Cerita ini mengisahkan tentang perjuangan pemuda berusia 15 tahun yang mempunyai bakat bermain pedang dan ilmu bela diri yang cukup tinggi dalam menyelamatkan desanya dari penindasan oknum tak bertanggung jawab. Setelah berhasil mendapatkan kebebasan untuk desanya, satu persatu fakta keluarganya terkuak. Dia juga menyadari bahwa Alavarez yang merupakan kepala keluarganya telah di sekap oleh oknum bernama Fikron untuk di jadikan tahanannya. Tidak ada yang tau dimana Fikron mengurung Alarez, bahkan Mijay dan Altan yang menyamar sebagai anak buah Fikron saja masih belum bisa menemukan keberadaan Alvarez. Zafer pemuda 15 tahun itu memutuskan untuk memulai misi penyelamatan Alvarez, dan bersiasat menghabisi rekan-rekan Fikron yang berada di Abu Dhabi dan Oman.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siska Tiara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
C10 : MISI PENANGKAPAN
...𖣁 ࣪࣪ἨΛⱣⱣὙ ᖇ𝚬Λ𝐃𝐥ṆԌ 𖣁...
Malam harinya, Esmes sedang berbelanja kebutuhannya di sebuah minimarket dekat dengan rumahnya. Karena Rathi dan suaminya sedang pergi, dan Rendra juga sudah tertidur. Esmes memutuskan untuk pergi berbelanja sendiri. Namun saat ia keluar dari minimarket, beberapa pria asing menggoda Esmes.
"Adik cantik. Kenapa sendirian di luar?"
"Pe-pergi kalian. Atau aku teriak?"
"Hahaha. Kau ingin berteriak? Lihat itu lihat. Mereka saja menyaksikan kita. Apakah ada yang peduli?" Esmes tentu semakin ketakutan ketika melihat tidak ada yang menolongnya. Mereka bukan tidak mau menolong Esmes, melainkan takut pada pria-pria tersebut. Mereka merupakan anak buah Desmon, tentu saja jika ada yang berani menghalangi anak buah Desmon maka kematian lah yang akan datang untuk mereka.
"Lepaskan aku, " pinta Esmes. Namun mereka sama sekali tidak ada yang mendengarkannya. Saat ada yang ingin mencoba untuk melecehkan Esmes, tiba-tiba sebuah pukulan melayang tepat di kepala salah satu anak buah Desmon. Ternyata itu merupakan pukulan dari Zafer. Dia yang sedang di minta ibunya berbelanja di minimarket tak sengaja melihat kejadian itu dan langsung membantu Esmes.
"Hei anak kecil. Kau tau apa yang sudah kau lakukan ini?"
"Tentu, " jawab Zafer tegas tanpa ada rasa takut sama sekali. Mereka pun menjadi kesal dan mulai menyerang Zafer. Namun serangan mereka sama sekali tidak berpengaruh pada Zafer. Perkelahian satu lawan empat pun tidak bisa di hindari kali ini. Satu persatu bisa Zafer kalahkan dalam waktu yang cukup singkat. Setelah semua tumbang, mereka langsung kabur setelah tumbang di hajar Zafer.
"Kau terluka?" Tanya Zafer.
"Tidak. Tapi bagaimana dengan mu?"
"Aku baik-baik saja, "
"Aku ucapkan terima kasih. Kau sudah menolong ku, "
"Iya sama-sama. Kenapa kau jalan sendirian malam-malam begini? Dimana orang tua mu?"
"Aku tinggal bersama paman, bibi, dan juga kakek ku, "
"Ouhh. Pulanglah sekarang. Sebelum pada berandalan itu datang dan membawa mu pergi, " ucap Zafer yang kemudian mengambil kantung plastik belanjaannya, lalu pergi. "Zafer, " panggil Esmes. Zafer menghentikan langkah kakinya, dan berbalik menatap Esmes.
"Aku minta maaf atas perilaku ku selama ini pada mu. Mau kah kau berteman dengan ku?" Tawar Esmes.
"Setelah aku menolong mu baru kau ingin berteman dengan ku?" Zafer tak menjabatkan tangannya untuk Esmes dan berbalik badan meninggalkan Esmes. Melihat itu Esmes merasa tidak enak hati dan sedih.
"Esmes jangan sedih seperti itu. Aku bercanda saja, " ucap Zafer yang langsung mengambil tangannya dan menjabatnya. Esmes tersenyum. Akhirnya dia dan Zafer mulai berteman. "Besok akan ku ajak kau dengan yang lainnya. Mereka pasti mau menerima mu menjadi teman juga, " ucap Zafer.
...· . . · 𐙚· . . ·𐙚 · . . · 𐙚· . . ·𐙚 · . . · 𐙚· . . ·𐙚 · . . ·...
Keempat anak buah tadi yang di serang Zafer datang menemui Desmon dan melaporkan perbuatan Zafer.
"Apa yang terjadi pada kalian? Kenapa kalian babak belur seperti itu?"
