Genre: Aksi, Kehidupan sekolah, Kultivasi, Martial arts, Petualangan, Reinkarnasi, Wuxia, Xianxia, Xuanhuan.
Ini adalah dunia yang baru. Langit dan Bumi adalah pasir dalam Alam Semesta yang luas. Takdir yang mutlak menentukan. Kisah seorang anak yang terlahir dari Batu Kosmik Alam Semesta. Lin Tian, reinkarnasi dari sang legenda. Bumi adalah planet yang melampaui tanpa batas. Manusia, makhluk berdimensi 30, dan kultivator, makhluk berdimensi 100 perbedaan yang sangat signifikan dengan dewa yang berdimensi melampaui tak terbatas. Mereka akan terus bertarung memperebutkan kekuasaan dan menyelamatkan dunia. Lin Tian, entitas yang melampaui segala Setting Narative yang ada di cerita sebagai eksistensi tak terkalahkan termasuk author nya sendiri, bahkan penulis sendiri tidak bisa mengalahkan nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Azriel Ahmad, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 12
...Festival Malam hari di kota....
Pemandangan matahari terbenam di ufuk barat benar-benar sangat indah. Sungguh pemandangan indah yang langka.
“Indah sekali, pemandangan di matahari terbenam di ufuk barat, memancarkan cahaya jingga yang mempesona.” kata beberapa orang disana.
Beberapa murid yang ada disana terlihat memandangi keindahan dari matahari terbenam yang sangat mempesona. Bahkan, beberapa guru juga menyaksikan pemandangan indah itu.
Melihat kesenangan, dan kebahagiaan di wajah teman-teman nya, para guru, masyarakat dihadapan nya. Lin Tian tersenyum kecil.
Lin Tian, dia masih duduk di kursi di taman, dia memakan mie instan super pedas dengan bumbu rempah kesukaan nya.
Lin Tian begitu menikmati makanan itu.
Dia juga melihat ke arah matahari yang terbenam di ufuk barat, memancarkan cahaya merah atau jingga yang mempesona untuk di lihat.
“Matahari itu, seperti nya sudah mencuri perhatian semua orang. Sungguh mengejutkan.” gumam Lin Tian dalam hati nya.
“An'er!” Seseorang menepuk pundak Lin Tian dari belakang, membuat dirinya terkejut hingga batuk karena sedikit tersedak.
“Huk..uhuk!”
Lin Tian menoleh ke belakang, itu adalah Chen Cang'an, dan Hu Xuan.
“Chen Cang'an, Hu Xuan? Apa yang kalian lakukan disini?” tanya Lin Tian.
Chen Cang'an menjawab, “Heh, kami juga melihat pemandangan langka ini, selain itu kami juga datang ujian memberikan poster festival di kota Langit Utara.”
Mereka datang kemari untuk memberikan sebuah poster festival yang akan di adakan malam ini.
“Festival Kota Langit Utara?”
“Ya, festival itu diadakan 2 tahun sekali, malam ini festival nya akan dimulai, setidaknya sekitaran jam 20:00 malam.” jelas Hu Xuan.
“Baiklah, kalian nanti pergi saja dengan teman teman yang lain. Aku akan menyusul sendiri nanti.” ujar Lin Tian.
Malam hari..
Cahaya yang menyilaukan. Kota seakan bertabur bintang. Lampu-lampu warna-warni menghiasi setiap sudut, dari pohon-pohon hingga bangunan-bangunan ikonik.
Langit malam menjadi kanvas bagi pertunjukan cahaya yang spektakuler. Ledakan warna-warni menyala terang, diikuti oleh decak kagum penonton.
Jendela-jendela rumah menyala terang dengan berbagai bentuk lampu hias, menciptakan suasana hangat dan meriah.
Dinding-dinding bangunan bisa menjadi kanvas raksasa untuk proyeksi gambar dan animasi yang menakjubkan, menampilkan cerita-cerita menarik atau sejarah Kota Langit Utara.
Alunan musik dari berbagai genre menggema di udara, mengajak semua orang untuk bergoyang dan bersuka cita.
