Han Xuan seorang Kultivator tak tertandingi yang menguasai Alam Mistik dengan bakat serta kekuatan yang mengguncang Surga.
Pembabtisan Surga untuk menuju keilahian membuatnya gagal dan mati. Setelah dua ribu tahun akhirnya dia bereinkarnasi kembali ketubuh seorang Bocah yang bernama Han Sen dengan akar spiritual yang tersegel.
Surga memberikannya kesempatan kedua untuk mencapai puncak. Iblis, Monster ataupun Dewa yang menghalanginya akan dia singkirkan.
Ini adalah kisah perjalanan Han Sen yang sekali lagi akan mencapai puncak kehidupan.
Kalau suka jangan lupa like, vote dan komen !
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dimas upss, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21 - Pasir Bintang
Keesokan paginya orang yang dikirim oleh Shi Feng yang sengaja untuk mengurus Distrik wilayah Keluarga Han sudah datang. Nama orang itu adalah Tong Fang dan dia memiliki banyak pengalaman dalam bidang ini dan merupakan sosok yang terpelajar.
Han Sen tidak terlalu banyak menuntut dan hanya menyuruhnya untuk melakukan tugas penghitungan pajak. Bukannya dirinya tidak mampu untuk melakukan hal ini namun Han Sen hanya tidak ingin latihannya terganggu.
Setelah mengatur semuanya Han Sen bergegas pergi ke Pasar, dia berharap menemukan sesuatu yang baik dan menbuat Batu Roh yang sudah dia kumpulkan tidak menjadi sia-sia.
Han Sen pergi kebeberapa Toko dan tidak menemukan sesuatu yang bagus. Dirinya sangat yakin bahwa dia tidak akan bisa menemukan tanaman obat yang berada di Tingkat Nascent Soul.
Adapun Paviliun Alkemis yang menjual Pil Roh sekaligus Artifak, dimata Han Sen semuanya sampah dan Tingkat kemurniannya saja paling tidak hanya menyimpan setengah manfaatnya.
Artifaknya juga sangat buruk dimana semua pola Array terlihat berantakan. Baginya yang merupakan Alkemis Tingkat Heaven dan merupakan salah satu yang terbaik, menggunakan barang cacat adalah sesuatu yang tidak boleh dia lakukan dan akan melukai harga dirinya.
"Dunia fana tetaplah Dunia fana... Standar dan pengetahuannya sangat rendah. Bahkan sampah dijual dengan harga yang tidak masuk akal !" Han Sen sedikit mengutuk dan segera pergi dari Paviliun Alkemis.
Setelah berkeliling beberapa waktu dia berhenti disebuah Kios seorang Nenek Tua yang renta, dia melihat-lihat barang yang ada diatas meja dan Han Sen merasakan Aura yang cukup familiar untuknya.
Han Sen menunjuk sebuah karung yang beratnya hanya 3 kg, "Nek... bisakah aku melihat sesuatu yang ada didalam Karung itu ?"
"Silahkan Tuan Muda !" Nenek itu mengambil karung dan memberikannya kepada Han Sen.
Han Sen melihatnya sekilas dan mencoba untuk tetap tenang. Namun sebenarnya dia menemukan sesuatu yang sangat berharga, terdapat Pasir yang mengkilap dan tidak lain merupakan Pasir Bintang.
Pasir Bintang ini hanya perumpamaan saja dan tidak benar-benar berasal dari sebuah Bintang, hanya saja karakteristiknya sama dengan sebuah Bintang yang mengkilap dan Han Sen tidak menyangka akan menemukan barang sebagus ini.
Nenek itu dengan gugup berkata, "Apakah Tuan Muda menginginkannya... saya bisa menjualnya dengan harga 20 Batu Roh !"
"5 Batu Roh." Han Sen mencoba untuk menawar.
Nenek itu sedikit gugup dan berkata, "Orang Tua ini hanya hidup sendirian... diumurku yang sekarang sulit rasanya untuk bertahan hidup. Terlebih saya harus membayar biasa sewa tempat dan sepuluh Batu Roh, hanya itu yang bisa saya tawarkan !"
Nenek itu tidak mencoba berbohong dan memang dia sekarang mengalami kehidupan yang sulit diusianya. Lima Batu Roh hanya cukup menyewa tempat selama satu bulan, selebihnya dia masih membutuhkan maka dan penjualan bulan ini sangat buruk mengingat tempatnya yang berada dipinggir jalan dan sulitnya mendapatkan pemasok karena modal yang tidak ada.
Han Sen memasukkan Karung itu kedalam Cincin Ruang dan mengeluarkan Cincin Ruang yang lainya. Han Sen memegang tangan Nenek itu dan memberikannya dengan penuh senyuman.
"Tolong jangan katakan apapun setelah ini... apa yang aku berikan itu adalah sesuai dan terimakasih karena sudah menjualnya." Han Sen memberikan Cincin Ruang itu dan berjalan pergi.
Nenek itu memeriksa isi dari Cincin Ruang dan membuatnya sangat terkejut. Nenek itu berlari keluar dari kios dan berlutut ditanah.
"Semoga Tuan Muda diberikan keselamatan dan kesehatan untuk seumur hidupnya." Nenek itu sangat berterimakasih kepada Han Sen.
Han Sen melambaikan tangannya dan pergi dengan penuh senyuman. Han Sen memberikan seratus ribu Batu Roh kepada Nenek itu dan sengaja menyuruhnya untuk diam, jika orang jahat tahu bahwa Nenek yang renta itu memiliki banyak uang maka itu akan menjadi hal yang buruk.
Han Sen sangat paham bagaimana orang-orang seperti mereka hidup dan ini juga bukan kali pertama dia melakukannya. Dirinya bisa saja membayar dengan harga yang normal namun hal ini sama saja dengan merendahkan dirinya sendiri untuk menipu seorang Nenek Tua yang tidak berdaya.
Mungkin di Dunia Fana nilainya sama sekali tidak berarti, namun berbeda bagi orang lain yang tahu kegunaannya seperti Han Sen. Pasir Bintang merupakan salah satu Bahan berkualitas untuk bahan dasar pembuatan Array dan juga bisa digunakan dalam membuat pola yang terdapat pada sebuah Artifak.
Selama Pasir Bintang dileburkan dengan Api Tingkat Tinggi, kekuatan Array yang dicampur dengan Bahan Pasir Bintang memiliki efek dua kali jauh lebih kuat dan stabil.
"Bagus... sekarang aku bisa membuat Array yang cocok untuk perlindungan diri atau merubah Tongkat Besi menjadi sebuah Artifak yang jauh lebih kuat. Sisanya aku harus mencari Kuas Array dengan kualitas yang baik dan beberapa bahan yang bagus." Han Sen melanjutkan untuk berkeliling untuk sementara waktu sambil mencari bahan yang dia butuhkan.
apa jgn2 pukulan hansen seperti sapuan tangan wanita penggoda..?
LOL..
NAIF lu thor