Hati istri mana yang tidak sakit, tiba-tiba suami membawa istri barunya. Adelia, berniat untuk balas dendam. sebelum dirinya meninggal sang suami, tetapi istri baru sang suami diam-diam memiliki rahasia. Apakah terbongkar rahasia istri kedua, sebelum Adelia pergi?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aira azahra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pindah
1 minggu kemudian.
Adelia,memasak untuk sarapan dirinya dan bu Norma. Dia sudah menepati tempat tinggal baru,bersama mantan ibu mertuanya.
Walaupun tempat tinggal lumayan sempit,tapi dia tenang dan damai mengurus bu Norma.
Masak seadanya saja, daripada banyak-banyak. Takut mantan adik ipar ikut-ikutan nyelonong masuk dan minta-minta.
Adelia, tersenyum sumringah karena melihat perabotan rumah tangga yang lengkap. Termasuk kulkas,tv,lemari,dan dibuatkan kamar mandi belakang warung. Jadi tidak repot-repot masuk kedalam rumah, Nabila.
Bu Norma, tidur di atas ranjang dan Adelia di bawah beralas tikar dan kasur lumayan tebal.
"Ibu sangat bersyukur, akhirnya terlepas dari rumah itu. Sampai saat ini, ibu masih terbayang-bayang". Kata bu Norma, selalu menceritakan tentang kejadian itu.
Adelia, sudah hapal ceritanya. Sehari bisa 3/4 kali,bu Norma menceritakannya.
"Wahh...Ibu makan yah,yang banyak bu. Biar sehat terus,". Kata Nabila, baru datang. "Masak apa mbak,kaya enak?" Tanyanya, gerak-geriknya sudah terbaca oleh Adelia.
Ck, palingan mau minta kan. Pastilah,dia kan terbilang malas masak.Batin Adelia,tak sudi memasak untuk mantan adik iparnya. "Tumis kangkung dan goreng ikan nila,". Jawabnya tersenyum.
"Wahh...Enak sekali,masih ada gak? Jadi pengen makan,". Kekehnya Nabila, tidak tahu malu. Pas sekali aku dan mas Fadly belum sarapan. Lumayanlah pagi-pagi sudah makan dan tidur perlu masak.
"Oh,tadi masak cuman sedikit dan berhemat. Sekali makan langsung habis, biar gak mubazir". Jawab Adelia, tersenyum smrik. Ckckck.... Ternyata aku tidak salah sangka, ternyata beneran kan. Mau enak doang, dasar pemalas.
"Yahh... Mbak,besok masak yang banyak yah. Aku pengen loh, minta masakin". Cicitnya Nabila, memasang wajah cemberutnya. Kalau aku seringkali minta masakan, mbak Adelia. Otomatis uang bulanan tersimpan banyak, tidak memikirkan lauk dan sayur. Tinggal minta ke sebelah, sudah ada.
"Boleh, asalkan uang buat beli sayur dan ikan mana?". Adelia, langsung menadah tangan ke arah Nabila. Hahahaha...Enak saja mau yang gratisan,bayar dong kalau mau.
"Ha! Jangan aneh-aneh mbak,masa pelit sama aku". Nabila, terkejut melihat sikap Adelia. Sialan kamu,mbak.
"Aku memerlukan tenaga untuk masak,belum lagi ibu. Jadi aku mau upahnya dong, takutnya lauk dan sayur tidak cukup. Mas Alfan, tidak mau memberikan uang lagi jika kurang". Adelia, menggeleng kepalanya.
"Adelia, jangan perhitungan terhadap anakku. Apa salahnya masak lebih banyak, kamu di gajih kok." Sahut bu Norma, membuat Adelia geram.
"Oke,kalau tidak cukup sebulan penuh. Ingat apa perkataan mas Alfan,ibu akan di bawa ke rumah itu. Lalu,di urus sama orang lain. Terserah ibu,mau melihat sesosok menyeramkan itu lagi. Aku angkat tangan, tidak akan pernah lagi mengurus ibu. Ini adalah kesempatan terakhir,aku mau merawat ibu". Tegas Adelia, melirik ke arah Bu Norma.
Degggg...
Bu Norma, tertekan dengan ucapan mantan menantunya. Apa yang di katakan Adelia, memang benar. "Nabila,jangan manja kamu. Lihatlah kondisi ibu,yang tidak berpunya. Jangan nyusahin ibu dan abangmu,paham!".
"Ck, menyebalkan sekali. Awas kamu,mbak". Decak Nabila, nampak tak suka.
"Aku bisa memasak untukmu dan suamimu. Asalkan belikan sayur dan lauknya juga, ingatlah Nabila. Ibumu suka jajan loh,aku sebisa mungkin hemat. Satu hari aja,ibu sudah belanja 200 ribu". Adelia, sangat berharap Nabila paham.