Suara tawa dan percakapan riang memenuhi udara, menciptakan atmosfer yang ceria dan penuh semangat.
Alunan musik tradisional menambah sentuhan khas dan autentik pada suasana festival.
Selain itu, Aroma makanan yang menggugah selera memenuhi udara, dari sate hingga jajanan pasar.
Bau dupa dan kemenyan yang khas menambah suasana mistis dan spiritual pada festival tertentu. Ini benar benar meriah.
Kios-kios yang menjual berbagai macam barang dan makanan berjejer rapi, menciptakan suasana pasar malam yang meriah.
Pertunjukan seni seperti tarian tradisional, akrobat, dan musik menambah semarak suasana festival.
Malam itu, kota Langit Utara berubah menjadi lautan cahaya. Ribuan lampion berwarna-warni bergantung di antara pepohonan, menciptakan pemandangan yang begitu indah.
Alunan musik gamelan terdengar merdu, mengiringi tarian tradisional yang memukau. Aroma sate dan jagung bakar menggoda selera, sementara aroma dupa dan kemenyan menambah suasana mistis.
Anak-anak berlarian dengan gembira, mengejar balon-balon yang terbang bebas. Suasana penuh kegembiraan dan kebersamaan ini membuat malam itu terasa begitu istimewa.
“Benar benar meriah.” ujar Lin Tian.
Tiba-tiba..
“An'er!!!”
Terdengar suara Chen Cang'an yang memanggil Lin Tian dari kejauhan. Lin Tian menengok, dia melihat Chen Cang'an dan teman teman yang lain berada di dekat sebuah telaga.
Ini adalah telaga Langit Utara..
Telaga ini karena ketenangan, dan kedamaian bagi yang duduk atau beristirahat di dekat telaga tersebut.
Telaga yang biasanya tenang, kini berubah menjadi kanvas hidup yang memukau. Permukaan airnya yang tenang memantulkan cahaya lampu-lampu berwarna-warni yang menghiasi jembatan dan bangunan di sekitarnya.
Cahaya bulan pun ikut serta dalam pertunjukan ini, menciptakan kilauan lembut yang menari seiring riak air.
Sekeliling telaga dipenuhi oleh berbagai macam instalasi cahaya. Ada yang berbentuk bunga, hewan, atau bahkan bangunan ikonik kota.
Cahaya-cahaya ini menciptakan suasana yang magis dan romantis, membuat pengunjung merasa seperti berada di dunia dongeng.
Air telaga yang tenang seolah menyimpan ribuan cerita. Cahaya lampu yang terpantul di dalamnya menciptakan pola-pola abstrak yang mengundang imajinasi. Setiap orang yang memandangnya akan menemukan cerita yang berbeda-beda.
Jembatan yang melintas di atas telaga bukan hanya menghubungkan dua sisi, tetapi juga terasa seperti menghubungkan dunia nyata dan dunia fantasi.
Dengan lampu-lampunya yang berkilauan, jembatan ini seolah menjadi pintu masuk ke dimensi lain.
Festival malam di Kota Langit Utara ini adalah sebuah perayaan keindahan. Cahaya, warna, dan musik berpadu menciptakan suasana yang meriah dan tak terlupakan.
Apalagi telaga yang digunakan juga adalah telaga kedamaian di pusat kota. Benar-benar hebat.
Setiap pengunjung akan merasakan kegembiraan, dan kedamaian yang tak terhingga.
Lin Tian segera berjalan menemui Chen Cang'an, dia begitu kagum dengan festival malam ini. Malam yang penuh bintang.
“Cahaya lampu yang menari-nari di permukaan air telaga menciptakan pemandangan yang begitu memukau. Memang layak menjadi tempat kedamaian.” ujar Lin Tian.
“Benar, jembatan yang membentang di atas telaga juga seolah menjadi penghubung antara langit dan bumi.” tambah Hu Xuan.
“Benar sekali, teman-teman. Festival malam ini adalah perayaan keindahan alam dan kreatifitas kota. Kali ini akan ada yang spesial” sahut Chen Cang'an.
