Bercerita tentang seorang anak yang bernama mugi yang terlahir sebagai rakyat jelata dan menjadi seseorang penyihir hebat.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Muchlis sahaja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Jalan menuju kebenaran.
Salah satu pasukan desa Hurley yang selamat dari Nipis dengan cepat kembali ke tenda markas mereka, seluruh elf yang berada di sekitar Nipis mendekati nya, mereka semua seolah tidak percaya yang berada di hadapan mereka adalah Nipis, leluhur yang mendirikan desa Li-Han Shi.
" Benarkah kau ini Nipis, " tanya salah satu dari elf.
Nipis tersenyum tipis, mata nya sayu melirik ke arah elf tersebut, " Benar, aku adalah Nipis, aku merasa tidak percaya, desa Hurley akan berbuat sejauh ini. "
Mereka semua bersorak gembira karena Nipis hadir kembali sebagai seorang elf, Ziyan, Lebra, dan Aaron datang ke sana, Ziyan mendengar perkataan dari elf tersebut bahwa Nipis telah terlahir kembali, Dia seolah merasa tidak percaya, Dia berjalan perlahan sembari meneteskan air matanya.
" Nipis?, kembali?, " kata ziyan.
Nipis menoleh ke arah suara Ziyan berada, Nipis tersenyum lembut dan meneteskan air matanya yang tak tertahankan, dengan tangis haru dia berkata.
" Benar, aku Nipis, maafkan aku ziyan telah menutupi keberadaan ku selama ini. "
Ziyan berlari mendekati Nipis dan memeluk Nipis dengan erat, seluruh elf yang melihat termasuk Aaron dan juga Lebra merasa tersentuh melihat kejadian itu, ziyan menangis memeluk Nipis.
" Berjanjilah kepadaku kau tak akan meninggalkan aku lagi, jangan pernah, pokoknya jangan pernah kau sembunyikan dirimu dari ku lagi, " kata Ziyan, air mata tangis bahagia terus di keluarkan oleh nya.
Nipis yang memeluk sembari mengelus kepala Ziyan dengan lembut hanya bisa menjawab, " iya iya, maafkan aku. "
" Karena dulu kau mati saat anak kita masih kecil, apa kau mau melihat anak kita sekarang?, " Ucap Ziyan sembari tersenyum ke arah Nipis.
Nipis sedikit terkejut karena merasa bahagia, " tentu saja, dimana anak kita?. "
Ziyan menarik tangan dari Nipis dan membawa nya menuju tempat persembunyian nya, " ayo ikut aku, " ucap nya.
Lebra yang sedari terdiam melihat Nipis berkata dengan suara hatinya.
" Guru Nipis, aku tidak menyangka kau kembali sebagai elf. "
Di tenda markas milik desa Hurley, pasukan yang berhasil melarikan diri itu masuk kedalam tenda dengan nafas yang terengah-engah, " tu-tuan presiden Albert!, gawat!. "
Albert yang terkejut akan teriakan dari pasukannya langsung menjawab, " ada apa!?, apa yang terjadi!?. "
" Nipis!, Nipis telah kembali!, leluhur mereka semua, membunuh sonohara!, " kata nya, rasa ketakutan dan khawatir menggambarkan ekspresi pasukan itu.
Seluruh yang berada di tenda itu terkejut mendengar, mereka semua seolah tidak percaya apa yang di katakan oleh pasukan itu, suasana di tenda itu seketika hening, hanya suara angin berhembus lah yang mengisi ruangan, wakil presiden membuka matanya, dengan kelopak mata biru muda, dengan rambut berwarna perak berkibar di tiup angin, mata yang di penuhi rasa kebencian dia berdiri dari kursinya dan berjalan menuju pintu tenda.
" Kau mau kemana?, " tanya Albert dengan suara halus dan tegas.
" Itu bukan urusan mu, " balas dari wakil presiden itu.
" Soal pria yang membunuh sonohara itu?, jika kau masih dalam kondisi amarah yang menguap ini, kau tidak akan bisa menang, Goten, " katanya, Albert berkata dengan tenang.
Ternyata Wakil Presiden itu bernama Goten, Goten mengeluarkan aura sihir berwarna perak di sekitar tubuh nya, mata nya menunjukkan kebencian yang luar biasa, aura itu membuat seluruh yang berada di dalam tenda tercengang melihat nya.
" Aku mungkin tidak bisa memaafkan nya, pria itu?, cuma pria itu yang tidak bisa aku maafkan!, " katanya dengan suara yang di penuhi rasa kebencian yang mendalam.
Goten melangkah meninggalkan Albert dan pasukan nya di dalam tenda, seluruh pasukan itu kebingungan melihat Goten, mereka tidak percaya bahwa Goten memiliki energi sihir yang sebesar itu.
