Menceritakan tentang Naomi, seorang istri yang dijual oleh suaminya sendiri untuk membayar hutang. Dia dijual kepada seorang pria tua kaya raya yang memiliki satu anak laki-laki.
"Dia akan menjadi pelayan di sini selama 5 tahun, tanpa di bayar." ~~ Tuan Bara Maharaja.
"Bukankah lebih baik jika kita menjualnya untuk dijadikan PSK?" ~~ Gama Putra Maharaja.
Bagaimana nasib Naomi menjadi seorang pelayan di rumah mewah itu selama 5 tahun? Apa yang akan terjadi padanya setelah 5 tahun berlalu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon CHIBEL, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 2 - Kediaman Bara Maharaja
Mobil mewah itu berbelok ke arah rumah megah dengan pagar tinggi menjulang. Selama perjalanan Naomi hanya diam, sekarang dia menganga karena baru kali ini melihat rumah sebesar ini.
"Silahkan, Tuan Bara sudah menunggu anda di dalam," ucap pria yang membawanya tadi.
Naomi mengedarkan pandangannya, halaman rumahnya sangat luas, bahkan bisa di buat untuk bermain bola. Di sisi kanan tembok pagar terdapat tumbuhan menjalar, di sudutnya terdapat gazebo yang cukup besar.
Di sisi kiri, terdapat garasi yang mungkin muat untuk 6 mobil sekaligus. Buktinya, meskipun sudah ada 4 mobil di sana, masih banyak ruang tersisa.
Tok! Tok!
Naomi mengetuk pintu dengan gugup, entah siapa dan apa yang akan terjadi padanya di dalam sana, ia meneguk ludahnya dengan kasar.
Tak menunggu lama, seorang pelayan wanita membuka pintu, "Silahkan, saya akan mengantarkan anda kepada Tuan," ucapnya.
Naomi mengangguk kecil, dan mengikuti langkah pelayan itu. Di dalam, Naomi lebih di buat lebih takjub. Di tengah ruangan, terdapat aquarium yang cukup besar, aquarium itu di jadikan sekat antara ruang tamu dan juga tangga.
Sandal lusuhnya menginjak lantai marmer yang mengkilat, dari pandangannya sekarang ia bisa melihat seorang pria yang duduk di ruang tamu.
"Tuan," sapa pelayan yang membawa Naomi.
Pria itu mengangguk, "Kembalilah bekerja," perintahnya.
Pelayan itupun menunduk kecil dan berlalu pergi dari sana, meninggalkan Naomi sendiri bersama Tuan rumah.
"Kau duduklah."
Mendengar perintah itu, Naomi segera duduk di sofa kosong yang ada di depan Tuan Bara. Dia segera menunduk karena rasa takut dan gugup yang menyelimutinya, apalagi aura yang dikeluarkan orang di depannya.
"Jadi kau istri si bodoh itu?" tanya Tuan Bara sembari menelisik penampilan Naomi.
Naomi mengangguk kecil, "Benar Tuan, saya istri...lebih tepatnya mantan istri."
Tuan Bara mendengus kecil, "Apa kau tau berapa hutang mantan suamimu itu, hingga menjualmu?"
Kali ini Naomi menggeleng keras, dia benar-benar baru mengetahui hal itu hari ini. Bahkan hatinya masih terasa sakit karena pria brengsek itu.
"500 juta belum termasuk bunganya."
Seketika Naomi mendongak menatap Tuan Bara, sebesar itu Aryo berhutang? Ia bahkan tidak tau sejak kapan pria itu berselingkuh hingga memiliki anak. Semuanya tampak buntu untuknya.
"Dan kau hanya setengah dari jumlah itu, masih ada setengahnya lagi yang harus ia bayar," jelas Tuan Bara.
Naomi menegak ludahnya kasar, "Jika boleh tau sejak kapan Aryo berhutang kepada anda? Kenapa sampai sebesar itu?"
"Dua tahun yang lalu, hotel tempatnya bekerja adalah salah satu asetku. Saat itu dia datang padaku untuk meminjam uang dengan kau sebagai jaminannya."
Lagi-lagi Naomi terlihat begitu bodoh, dua tahun ia dijadikan sebagai jaminan hutang oleh pria brengsek itu.
"Jika kau tidak tau, mantan suamimu itu suka berjudi. Uang yang ia hutang padaku ia gunakan untuk hal itu."
