Aku Hanya Istri Simpanan

9 Bulan Kemudian

"Sudah 9 bulan, Nak. Seminggu lagi kau akan lahir, sayang," ucap Sarena sambil mengelus perutnya.

'Mamah sudah tidak sabar menantikan kehadiranmu, sayang,' gumam Sarena dalam hati.

"Sarena, setelah kau melahirkan bayi ini, kau tidak diizinkan untuk pergi," kata Aldevaro tiba-tiba.

"Apa maksudmu?" tanya Sarena, bingung.

"Aku ingin kau tinggal di sini setidaknya sampai anak kita berusia sekitar 7 tahun. Saat itu, dia sudah cukup mengerti tentang kita. Setelah itu, kau boleh mencari jalan hidupmu sendiri dan pergi. Tapi, kau tidak boleh menjauhkan aku dari anakku. Mengerti?" jelas Aldevaro.

"Baiklah," jawab Sarena dengan pelan.

Tak lama setelah mereka berbincang, ponsel Aldevaro berbunyi, dan dia segera pergi untuk menjawab telepon.

Tring... tring...

Yunita (Mamah) 📞

Yunita: "Al, sayang, apakah kau ada waktu hari ini?"

Aldevaro: "Maaf, Mah, hari ini aku sibuk."

Yunita: "Nak, kenapa kau begitu gila kerja? Sampai-sampai kau tidak pernah pulang ke sini. Apakah kau masih menganggap kami sebagai keluargamu?"

Aldevaro: "Mah, aku benar-benar tidak bisa."

Yunita: "Aldevaro, Mamah mau langsung ke intinya. Mamah ingin menjodohkan mu dengan anak teman Papah."

Aldevaro: "Terserah."

Tut... tut...

Tanpa Aldevaro sadari, Sarena mendengar pembicaraan tersebut. ''Apakah lebih baik setelah aku melahirkan, aku langsung pergi dari kehidupannya? Aku tak ingin aku dan anakku menghalangi kebahagiaannya,''pikir Sarena. Dia pun berlari ke kamarnya dengan hati yang berat.

Sementara itu, Aldevaro hanya duduk terdiam. 'Kenapa rasanya aku tidak ingin pergi dari Sarena? Tapi bagaimanapun, kami tidak bisa bersama,' gumam Aldevaro dalam hati.

---

Di Kamar Sarena

'Ayah, di mana kamu? Apakah kamu masih hidup? Jika masih, aku selalu berharap suatu hari aku bisa bertemu dan memelukmu, Ayah. Aku hanya berharap kau baik-baik saja, jika memang kau masih hidup,' gumam Sarena sambil memandangi foto ayahnya.

'Anakku, kamu harus tumbuh menjadi anak yang kuat. Semoga saja hidupmu tidak seberat hidup Mamah, ya, Nak,' gumamnya sambil mengelus perut buncitnya.

---

Di Kantor Aldevaro

'Sebentar lagi Sarena akan melahirkan, dan tiba-tiba Mamah ingin menjodohkan ku. Bagaimana reaksi Mamah kalau tahu dia akan punya cucu? Tapi aku berharap Mamah tidak tahu soal ini,' gumam Aldevaro.

"Sarena adalah wanita baik dan cantik, tapi sayang sekali aku hanya bisa menjadikannya istri simpanan. Sulit baginya untuk diakui oleh keluargaku," ucap Aldevaro pada dirinya sendiri.

Tok... tok... tok

"Siapa?" tanya Aldevaro.

"Saya, Dafa, Tuan," jawab Dafa.

"Masuk."

"Tuan, ada apa memanggil saya?" tanya Dafa setelah masuk ke ruangan.

"Dafa, kau adalah orang kepercayaanku sejak dulu. Ingat, aku tidak suka mengungkit masa lalu, tapi apapun yang terjadi nanti, jangan pernah mengkhianati ku. Terutama soal pernikahanku ini. Jangan sekali-kali membocorkannya pada Mamah dan Papah. Aku tahu, diam-diam mereka memintamu untuk mencari tahu soal ini, bukan?" jelas Aldevaro.

"Maaf, Tuan, saya tidak akan mengkhianati Anda. Saya tahu bagaimana caranya berterima kasih. Soal itu, benar, Nyonya dan Tuan Besar memang menyuruh saya untuk mengawasi Anda, tapi saya diam-diam menolak perintah mereka," jawab Dafa.

"Bagus, Dafa. Aku tahu kau tidak akan berani berkhianat," ucap Aldevaro puas.

"saya akan selalu setia pada anda tuan,ini janji saya"Dafa memang satu-satunya orang yang dapat aldevaro andalkan dan dia percaya

---