"Tidak perlu Adelia, jangan manjakan Nabila. Sudah sewajibnya melayani suami sendiri,". Bu Norma, langsung mencegah terjadinya sesuatu.
Nabila,nampak kesal dan pergi meninggalkan ibunya dan Adelia.
"Huuff... Pasti Nabila,marah besar bu". Adelia,merasa tidak nyaman jadinya.
"Gak papa,ibu senang sekali dia marah. Takutnya ngelunjak seperti dulu,". Sahut bu Norma, membenarkan posisi dan merebahkan tubuhnya. "Ibu mau tidur dulu, Del. Kamu istirahat juga,jangan sakit. Nanti siapa yang ngurus ibu,".
"Iya,bu". Jawab Adelia, tersenyum. Ini waktunya untuk berleha-leha,duduk santai menonton televisi.
***********
Di tempat lain, Devi membeli makanan dan menyiapkannya.
"Lain kali jangan beli Dev, aku suka makanan rumahan. Apa kamu lupa,dulu seringkali aku membawa bekal. Kalau beli terus-terusan seperti ini, pengeluaran uang semakin banyak". Alfan,mendengus dingin dan tidak bernafsu makan.
Astaga! Aku benar-benar lupa,dulu aku seringkali masak untuk mas Alfan.Tapi, bukan aku yang masak. Melainkan Dana, teman serumah sewaan dulu.Batin Devi, menggerutu dirinya sendiri. "Iya mas, aku bakalan masak kok". Jawabnya, kebingungan cari ide.
"Hmmmmm...Pulang kerja nanti biasakan, untuk membereskan rumah ini dan lainnya". Kata Alfan,sakit kepala melihat cucian menumpuk segunung.
Gawat ini,aku tidak boleh melewati jemuran pakaian. Bisa jadi efek Jampi-jampi mbah Djan, hilang seketika. Aha... Aku punya ide cemerlang, aku harus melakukan Sesuatu.Batin Devi, menyunggingkan senyumnya.
"Loh, kenapa gak habis mas? Sayang loh, mubazir". Devi, menatap suaminya yang sudah selesai makannya.
"Gak nafsu makan, rasanya tidak sesuai dengan lidahku". Jawab Alfan, melongos meninggalkan istrinya.
Devi, bergegas menyusul suaminya dan takut di tinggalkan berangkat kerja.
[Boleh ketemu, di kafe Kenanga]
Devi, mengirim pesan kepada temannya.
"Pulanglah lebih dulu nanti,aku ada urusan dengan bos". Kata Alfan, memecah keheningan di dalam mobil.
"Iya mas,". Jawab Devi, tersenyum dan bergelut manja di lengan suaminya.
Sesampai di kantor, Devi menceritakan semuanya dalam masalah rumah tangga. Jujur saja Ratna, sudah tidak memerlukan Devi lagi. Karena makhluk itu, diam-diam menyetubuhi Devi. Tanpa Devi, menyadarinya.
"Hari ini shoping yuk,". Ajak Sella, langsung mengalihkan pembicaraan Devi.
"Kamu ini yah,aku belum selesai bercerita loh". Decak Devi, lagi-lagi Sella memotong ceritanya.
"Hehehehe...Nanti ajalah cerita,kita selesaikan dulu kerjaan". Sahut Ratna, memberikan kode kepada Sella untuk pergi.
"Benar sekali,aku lupa sesuatu". Sella, langsung pergi ke meja kerjanya.
Membuat Devi,merasa sesuatu yang berbeda dengan temannya. Dengan perasaan dongkol, Devi melenggang pergi juga.
[Malas sekali meladeni cerita Devi,apa lagi masalah rumah tangganya]. Ratna, mengirim pesan kepada Sella.
[Benar sekali,kenapa gak kamu aja sama mas Alfan? Enak jadi istri seorang manager keuangan]. Sella
[Awalnya aku ingin, tetapi ada kesalahan teknik kemarin. Eee.. Malah Devi,yang merebutnya]. Ratna.
[Minta bantuan sama Mbah Djan, pasti maulah].
Usul Sella, tersenyum sumringah dan melirik ke arah Ratna terkejut membaca pesannya.
Ratna, sudah terikat dengan mbah Djan. Jika dia menjalani hubungan dengan pria lain,sama saja mengkhianati mbah Djan. dari situlah Ratna, masih sendiri tanpa memiliki kekasih.
Ratna,merasa sedih meratapi nasibnya. Ingin sekali bebas dari mbah Djan, ingin hidup normal seperti biasanya. Inilah resikonya bersekutu dengan dukun pasti ada konsekuensinya
Sadar, eling lah bu dah tua, cacat pula eh masih doyan banget harta duniawi..
Alfan berbakti siy ke ibunya cuma ga bisa kontrol nafsu syah*at nya..
Semangaat thor, ditunggu karya2 lainnya..
Tengkyuuuu..