Rahma seorang mahasiswa semester akhir, terjebak di dalam tubuh pemeran utama di dalam novel dengan ending yang tragis.
tapi nasib baik masih berbaik hati pada nya. wanita modern itu masuk ke tubuh seorang Lady bernama Clarisse Corleone itu sebelum semua malapetaka terjadi beberapa tahun kemudian.
dan itu memberikan Rahma kesempatan untuk mengubah kebodohan Lady Clarisse dan menghindari sumber kematian wanita itu yaitu seorang Grand Duke Alexander Maximilians. dengan cara berhenti menjadi budak cinta pria itu dan berhenti mengejar-ngejar alasan yang membuat wanita itu mati dua kali seperti di dalam novel nya.
tapi mampu kah Rahma mengubah takdir tragis yang di miliki oleh Lady Clarisse?
sequel dari cerita "Lady Clarisse" silahkan di nikmati dan mohon dukungan nya.
disclaimer: cerita ini hanyalah sebuah fantasi dari imajinasi random bawah sadar penulis jadi banyak kejadian di luar nalar.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rahma rain, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TRANSMIGRASI XVII
Baiklah aku akan memulai membuka tabir kehidupan dua orang yang memiliki kehidupan yang sangat menyedihkan ini. Dan kembali ke dunia ku dengan selamat dan tenang.
Buku sialan yang tadi ku bawa dari perpustakaan masih dalam genggaman ku. Buku ini tak bisa berbuat sesuka nya lagi. Karena beberapa lembar halaman nya sudah ku robek. Huh!! Dia pikir aku akan kalah dari nya. Dan untungnya saja kejadian di dalam perpustakaan itu hanya ilusi yang di buat buku sialan ini. Jika itu bukan sebuah ilusi maka aku benar-benar akan membakar buku sialan ini.
"nona apa anda benar-benar akan membaca buku sebanyak ini?"
"yup tentu saja. Apa ada masalah Lula?"
Tanpa memandang Lula kau segera duduk di sebuah kursi yang menyatu dengan jendela kamar milik keluarga Corleone di istana kekaisaran Reus.
"tentu tidak ada masalah nona. Apa anda ingin cemilan dan teh hangat?" tanya Lula lagi yang kini membantu ku merapikan buku-buku yang akan ku baca.
"yah terserah kau saja Lula. Aku sedang sibuk sekarang jika kak Morgan mencari ku bilang saja aku sedang tertidur. Lagi pula hari sudah sore! Mungkin setelah membaca aku akan tidur".
"baiklah nona! Saya akan melaksanakan tugas yang anda berikan!" dengan bersemangat Lula pergi keluar dari kamar ini dan entah kemana. aku menatap heran ke arah pintu yang sudah tertutup itu.
"sejak kapan aku memberikan nya tugas. Kan dia sendiri yang menawarkan diri. Dasar Lula aneh".
Setelah Lula pergi aku kembali memfokuskan diri pada buku yang sempat mengamuk di perpustakaan tadi.
Mengangkat nya ke atas wajah ku dan melihat apa yang ada di dalam buku aneh ini. Setau ku buku ini adalah salah satu dari buku yang memiliki kutukan. Satu buku ada di istana kekaisaran Reus, satu lagi ada di kekaisaran Xiong, satu lagi ada di rumah Alexander Maximilians. Untuk dua lain nya itu masih menjadi misteri keberadaan buku tersebut.
"baiklah buku!! Kau harus menuruti keinginan ku! Jika tidak maka kau akan ku hancurkan!"
"aku tidak akan menuruti kemauan mu! Kau hanya jiwa tersesat!" suara itu terdengar lagi namun lebih ke arah kesal.
Aku menyunggingkan senyuman manis ke arah buku yang saat ini aku pegang.
"oh jadi begitu. Baiklah! Katakan pada ku, kau ingin hancur dengan cara apa? di bakar atau di robek!"
Buku ini hanya diam menanggapi ancaman ku tersebut. Dan itu membuat ku semakin senang menyiksa nya.
"kau tau buku sialan. Kau itu sama sekali tidak berguna untuk ku. Jadi aku akan melenyapkan mu sekarang juga!"
Setelah aku mengatakan hal itu buku yang ada di dalam genggaman ku itu memberontak ingin kabur, namun tenaga ku masih cukup kuat untuk menghalangi nya lepas dari genggaman tangan ku.
"kau pikir mudah kabur dari ku! Tidak akan ku biarkan!" aku bangkit dari duduk ku dan berjalan ke arah lilin penerangan yang ada di sudut dinding kamar ini.
Dengan gerakan pelan aku meletakan ujung buku yang saat ini aku pegang ke arah api lilin yang menyala.
"terbakar lah buku tidak berguna!"
Dengan tatapan dingin aku terus meletakkan buku ini ke atas api yang akan membakar nya.
"ARRGGHH hentikan!! Kau Gadis kejam!!"
