Pernikahan nya dengan seorang duda beranak dua,menyisakan luka yang setiap hari nya di rasakan oleh Fifian,,sang mantan istri yang selalu membayangi rumah tangga nya membuat sang suami tidak perhatian pada nya..Di tambah lagi pekerjaan yang selalu menyibukan diri nya..
Ketikan Fifian meminta cerai barulah Alexander sang suami menyadari akan kesalahan nya..
Akankah Fifian memaafkan Alexander..???
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dada_1407, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Wanita Hebat
"Jangan," teriak Fifian yang memaksa mengambil map itu.
"Fifian," Alex segera menarik istrinya menjauh, tapi naasnya tangan Fifian sudah lebih dulu kena api dan terbakar.
"Apa-apaan sih kamu. Sudah tau itu api, tapi kamu masih maksa mau mengambil..!!"
Fifian tak menghiraukan suami nya dan tetap ingin mengambil sisa-sisa kertas yang belum terbakar.Air mata nya terus mengalir, tak tergambar kan betapa sedih nya Fifian sekarang. Berbulan-bulan dia mengumpulkan semua bukti itu, tapi suaminya dengan mudahnya membakar semuanya..
"Sudah..berhenti Fifian..!!!"
"Kamu yang berhenti, Mas ," Fifian berteriak dan mendorong dada suaminya menjauh.
"Kamu keterlaluan mas.. !Aku sudah mengumpulkan bukti itu berbulan-bulan, lalu semudah itu kamu membakarnya."ucap Fifian seraya menangis
"Sudah aku bilang kan, aku nggak mau cerai," Alex menaikkan nada bicara.
"Tapi aku tetap mau cerai!" Fifian nggak mau kalah dan balik berteriak pada suami nya..
"Aku ngomong baik-baik, kenapa kamu membentak ku."
"Kamu yang membentak ku duluan. Jangan pikir aku nggak bisa marah ya, Mas. Ini baru setengah, kalau aku benar-benar marah, aku bakar kamu dan seisi rumah kamu." amarah Fifian tak tertahankan
Alex benar-benar tak menyangka istri nya yang
Lemah lembut ternyata bisa marah juga. Alex pernah dengar, marahnya orang pendiam itu menakutkan. Dan benar saja, Alex sampai speechless dan nggak tau harus apa untuk meredam kemarahan istrinya.
"Minggir, aku mau ambil berkas ku." Fifian lalu mendorong suaminya, tapi Alex lagi-lagi menahan nya.
"Tangan kamu terluka, Fifian."
"Aku nggak peduli. Akubsudah terlalu banyak terluka. Luka ini nggak sebanding dengan luka yang kamu berikan mas..!!"
Fifian berkaca-kaca sambil terus mendorong suami nya, tatapan matanya nanar tertuju pada berkas-berkasnya yang sudah benar-benar habis menjadi arang. Hancur, hatinya benar-benar hancur. Sekarang Fifian harus mulai dari awal dan mengumpulkan semua bukti lagi agar pengadilan mengabulkan gugutan cerai nya..
"Minggir, Mas."
"Nggak."
"Mas, argg."
Fifian sangat terkejut saat tiba-tiba Alex menggendong nya dibahu seperti menggendong beras. Kedua tangan nya memegang
Paha belakang dan betis istrinya..
"Nakal sekali kamu."
Dengan kurang ajarnya, Alex lalu menepuk pantatnya. Bukan tepukan pelan, tapi cukup kencang sampai Fifian merasa sedikit sakit..
"Jangan pegang-pegang dan turunin aku!" Fifian berontak dan terus memukul-mukul punggung suaminya.
Alex tak mendengarkan teriakan istrinya dan membawanya masuk ke dalam rumah.Para pembantu yang melihat itu, seketika menundukkan kepala dan bergegas menyingkir. Sebenarnya mereka penasaran apa yang terjadi, karena tak pernah mereka melihat momen tuan dan nyonya mereka gendong-gendongan begitu. Tapi mereka tau diri, sebagai pembantu, nggak seharus nya mereka ikut campur urusan majikan.
"MAS DARIO TURUNIN. BIBIII TOLONGIN AKUUU." teriak Fifian kepada para pembantu nya untuk menolong nya,tapi tak ada satunoun yang berani mendekat..mereka berpura-pura tak mendengar dan langsung pergi.
"BIBI KOK MALAH PERGI SIH. AWAS BI, AKU PECAT YA." teriak Fifian mengancam
Alex tertawa mendengar suara heboh istrinya yang mengancam para pembantu, tapi sayangnya para pembantu tidak ada yang mendengar. Tentu saja, Alex yang memperkejakan mereka dan menggaji mereka. Sudah seharusnya mereka hanya mendengarnya.
