Steven Permana adalah seorang CEO yang mempunyai seorang anak yang bernama Grace,.
Grace ini gadis cantik yang tidak diharapkan oleh ibu kandung nya hingga dirinya emosi dan menyebabkan Grace tidak bisa bicara dan pendengaran nya sedikit terganggu.
Kemana pun Steven pergi Grace selalu di bawa nya, hingga dalam pertemuan bisnis nya Steven bertemu dengan seorang wanita yang pandai bahasa isyarat hingga Steven menyetujui kerja sama itu.
Mau tahu kisah selanjut nya.
Kuy intip karya ku yang kesekian kali nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 💫✰✭𝕸𝖔𝖒𝖞𓅓 𝕹𝕷✰✭🌹, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Putus
Sakit hati Raya melihat Fajar yang sedang bersetubuh dengan seorang wanita, kurang apa dirinya selama ini kepada Fajar.
"Sayang, ini semua bisa aku jelaskan." Fajar menghampiri Raya dengan hanya memakai celana boxer saja.
"Aku sudah tidak butuh penjelasan dari kamu mas, mulai saat ini kita putus." Raya berteriak sambil melempar kan dompet milik Fajar ke tubuh nya.
Sekilas Raya melirik ke arah sofa, tapi yang Raya lihat hanya punggung wanita itu saja yang sedang memakai kan baju nya kembali, Raya tidak mau berlama-lama menyaksikan hubungan kedua nya, dengan air mata yang sudah membanjiri pipi nya Raya langsung pergi meninggalkan apartemen Fajar.
Raya terus berlari menuju parkiran dan dengan kecepatan tinggi Raya melajukan mobil nya.
Raya menepikan mobil nya di pinggir jalan, kembali terbayang apa yang sedang Fajar lakukan di sofa tadi.
"Kenapa mas, kenapa kamu nodai cinta kita, kenapa kamu rusak hubungan kita dengan seperti ini, apa kurang nya aku? Apa!" Raya berteriak lalu menelungkupkan kepala nya di atas setir mobil, Raya menangis meluapkan semua sakit hati nya, Raya meluapkan semua nya dengan tangisan.
*
*
Fajar terduduk lesu, ada rasa menyesal dalam dirinya telah membuat Raya menangis dan pasti nya setelah ini Raya akan membenci nya.
Selena melihat Fajar yang hanya diam menghampiri lalu duduk di atas kedua paha Fajar.
Selena melingkarkan kedua tangan nya ke leher Fajar. "Sayang, sudah lah jangan di pikirkan lagi, dia bukan wanita yang terbaik buat kamu, bukti nya dia tidak mau melayani kamu dengan baik."
Fajar menatap Selena, dia kaget karena Selena memanggil nya dengan panggilan sayang.
Selena menyadari dengan tatapan dari Fajar, "Why? Apa aku ngga boleh manggil kamu dengan panggilan sayang?"
Selena mendekatkan kan wajah nya sampai hidung mereka bersentuhan.
"Berarti kamu sudah mau menjalani hubungan ini dengan aku tanpa sepengetahuan pacar kamu." Fajar menyibak kan rambut Selena ke belakang telinga.
"Aku sudah nyaman sama kamu, aku selalu mendapatkan kebahagiaan dari kamu, dia selalu memprioritaskan anak nya, jadi apa aku salah punya hubungan dengan kamu? aku juga ingin di manja dan ingin merasakan sensasi baru dalam hubungan, dan semua itu aku dapatkan dari kamu." Selena me lu mat kembali bibir Fajar.
Awal nya Fajar hanya diam karena masih kepikiran dengan Raya.
Selena menghentikan cumbuan nya, "Kenapa diam? apa kamu masih kepikiran dengan wanita itu, kalau begitu kejar dia dan minta maaf sama dia, dan kamu lanjutkan hubungan kamu sama dia yang monoton dan kuno itu." Selena kesal karena ciuman nya tidak di respon oleh Fajar.
Selena bangkit dari duduk nya tapi tidak berapa lama dia sudah duduk kembali di pangkuan Fajar karena Fajar menarik tangan Selena.
Tanpa basa basi lagi Fajar langsung me lu mat bibir Selena dengan rakus, Fajar tidak memberi ampun buat Selena, dia terus menyerang nya dengan segala cumbuan dan sentuhan yang membuat Selena mabuk kepayang.