Mendengar teriakan nya aku hanya menyunggingkan senyuman. Dan semakin lama buku ini terbakar tiba-tiba cincin yang ku pakai saat ini bersinar terang dan kemudian perlahan-lahan menyerap energi gelap dari buku yang saat ini aku pegang.
"apa yang terjadi!" buku yang aku pegang tadi terbakar dan menghilang masuk ke dalam cincin. aku menatap cincin ini dan benar saja batu cincin ini seketika berhenti bersinar dan keadaan kembali seperti semula.
Tak lama ketukan pintu menyadarkan ku dari lamunan tentang kejadian yang terjadi barusan.
"nona ini saya Lula!".
"masuk lah Lula!" dengan keadaan linglung aku berjalan kembali ke arah dimana aku terduduk tadi.
"nona ada apa?"
Aku menatap ke arah Lula yang saat ini sedang membawa sebuah nampan yang berisi teko teh kecil dan juga sepiring cemilan.
"aku tidak apa-apa Lula. Kau bisa meletakkan cemilan dan teh itu di meja sana. Dan tinggal kan aku sendiri! Jangan masuk ke dalam kamar ini hingga pagi menjelang! Aku benar-benar ingin sendirian. Kau mengerti Lula".
"baiklah Nona. Saya permisi".
Aku kembali memfokuskan diri pada bacaan ku saat ini. Tentang kutukan keluarga Maximilians.
Membuka kembali buku yang sempat ku abaikan di perpustakaan tadi.
"kutukan yang hanya bisa di patahkan dengan cara memisahkan kedua jiwa yang menentang takdir".
Apa makna dari kata-kata ini? Memisahkan diri, maksud nya memisahkan Clarisse dan Alexander? Tapi bagaimana cara nya jika takdir selalu mempertemukan mereka?. Apa aku harus mengalah kan takdir kedua orang ini tapi bagaimana caranya.
Aku kembali membuka lembaran berikutnya di halaman buku ini terlihat jelas dua buah pedang yang sangat aneh. Di buku ini juga tidak tertera nama dari kedua pedang ini.
Huh!!!
Membuat ku bingung saja. Sudah lah kapasitas otak ku menguak misteri ini sungguh terbatas. Keadaan ini lebih sulit dari menyelesaikan soal-soal kimia dan juga matematika di tempat ku bersekolah.
Seperti nya aku perlu menyegarkan tenggorokan ku. Aku berjalan ke arah meja di mana Lula meletakan teko teh yang tadi dia bawa.
Aku meminum teh hijau yang hambar seraya melihat ke arah balkon kamar ini.
Ternyata hari sudah mulai gelap.padahal kurasa baru beberapa menit aku membaca buku itu.
Aku berjalan ke arah balkon kamar ini dan melihat ke arah langit yang sudah berubah gelap. Berdiri di pembatas balkon, sesuatu menarik perhatian ku.
Sebuah cahaya kecil berkelip di antara pohon yang ada di Hutan buatan di sebelah taman istana ini.
"apa itu?" entah kenapa rasa penasaran memenuhi benak ku.
Tanpa menunggu lama aku menarik jubah hitam yang biasa ku pakai dan segera keluar dari kamar. Entah kenapa di luar kamar terlihat sunyi dan sepi.
Padahal tadi masih ramai bahkan penjaga juga tidak terlihat. tapi itu tidak masalah bagiku. Aku harus segera keluar dan melihat benda apa yang berkelip di hutan buatan tersebut.
Yang aneh nya setiap sudut lorong istana ini tidak ada siapapun. Entah kemana mereka pergi nya. Bahkan Lula pun tidak ada.
Aku berhasil keluar dan berjalan ke arah hutan buatan itu. Cahaya kelap-kelip itu masih bertahan di sana.
Aku sungguh penasaran. Apakah itu bintang jatuh atau sebuah batu ajaib. Langkah ku semakin dekat ke arah benda tersebut. Namun saat aku mendekat benda itu malah terbang menjauh dan berhenti beberapa meter di depan ku.
Aku kembali mendekati nya. Dan sial nya lagi benda berkelip itu lagi-lagi terbang menjauh dan berhenti beberapa meter lagi.
"oh sialan!! Berhenti terbang dan biarkan aku melihat benda cantik itu!"
Tak berjalan aku malah berlari kencang ke arah benda yang kembali terbang. Hingga tiba-tiba aku terperosok ke dalam sebuah tanah yang menjorok ke bawah namun tidak terlalu terjal.
"argh!! Sial!!"
Aku terjatuh dan terduduk akibat benda berkelip sialan itu. Aku kembali bangkit dengan sepatu yang sudah berlumpur dan juga gaun yang kotor.
Aku menatap sekitar ku dan yang kulihat sekelilingku hanya ada hutan dan juga semak belukar.
"ARRGGHH!!! Benda berkelip sialan!! Aku jadi tersesat di hutan yang bahkan aku tidak tau nama nya!!"
egois bget
ya udah cerita aja yg sebenarnya, siapa tau bs membantu menguak misteri ini