"Tu-tuan. Ada anak kecil yang menghajar kami, "
"Ahahaha. Lelucon macam apa ini? Sama anak kecil saja kalian kalah?"
"Tuan. Dia bukan seperti anak kecil pada umumnya. Dia jauh lebih kuat dari kami tuan, "
"Iya tuan. Aku dengar dia anak wanita penjual roti dari desa Jabbur, "
"Anak itu juga yang membunuh preman bayaran kita di desa itu tuan, " mendengar itu tawa dari wajah Desmon berubah menjadi serius. Tangan Desmon juga terlihat mengepal keras mendengarnya. "Panggilkan Jay, " perintah Desmon. Anak buahnya pergi untuk memanggil Jay yang sedang berjaga-jaga di luar.
"Ada apa tuan?"
"Jay. Besok kau pergi ke desa Jabbur. Tangkap wanita penjual roti itu dan bawa kepadaku, "
"Aku mau lihat seberapa hebat anak itu menyelamatkan ibunya, " ucap Desmon.
"Baik tuan, " Jay keluar dan meminta rekannya mencari foto wanita yang sedang di incar oleh Desmon. Tak berselang lama rekannya datang ke kamar Jay memberikan foto wanita itu. Saat melihat foto tersebut, Jay melebarkan kedua matanya.
"K-kak Selin?" Batin Jay. Jay di buat gelisah. Dia bingung harus melakukan apa. Di satu sisi dia tidak mau identitas nya terbongkar sebelum berhasil menyelamatkan ayahnya. Di sisi lain dia harus menangkap Selin atas perintah Desmon.
Tok... Tok... Tok...
Jay mengusap wajahnya dan berdiri untuk membukakan pintu kamarnya. Rupanya itu adalah adiknya Altan yang baru saja pulang.
"Kak. Kau ini lama sekali membuka pintu nya, "
"Dari mana kau? Kenapa baru jam segini pulang, "
"Kakak. Aku baru pulang kuliah bukan pulang mencuri. Jangan terlalu tegas padaku. Aku takut, " jawab Altan santai dan masuk ke dalam. Jay tak sengaja mencium aroma parfum wanita dari tubuh Altan.
"Kau pergi bersama wanita lagi?" Tanya Jay.
"Em. Itu-"
"Jay orang tua mu juga seperti orang tuaku. Mereka mengalahkan ego mereka untuk mengirim mu kemari. Jangan kau buat mereka sakit hati, "
"Kak Mijay. Aku hanya pergi sebentar tadi, "
"Bersama wanita?"
"Hum, "
"Altan. Ayah mu baru saja mengirimkan uang bulanan mu untukku. Tapi-"
"Ah baik kakak. Mulai besok dan seterusnya aku akan pulang tepat waktu. Aku tidak akan keluyuran lagi. Aku... Aku juga tidak akan bolos kuliah hanya untuk jalan-jalan. Janji, "
"Baguslah, "
"Em kak. Uangnya su-"
"Tidak ada. Aku hanya mengelabui mu saja. Agar kau mau mengaku, "
Altan meletakkan tas nya di atas meja dengan raut wajah yang sedikit kesal. Jay kembali duduk di ranjangnya sambil menatap foto tadi.
"Pft kak. Ternyata selera mu sangat rendah. Kau memilih wanita tua untuk pendamping hidupmu?"
"Jaga bicara mu Altan. Dia ini kakakmu juga, "
"Kakak? Siapa? Kak Calianna?"
"Kak Selin, "
"Tapi daddy dan ibuku tidak pernah menceritakan tentang Selin, "
"Apa kau tidak ingat?"
"Dia ini merupakan bagian dari keluarga kita juga. Hanya karena satu kesalahan, kak Candra tidak mau menikahinya, "
"Lalu kenapa foto itu ada padamu kak?"
"Ini dia masalahnya Al. Desmon meminta kakak untuk menangkapnya. Putranya sudah menyerang anak buah Desmon, "
"Lalu bagaimana sekarang kak?"
"Entahlah dik. Kau sudah makan?"
"Ayolah kakak. Ini topik serius, "
"Akan kakak urus sendiri besok. Kau tetaplah pada tugasmu, "
"Kakak selalu meminta ku untuk kuliah, kerjakan tugas, makan, tidur. Itu saja. Kakak ingat kan aku kesini untuk membantu mu juga, "
"Altan. Dengarkan aku. Kemampuan mu itu memang sudah cukup. Tapi kakak juga sudah berjanji pada orang tua mu untuk membawamu pulang dengan selamat. Kakak tidak bisa membiarkan mu terluka, " ucap Jay dengan lembut sambil memegang bahu Altan.
"Kak Jay. Aku tau kau tidak suka aku lakukan ini. Tapi. KAU KAKAK TERBAIKKKKKKKK, " teriak Altan keras di telinga Jay dan langsung memeluknya. Kali ini Jay tidak marah dan langsung memeluk adiknya tersebut.