Hidup dalam keluarga yang tidak bahagia. Ayahnya, ibunya, serta kakak laki-lakinya lebih perhatian dan melimpahkan kasih sayang pada putri tiri mereka, Rachel Carnida.
Ruby merasa tidak dicintai dan tidak dihargai oleh keluarganya sendiri. Dia berusaha untuk membuktikan dirinya dan mendapatkan perhatian keluarga, tetapi setiap upaya yang ia lakukan selalu gagal.
Ruby tidak pernah menyerah. Sampai suatu hari, Ruby dibawa paksa oleh Cakra ke sebuah club dan diserahkan pada teman-temannya sebagai bentuk kakalahan Cakra dari taruhan. Ruby terkejut, perbuatan Cakra semakin menambah deretan luka yang selama ini sudah ia dapatkan.
Ruby pun akhirnya menyerah. Ia tidak lagi berusaha untuk mendapatkan cinta dari keluarganya. Tujuannya kini hanya satu; membalas dendam terhadap mereka yang selama ini telah menyakiti hatinya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Diana Putri Aritonang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
RYB 32. Membentang Jarak untuk Keluarga Sanders.
"Ruby sayang! Apa yang kamu lakukan di sini?" Dengan senyum yang begitu lebar di wajahnya, Shinta memeluk Ruby. Ia juga memeluk Nyonya Rykhad dengan begitu antusias dan mata yang berbinar.
Amanda tersenyum sopan membalas sapaan Shinta. "Hallo, Nyonya Sanders. Kami hanya menikmati waktu bersama, selayaknya ibu dan anak perempuannya." Amanda tetap tersenyum penuh makna. Tangannya terangkat memberikan usapan pelan di punggung Ruby ketika melihat raut wajah calon menantunya itu.
Shinta yang tak mengerti dengan sindiran halus Amanda tetap saja tersenyum. Ia mengambil kesempatan untuk menunjukkan statusnya pada teman-teman sosialitanya.
"Sungguh luar biasa! Putriku pasti sangat bahagia memiliki ibu mertua seperti Anda, Nyonya Rykhad." Shinta beralih menatap pada semua teman-temannya. "Ini Ruby, putri keluarga Sanders yang akan menjadi menantu kelurga Rykhad," ucapnya penuh kebanggaan memperkenalkan Ruby.
Teman-teman sosialita Shinta langsung memandang Ruby dengan mata yang berbinar dan penuh rasa ingin tahu, mereka juga silih berganti menunduk, menyapa Nyonya Rykhad yang berdiri di sisi Ruby.
Ruby tersenyum tipis menatap pada Shinta. "Terima kasih, Nyonya Sanders. Tapi aku tidak perlu diperkenalkan seperti ini. Aku rasa mereka semua akan terkejut karena mengetahui Anda memiliki putri lain yang sudah sebesar aku."
Shinta terkejut dengan ucapan Ruby. Netranya melebar dan menatap tidak nyaman pada teman-temannya yang mulai berbisik.
"Ruby, apa maksudmu? Mommy hanya ingin menunjukkan kebahagiaan Mommy atas pernikahanmu."
Mommy?
Ruby tersenyum miris mendengarnya. Panggilan agung yang selama ini terus ia gaungkan pada Shinta, tapi nyatanya hanya ia yang menganggap Shinta sebagai ibu, sedangkan Shinta? Sedikitpun tak menganggapnya sebagai putri.
Namun, kini di depan banyak orang, Shinta tiba-tiba saja tak malu mengakui Ruby sebagai putrinya. Membanggakan Ruby yang penyakitan itu dengan begitu semangat. Ruby bukan tak tahu alasan Shinta sebenarnya.
"Terlambat," desis Ruby menahan getaran suaranya. Ia bahkan memberikan senyuman sinis yang mempu mendorong mundur posisi Shinta berdiri. "Kebahagiaanmu? Aku tidak ingat kapan terakhir kali Anda menunjukkan kebahagiaan untukku. Yang aku ingat adalah bagaimana Anda selalu merendahkanku dan menyebutku sebagai beban di keluarga Sanders!"
Deg!
Shinta terperanjat mendengar ucapan berani Ruby. Wajahnya terlihat marah bercampur cemas. Ia juga kembali memperhatikan semua teman-temannya dan merasa malu dengan ucapan Ruby itu.
"Ruby, itu tidak benar! Aku tidak pernah mengatakan hal seperti itu," sanggah Shinta cepat. Ia ingin mendekat dan menyentuh punggung Ruby, tapi dengan lekas Ruby menghindarinya.
"Anda mungkin bisa lupa, Nyonya Sanders. Tapi tidak denganku!" Ruby menatap Shinta dengan matanya yang sudah berkaca-kaca. Perih dari semua perlakuan wanita itu masih terasa. "Anda begitu membenciku yang lemah ini. Anda tidak pernah ingin memiliki putri yang hanya bisa menjadi beban ini!" Dengan lantang Ruby mengatakannya. Air mata akhirnya lolos dari netra gadis itu, tapi dengan lekas ia menyingkirkannya.
