglah ... nanti mereka curiga,” ujar Arexa, pelan tapi tegas.

Raffa mengangguk. Ia bangkit, mengenakan hoodie-nya yang tergantung di kursi, lalu meraih kunci mobil.

“Aku pergi dulu,” pamitnya, sebelum akhirnya melangkah meninggalkan apartemen—meninggalkan Meira dan Arexa dalam keheningan yang menggantung kembali.

Raffa menyetir dengan tergesa. Ia tahu, Mama pasti menunggunya dengan segudang pertanyaan yang siap dilontarkan begitu ia tiba. Jarak apartemen ke rumah tak jauh, hanya sekitar lima belas menit.

Setibanya di rumah, ia turun dari mobil dan melangkah masuk. Tania sudah berdiri di ambang pintu, menatapnya tajam seolah mampu melihat menembus pikirannya.

“Dari mana?” desisnya, penuh kecurigaan.

“Dari jogging, Ma,” jawab Raffa datar.

“Beneran jogging? Kenapa pakai sendal?” Tania menatap kakinya tajam.

Raffa ikut menunduk. Ia baru sadar, masih mengenakan sandal. “Sepatunya aku lepas di mobil, Ma,” katanya cepat. “Udahlah, Ma ... aku udah dewasa. Mau ke mana, sama siapa, biar aku aja yang tahu.”

Tanpa menunggu respon sang Mama, Raffa berjalan masuk. Tania masih berdiri, berpikir keras. Ada yang janggal.

“Kenapa dia jadi rajin banget jogging, ya?” gumamnya pelan.

Tiba-tiba, suara kecil menyela dari belakangnya. “Om bohong itu, Oma,” ucap Arga, cucunya, yang entah sejak kapan sudah berdiri di belakangnya.

“Bohong?” Tania menoleh.

Arga mengangguk polos. “Jam satu malam Om pergi. Masa jogging jam segitu? Iya kan?”

Tania syok. Matanya menatap punggung Raffa yang sudah menaiki tangga cepat-cepat.

“Ooo, Raffa! Ke mana kamu jam satu malam, hah?! Rafaaa! Mama belum selesai bicaraaa!” teriak Tania sambil mengejar anaknya yang langsung mengunci diri di kamar.

Arga mengamati kekacauan itu dengan mata berkedip pelan. “Enggak salah kan aku?” gumamnya, lalu melangkah pergi seolah tak terjadi apa-apa.

.

.

.

.

Hari itu tiba, hari di mana Tania dan keluarganya menghadiri pesta pernikahan anak dari sahabat lamanya. Semuanya sudah rapi, termasuk Raffa, yang terpaksa ikut karena dipaksa oleh sang Mama.

“Ma, aku di rumah aja, ya. Yang nikah kan anaknya teman Mama, bukan temanku. Lagian aku ngantuk,” protes Raffa dengan tatapan memelas.

Tania menggeleng sambil menarik tangan Raffa. “Eeeh, no ... no. Kamu mau Mama jadi Sumala, hah? Ayo ikut. Siapa tahu kamu ketemu jodohmu di sana!”

Dengan enggan, Raffa ikut. Sementara itu, Jingga, bersama suami dan anaknya, menggunakan mobil terpisah.

“Om, lappaa! Ayo, cudah haledaaang Liola di cini!” protes Liora yang tampak tak nyaman dengan gaun pesta yang ia kenakan.

Mobil pun melaju dengan kecepatan sedang. Sampai di lokasi pesta, Tania menggandeng Raffa erat memasuki gedung acara, seolah takut anak lelakinya itu kabur.

“Dengar, Raffa. Jangan bikin ulah,” bisik Tania seperti sedang menegur anak TK.

Raffa hanya memutar bola matanya. Ia mengambil segelas minuman dari pelayan dan menatap keramaian pesta. Pandangannya jatuh pada sepasang pengantin di pelaminan, terlihat bahagia, serasi, dan penuh cinta.

“Pernikahan seperti ini ... hanya untuk mereka yang saling mencintai. Mungkin, aku nggak akan pernah merasakannya,” gumam Raffa dalam hati, lalu meneguk minumannya perlahan.

Tiba-tiba, lampu padam. Suasana hening sejenak. Lalu, sorotan cahaya menyorot satu titik—seorang wanita bergaun hitam elegan berdiri di tengah ruangan. Rambut pirangnya ditata anggun, kulitnya bersinar kontras dengan gaun yang ia kenakan. Di tangannya, terdapat sebuah biola.

Dalam senyap, alunan musik mulai terdengar. Ia memainkan biolanya dengan lembut namun penuh emosi. Gerakan tangannya halus, anggun, dan penuh kendali. Beberapa penari mulai menari mengikuti irama, memperkuat suasana di ruangan itu.

Semua mata terpaku padanya. Termasuk Raffa—tapi bukan karena terpesona, melainkan karena syok.

“Itu ... Arexa?!” Ia nyaris menjatuhkan gelasnya. “Apa yang dia lakukan di sini?”

Sorot matanya terpaku, tak berkedip. Di tengah keramaian, di antara irama biola dan decak kagum para tamu, hanya ada pertanyaan yang memenuhi benaknya.

_______________________________

Oke bonuuuus, bentar lagi kita lihat keterkejutan babang Rappaaaa😆

1
🍁 Fidh 🍁☘☘☘☘☘
🥰🥰🥰😘😘😘😘😍😍😍
Ais
lanjut thor kenz
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
pasti nerawang😂
@E𝆯⃟🚀BuNdAιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
Tania, saranku.. abaikan ferdi, pergilah ke Bali. kamu bakal ketemu anak & menantumu disana.
Bundanya Pandu Pharamadina
Arexa yg penuh misteri, dan nunggu kebucinan Raffa
Cindy
lanjut kak
≛⃝⃕|ℙ$°Siti Hindun§𝆺𝅥⃝©☆⃝𝗧ꋬꋊ
RATUSAAANNN 🏃🏻‍♀️🏃🏻‍♀️🏃🏻‍♀️🏃🏻‍♀️
≛⃝⃕|ℙ$°Siti Hindun§𝆺𝅥⃝©☆⃝𝗧ꋬꋊ
ish si Papa, kayak gak pernah muda aja. maklum Pa, pengantin baru lagi kejar target🤣🤣🤣
Miu Miu 🍄🐰
mau banyak" lagi KK Thor biar tidur lebih nyenyak nanti MLM GK nungguin up mu /Facepalm/
@pry😛
s7🤣🤣🤣🤣🤣🤣
@pry😛
iiiiiddddiiihhh
nyaks 💜
🤦‍♀️🤦‍♀️🤦‍♀️🤦‍♀️🤣🤣🤣🤣
Eni Istiarsi
Ya ampun Papa Ferdi.. kayak nggak pernah muda aja 😄
Rani Hermione
kmu kok kepo banget sih terong ngintip orang lgi seneng",, untung bukan Meira yg ngintip, klo Meira kasian sekali kamu nak matamu ternoda🤭
Khair.on.il09
Like like like
Irma Juniarti
banyak banyak thour 😁😁✌️
Irma Juniarti
sabar ya papa Ferdi.
🍒⃞⃟🦅25122022👻 ⃝᭄̈́̈́
kenapa kenapa
Irma Juniarti
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣nda mau ya, teloongg mau intip yg lagi mesraan😂😂😂😂😂
Irma Juniarti
teloongg nanti bintitan loh🤣🤣🤣🤣🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!