Naomi mengepalkan kedua tangannya dengan kuat, "Dia berkata jika uang itu ia gunakan untuk menghidupi selingkuhan dan anaknya," ungkapnya.
Tuan Bara tertawa keras, "Benar, benar. Aku tau jika Aryo berselingkuh darimu dan memiliki anak, memang pria bodoh!"
"Lalu untuk apa Tuan mau membeliku?" tanya Naomi dengan hati-hati. Takdirnya benar-benar buruk hingga dipertemukan dengan pria seperti Aryo.
"Kau akan menjadi pelayan di rumah ini selama 5 tahun tanpa di bayar. Setelahnya kau bebas pergi kemanapun kau mau."
Entah kenapa Naomi bersyukur mendengar hal tersebut, selama perjalanan ia terus berpikir jika Tuan Bara adalah seorang rentenir tua bermata keranjang.
Sekarang setelah melihatnya secara langsung, sirna sudah pemikiran buruknya itu. Tuan Bara adalah pria paruh baya yang masih terlihat sehat dan bugar, tidak terlihat jelalatan dan berwibawa.
"Terima kasih, Tuan. Saya akan bekerja dengan baik," jawab Naomi dengan mantap. Senyum kecil terpatri di wajahnya.
Dia memang tidak bisa memaafkan Aryo yang menjadikannya jaminan hutang, tapi dia juga tidak bisa kabur dari masalah ini, kan? Meskipun dia korban keegoisan pria itu. Sedari dulu dia tidak pernah memiliki jalan hidup yang bagus.
"Satu lagi, selama kau bekerja di sini, kau dilarang keluar rumah. Jika ada sesuatu yang mengharuskanmu keluar, kau harus meminta ijin padaku dan ditemani orangku. Paham?"
Naomi mengangguk mantap, "Paham, tuan."
"Sarah!!"
Tuan Bara memanggil salah satu pelayan yang berkerja padanya. Tanpa menunggu lama, wanita yang terlihat berusia 50an mendekat. "Ada yang bisa saya bantu Tuan?"
Tuan Bara menoleh, "Mulai hari ini dia akan menjadi pelayan di sini. Karena kau pelayan senior, beritahu dan ajari apa yang harus ia lakukan. Aku mengandalkanmu."
"Baik, Tuan! Anda tidak perlu khawatir," jawab Sarah.
"Kau ikutlah dengannya, dia akan memberitahu apa pekerjaanmu dan kamarmu," ucap Tuan Bara kepada Naomi.
Sarah memberikan isyarat kepada Naomi agar mengikutinya, tanpa pikir panjang Naomi segera berdiri. "Kalau begitu saya permisi dulu Tuan," pamit Sarah.
Sarah melangkah menuju belakang di ikuti oleh Naomi. "Aku akan menunjukkan kamarmu terlebih dahulu, baru setelah itu aku akan memberitahu apa saja pekerjaanmu,"
Ruang makan juga tak kalah luasnya dengan ruang tamu, belum lagi dapurnya yang terlihat begitu mewah dengan peralatan canggih.
Sarah masih terus berjalan hingga sampai di sebuah ruangan yang tak begitu jauh dari dapur. Wanita paruh baya itu mengeluarkan kunci dan membuka pintu.
"Mulai hari ini kau akan tidur di sini. Sebenarnya para pelayan tidur di paviliun belakang, tetapi semua kamar sudah penuh, dan hanya ini yang tersisa," jelasnya.
Tidak terlalu luas tetapi sangat bersih dan lengkap, "Terima kasih---?"
"Bibi, panggil aku Bibi," sela Sarah melihat Naomi yang kebingungan.
Naomi mengembangkan senyumya "Terima kasih Bibi Sarah."
"Di sini ada 5 pelayan termasuk diriku, semuanya sudah mendapatkan tugas masing-masing. Tugasmu adalah membersikan kolam, membersihkan kamar di lantai atas, dan garasi."
Terdengar mudah, tetapi ingatlah jika rumah ini bergitu besar, sudah pasti kolam renangnya luas, kamar bukan hanya ada satu dua, dan garasi? Naomi sudah melihatnya sendiri seluas apa.
Bersambung
Terima kasih karena sudah membaca cerita ini🤗
Akan diusahakan update sehari 2 kali