"APA KAMU? KENAPA KAMU KETAWA! TURUNIN AKU. NGGAK USAH KETAWA-TAWA."
"Teriak aja sampai pita suara kamu putus. Nggak ada yang denger." ucap Alex santai
"Kurang ajar ya kamu. Turunin aku, perut aku sakit kena bahu kamu."
Bugh...
Fifian memekik saat tiba-tiba Alex melemparnya ke sofa, untung sofanya empuk, jadi punggung nya tak sakit. Fifian baru saja ingin bangun, tapi Alex tiba-tiba berada di atas nya dan menindihnya..
"Mau apa kamu," Fifian mencoba mendorong dada suamicnya supaya menjauh, tapi Alex tak goyah dan tetap pada posisi nya menindih tubuh Fifian.. Dengan tubuh mungil dan tenaga yang sudah terkuras habis sebab marah-marah, Fifian tidak akan mampu melawan tenaga suaminya.
"Aku baru tau kamu bisa marah-marah." ledek Alex
"Masih banyak hal yang belum kamu tau tentangku."
"Apalagi? Aku ingin tau." Alex menantang Fifian
"Sudah terlambat. Aku juga nggak mau repot-repot menunjukkan itu dan membuat kamu terpesona. Aku sudah bilang kan, aku nggak peduli sama kamu dan hidup kamu lagi."
"Aku akan mencari tau sendiri," Alex menunduk dan mencium bibir istrinya. Hanya sekilas, lalu menarik lagi.fifian lalu membulatkan mata marah,
"Kamu benar-benar kurang ajar mas , Aku bukan perempuan murahan yang bisa kamu cium-cium sembarangan."
"Tapi kamu adalah istriku."
"Istri yang di cuekan,, iya kan?"
"Ya itu dulu, tapi sekarang, aku akan lebih perhatian sama kamu."
"Hanya orang bodoh yang percaya dengan mulut manis kamu, Mas. Aku udah benar-benar muak sama kamuvdan selingkuhan kamu itu."
"Selingkuh apa sih. Febi lagi? Berapa kali aku bilang, aku nggak ada hubungan apa-apa sama dia. Ya Tuhan, Fifian Aku benar-benar nggak selingkuh."
"Aku nggak percaya mas..!!"
Fifian lalu mendorong lagi dada suaminya dengan kedua tangan nya, namun tanpa sengaja mengenai tangan nya yang terluka.
"Aww," Fifian memekik pelan.alex segera turun dari atas tubuh istrinya dan membantunya duduk.. Awalnya tadi Alex akannmembawa istrinya ke ruang tengah karena ingin mengobati lukanya, tapi tiba-tiba saja Alex punya ide menindih tubuh Fifian dan tanpa dia sadari dia nyaman berlama-lama di atas tubuh istrinya.
"Tunggu di sini jangan kemana-mana."
Alex dengan cepat pergi ke dapur untuk mengambil air es, lalu sekalian mengambil kotak P3K yang ada di etalase tak jauh dari dapur. Bergegas sambil berlari kecil, Alex kembali menuju ke ruang tengah, tapi...
"Baru juga ditinggal lima menit, udah nggak ada," Alex mendengkus kesal, "Awas aja kalau berani kabur."
"Fifian..!!" teriak Alex menggelegar.
"APA SIH TERIAK-TERIAK. AKU DI SINI MAU KE KAMAR." jawab Fifian
lalu Alex mendongak, menatap ke arah atas ke lantai dua.
"Aku menyuruh kamu tunggu di sini."
"Aku mau pipis,gak kuat mas"
"Di dekat sini kan ada toilet."
"Ya terserah aku dong,mau toilet yang mana.."
Alex berdecak jengkel. Meski begitu kakinya tetap melangkah menaiki anak tangga menuju ke kamar. Di sana Fifian sedang duduk di tepi kasur sambil meniup tangannya yang agak melepuh..karena mulai terasa perih..
Alex merasa heran, luka bakar itu pasti sangat sakit, tapi Fifian sama sekali tak berteriak atau menangis sedikit pun,lalu pada saat kakinya terkena pecahan beling tadi pagi, Fifian juga tidak bereaksi apa-apa,bahkan dia tidak menyadari nya.. berbeda sekali dengan Febi yang dikit-dikit mengeluh dan menangis..
Dia ternyata perempuan yang kuat dan hebat.
Padahal lagi seru-serunya🥺🥺