"Dan sekarang, Anda dengan tiba-tiba mengakui ku di depan semua orang, ingin menunjukkan kebahagiaan untukku hanya karena aku akan menjadi menantu keluarga Rykhad. Aku tidak sebodoh itu, Nyonya Sanders!"
Ruby semakin tidak bisa menahan diri. Ia tidak akan membiarkan Shinta maupun keluarga Sanders yang lainnya, bisa menggunakan dirinya lagi untuk kepentingan pribadi mereka.
Shinta merasa tidak nyaman dengan kata-kata Ruby. Citranya akan buruk di hadapan semua teman-temannya, hingga Shinta mencoba untuk mengubah topik pembicaraan, tapi Ruby ternyata tidak memberikannya kesempatan.
"Aku pikir semua itu sudah membuat semuanya cukup jelas bahwa Anda tidak pernah menyukaiku," kata Ruby dingin dengan matanya yang merah berair. Ia menatap Shinta begitu tajam dengan banyak perasaan yang berkecamuk di dalam dadanya. "Kita hanya saling mengenal karena terikat nama keluarga, tapi tidak seakrab itu untuk saling berbagi kebahagiaan. Bahkan tidak cukup akrab untuk berpura-pura peduli!"
Deg!
Shinta terperangah, tidak bisa berkata-kata lagi karena ucapan Ruby yang tajam dan tepat mengenai sasaran.
Setelahnya Ruby berbalik dan pergi meninggalkan Shinta. Langkah Ruby mantap, ia sama sekali tidak menoleh saat Shinta mencoba memanggil nama putrinya itu.
Ruby sudah memperlihatkan bahwa ia telah membuat jarak yang begitu jelas antara dirinya dengan keluarga Sanders.
Teman-teman Shinta langsung memandang Shinta dengan mata yang penuh rasa tidak percaya. Shinta merasa malu dan marah, tapi dia tidak bisa berbuat apa-apa lagi saat ini. Ruby telah berhasil membuka semua kartunya.
Ruby dan Amanda langsung meninggalkan mall. Setelah masuk ke dalam mobil, Ruby tidak bisa menahan lagi air matanya dan ia pun menangis. Amanda langsung memeluk dan menenangkannya.
"Ruby, Mommy sangat bangga denganmu," kata Amanda dengan suara yang terdengar bersemangat. "Kau telah menunjukkan kekuatan dan keberanianmu dalam menghadapi Shinta."
Ruby terkejut. Ia melepaskan pelukan dan menyingkirkan air matanya menatap pada Amanda.
"Mom...?" Wajahnya kebingungan. "Mommy tidak berpikir buruk padaku karena sikapku tadi?"
Amanda terkekeh kecil mendengarnya. Ia mengusap wajah Ruby dengan kedua tangannya.
"Tentu saja tidak, Sayang. Mommy sudah tahu apa yang kau lalui di dalam keluarga Sanders. Mommy tahu betapa beratnya hidupmu dengan mereka. Dan Mommy sangat mendukung keputusanmu untuk menyingkir dari mereka. Jika itu tadi Mommy, Mommy sudah menyiram wajah Shinta dengan segelas kopi." Amanda tertawa kecil.
Ruby juga jadi ikut terkekeh kecil, tapi air matanya kembali menetes. Kali ini bukan karena Shinta, tapi karena kehangatan yang ia dapatkan dari calon ibu mertuanya.
"Terima kasih, Mom," ucap Ruby terharu.
"Kau tidak sendirian lagi, Sayang. Kau memiliki kami, kau memiliki Emer yang akan menjagamu. Dan Mommy akan menjadi ibu yang sebenarnya untukmu, bukan hanya ibu mertua."
Mendengar ucapan Amanda ternyata membuat Ruby semakin menangis. Amanda dengan erat memeluk Ruby, mengusap punggungnya berulang-ulang, memberikan ketenangan.
Ruby merasa hatinya penuh dengan kasih sayang dan rasa syukur. Ia merasa telah menemukan keluarga yang sebenarnya, keluarga yang benar-benar peduli dan mencintainya. Air mata Ruby terus menetes, tapi kali ini bukan karena kesedihan akan penderitaan, tapi karena kebahagiaan dan rasa syukur.
Ruby juga beruntung. Setelah penderitaan yang dia alami selama ini, akhirnya dia dapetin suami, mertua, ipar yang baik ....
Semoga mereka selalu bahagia.
Juga yang jahat-jahat harus mendapatkan karma yang setimapal/Determined//Angry/
Dan satu lagi, jangan lupakan Rexi untuk aku/Slight//Facepalm/
Semangat Kak Di. Semangat untuk nulisnya, sehat-sehat selalu, dan sukses terus untuk ceritanya💪🥰😘😘❤❤❤
Cakra tidak menjaga adiknya dengan baik Mom Safira😭😭😭
ngomen othor tantik aja biar dapet balesan surat cinta/Silent//Silent/