Kini mereka kembali melakukan apa yang tertunda tadi, Fajar hari ini semakin buas dan liar menyerang Selena hingga membuat Selena selalu mengeluarkan suara laknat nya dan di buat selalu melayang oleh Fajar.
Setelah selesai satu babak di sofa kini Fajar membawa Selena ke dalam kamar nya, dan kembali melakukan nya seakan-akan mereka berdua tidak bosan dan terus ingin merasakan nya.
Sementara Fajar yang sedang menikmati surga dunia, Raya baru bisa tenang setelah hampir satu jam dia menangis.
Raya menegakkan kepala nya dan menatap kearah depan.
"Baik, aku akan bangkit, aku tidak akan percaya lagi sama yang nama nya pria, ternyata selama ini bukan cinta dan kasih sayang yang tulus yang kamu berikan mas, yang ada pada diri kamu hanya nafsu semata, dan mulai detik ini aku akan melupakan semua nya, aku akan mengubur dalam-dalam semua kenangan dan mimpi kita." Raya mengusap air mata nya lalu kembali melajukan mobil nya dan pulang ke rumah.
*
*
Pagi hari Raya bangun dengan mata yang sembab efek menangis tadi malam.
Alarm di ponsel Raya berbunyi dengan begitu nyaring nya, Raya langsung melihat dan membaca pesan dari alarm yang Raya tulis.
Kembali Raya meneteskan air mata nya, "Hari ini aniv kita yang ke lima mas, terima kasih kamu sudah memberikan hadiah yang tidak pernah aku lupakan seumur hidup ku." gumam Raya sambil menghapus air mata terakhir nya untuk Fajar.
Raya kembali merapihkan riasan nya dan bertekad akan melupakan semua nya.
"Ayo Raya kamu pasti bisa." Raya menyemangati diri nya sendiri lalu pergi ke kantor, untuk saat ini kantor lah tempat dia untuk bisa melupakan rasa sakit hati nya.
Teman kantor Raya tidak ada yang bertanya, karena Raya memang tertutup orang nya, dia hanya say hello seperlu nya saja.
Seharian ini Raya habiskan dengan bekerja, sampai-sampai pak Hendrik menggelengkan kepala nya melihat Raya yang antusias dalam bekerja.
"Kemarin ngga masuk kerja sekarang kamu jadi maruk ya, sampai kamu tidak menyadari kehadiran saya di sini dari tadi."
"Bapak, maaf pak saya tidak melhat kedatangan bapak, ada yang bisa saya bantu pak?" Raya kaget dan langsung menutup berkas nya.
"Kamu mau nginap di kantor?" bukan nya menjawab pak Hendrik malah balik bertanya.
"Ngga lah pak, mana mungkin saya tidur di kantor."
"Terus kenapa kamu masih di sini, lihat jam, sekarang sudah jam berapa." ucap pak Hendrik sambil melirik ke arah jam yang ada di ruangan Raya.
"Ya ampun ternyata sudah lewat tiga puluh menit dari jam pulang." Raya kaget ternyata jam pulang sudah lewat.
Pak Hendrik hanya tersenyum melihat kelakuan Raya, pak Hendrik sangat menyukai kinerja Raya.
Selain cantik Raya pintar dan rajin hingga Raya selalu bisa membuat para klien mau bekerja sama dengan perusahaan nya terutama perusahaan Steven yang kata orang akan susah bekerja sama dengan perusahaan nya, tapi oleh Raya Steven pun menyetujui kerja sama itu.
"Saya pulang pak, saya lupa kalau saya ada janji sore ini." Raya berdiri dan mengambil tas kerja nya dan tanpa sadar Raya meninggalkan pak Hendrik di ruangan nya.
Pak Hendrik hanya diam sambil menatap punggung Raya yang mulai menghilang di balik pintu.
Sambil menggelengkan kepala nya pak Hendrik ikut melangkah kan kaki nya meninggalkan ruangan Raya.
Raya terus berjalan tanpa melihat ke kanan dan ke kiri, yang ada di pikiran nya sekarang hanya wajah Grace yang sedang menunggu diri nya.
Raya langsung masuk ke dalam mobil nya dan mulai melajukan nya menuju rumah Steven.