“Apanya yang spesial?” tanya Xiao Yi.
Xiao Yi adalah salah satu teman Chen Cang'an, dia dikenal sebagai gadis pendiam berkacamata, berambut biru, dan terkenal akan kecantikan nya.
Melanjutkan kalimat nya, Chen Cang'an berkata, “Hari ini kita akan diberikan lampion secara gratis agar kita menerbangkan lampion, tepat nya jam 21:00 nanti.”
Semua teman nya senang dengan kata kata Chen Cang'an, mereka bersiap menunggu jam 21:00 malam.
Lin Tian menggelengkan kepala sambil tersenyum kecil saat melihat tingkah teman-teman nya. Dia mengajak mereka untuk bersulam.
Mereka semua bersulam!
Jam 21:00.
Semua orang bersiap di alun alun kota Langit Utara, termasuk Lin Tian dan teman teman nya.
Mereka mulai menyalakan lampion mereka masing-masing yang mereka dapatkan. Kemudian, mereka mulai menerbangkan nya.
Bayangan langit malam yang biasanya gelap gulita, tiba-tiba dihiasi oleh titik-titik cahaya lembut. Cahaya ini berasal dari ratusan, bahkan ribuan lampion yang perlahan-lahan mengudara.
Lampion hadir dalam berbagai warna, mulai dari merah menyala, kuning keemasan, hingga biru muda yang lembut.
Ketika diterbangkan bersamaan, warna-warna ini menciptakan sebuah palet warna yang indah di langit malam.
Lampion-lampion ini tidak hanya diam di satu tempat. Tertiup angin malam, mereka melayang-layang dengan anggun, menciptakan sebuah pertunjukan cahaya yang dinamis.
Suara riuh rendah kerumunan penonton berpadu dengan musik latar yang lembut menciptakan suasana yang syahdu dan penuh kegembiraan...
Festival malam kota yang menyenangkan.
...****************...
......................
...----------------...
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
📌Umur saya baru 2 bulan
📌Status saya anu itu lupa apa
📌Saya tidak cukup cantik tapi asyik
📌Saya dari bumi
📌Saya sedikit gila jadi jadi apa?
📌Saya manusia yang nyasar
✓✓✓
📍𝐾𝑒𝑛𝑎𝑝𝑎 𝑠𝑎𝑦𝑎 ℎ𝑖𝑡𝑎𝑚?
𝐾𝑎𝑟𝑒𝑛𝑎☞𝑑𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔𝑖𝑡 𝑎𝑑𝑎 𝑚𝑎𝑡𝑎ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖𝑛𝑎𝑟 𝑚𝑒𝑛𝑔𝑖𝑟𝑒𝑛𝑔𝑘𝑎𝑛 𝑟𝑎𝑖☜
📍Dihina tak tumbang,Di puji makasih bang
📍𝑆𝑎𝑦𝑎 𝑚𝑎𝑢 𝑗𝑢𝑗𝑢𝑟,𝑗𝑎𝑑𝑖 𝑠𝑒𝑙𝑎𝑚𝑎 𝑖𝑛𝑖 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟'𝑛𝑦𝑎 𝑠𝑎𝑦𝑎 𝑝𝑢𝑡𝑒𝑟𝑦 𝑑𝑢𝑦𝑢𝑛𝑔
📍𝑀𝑎𝑎𝑓 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑠𝑎𝑦𝑎 𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑡𝑎𝑚𝑝𝑎𝑛,𝑘𝑎𝑟𝑒𝑛𝑎 𝑠𝑎𝑦𝑎 𝑤𝑎𝑛𝑖𝑡𝑒
"𝘿𝙖𝙣 𝙗𝙖𝙧𝙖𝙣𝙜 𝙨𝙞𝙖𝙥𝙖 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙨𝙖𝙗𝙖𝙧,𝙢𝙖𝙠𝙖 𝙞𝙩𝙪 𝙗𝙪𝙠𝙖𝙣𝙡𝙖𝙝 𝙨𝙖𝙮𝙖"