" energi sihir nya besar sekali, tapi bagaimana bisa dia memiliki nya?, " kata pasukan itu.
" Mungkin saja kamu belum paham, tapi dia tidak salah lagi, Silver Shine, dia adalah seorang monster yang mengerikan, meski begitu bukan berarti kau harus mengikuti seluruh perintahnya, dan jangan sampai membuatnya marah, " Jawab Albert.
Dan seluruh pasukan itu hanya bisa terkejut dan terdiam, mereka tidak bisa berkata sepatah kata pun.
Di sebuah gunung yang tinggi, angin malam bertiup kencang berhembus kepada Goten, daun dari pepohonan itu bergoyang, di bawah dari gunung itu, tidak jauh ada desa Li-Han Shi, goten memandangi desa tersebut, Goten mengepalkan tangan nya dengan begitu erat.
" Menyelamatkan dunia?, membutuhkan sebuah cinta dan kedamaian?, apakah ada kata-kata lain yang lebih menggugah orang lain selain istilah itu?, tenggelam kedalam tujuan mulia untuk menyelamatkan ratusan juta jiwa dan menghapus niat jahat yang kau miliki hingga seolah tak pernah ada, seperti itu lah, anggapan ku terhadap kalian saat ini, " ucap Goten pada saat itu.
Dari arah belakang Goten, ada seorang wanita berambut merah mendatangi nya, " teringat masa lalu mu dulu bersama Nipis?, jadi dendam itu belum hilang dari hati mu?, " kata wanita itu.
" Jadi itu kau ya Rita?, lebih baik kau tidak menyebut nama sampah itu, " jawab dari Goten.
" Iya iya, baiklah, semoga beruntung saat berurusan dengan nya, si guntur ungu itu bukan lawan mudah untuk mu, " kata Rita, Rita pun menghilang dari hadapan Goten.
Goten hanya memandangi langit yang gelap dan di hiasi bintang yang bersinar.
Di tempat persembunyian, Ziyan dan Nipis datang memasukinya, disana ada Misha anak dari mereka berdua, Misha yang mendengar langkah kaki dari Ziyan, langsung berlari mengarah nya dengan perasaan yang begitu bahagia.
" Mama!?, " teriak Misha.
Ziyan memeluk Misha yang berlari ke arah dirinya, dirinya tersenyum kepada Misha.
" Lihat lah sayang, ini anak kita Misha. "
Nipis tersenyum senang melihat anaknya.
" Kau anakku Misha?, senang sekali aku melihat dirimu sudah tumbuh sebesar ini, " ucap Nipis.
Misha dengan heran nya bertanya, " kau ayah ku?. "
Ziyan langsung menerangkan nya kepada Misha, " iya dia ayah mu, ayah mu terlahir kembali sebagai elf. "
Nipis langsung memeluk Misha dengan erat.
" maafkan ayah, ayah meninggalkan mu saat dirimu masih kecil Misha, " ucap dari Nipis.
Pagi hari pun tiba, matahari menyinari desa Sendai, Mugi keluar dari apartemen nya dan bersiap berangkat ke induk sekolah sihir.
" Baiklah, hari ini beberapa murid pilihan akan pergi ke desa Li-Han Shi, entah apa yang terjadi kelak disana, aku juga harus menyiapkan diriku, " ucap mugi.
Mugi langsung berangkat menuju induk sekolah Sendai.
Di induk sekolah sihir, para murid yang di pilih sudah berkumpul, mereka semua gabungan dari kelas 1 sampai ke kelas 3.
" Baiklah, berarti hanya tersisa mugi saja ya yang belum sampai, " ucap glich.
" Guru!, bagaimana jika kita tinggalkan saja Mugi, kami yakin ada atau pun tidak dirinya, itu akan sama saja, lagian dia itu sangat lemah, " ucap salah satu murid.
Zahra yang mendengar itu sedikit kesal, wajah dari zahra mengkerut karena menahan rasa marah nya, " dia hanya tidak tau saja bagaimana Mugi!. "
" kita tidak boleh meninggal orang yang sudah ku pilih, kita akan pergi bersama, " jawab Glich.
Tidak lama setelah itu, Mugi pun datang dan berjalan menuju perkumpulan, seluruh murid yang memperhatikan nya dengan tatapan yang meremehkan Mugi.
" Lihat, itu dia. "
" Tidak mungkin!, dia terlalu biasa. "
" Pasti guru Glich salah memilih. "
" Pasti ada yang salah. "
Mugi terus berjalan menuju perkumpulan tanpa memperdulikan ocehan dari murid lain nya, " aku tidak akan menahan diriku nantinya, " ucap Mugi dengan suara hati nya.