Di nikahi karena hamil anak sang majikan tidak menjamin membuat hidup Kanaya Bahagia. Ia justru semakin menderita dari sebelumnya.
Belum seberapa lama ia menikah, Kanaya harus kembali menelan pil pahit ketika suaminya dengan tega menikah lagi dengan wanita yang di cintainya.
Sakit, lahir dan batin Kanaya rasakan saat Aditya sang suami lebih mengutamakan istri mudanya di bandingkan dirinya.
Terlebih, sebuah fitnah yang datang dari ibu mertua dan madunya membuat Kanaya di usir dalam keadaan hamil muda.
Terpaksa Kanaya Harus merawat anaknya seorang diri dengan penuh ketulusan. Hingga beberapa tahun setelahnya Kanaya bertemu dengan seorang pria Duda beranak dua yang mampu menerima dirinya apa adanya.
Akankah Kanaya bahagia dengan Pria tersebut? Atau Justru sebaliknya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon El Viena2106, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pergi Ke Makam
Merindukan seseorang yang sudah tiada, itu adalah hal yang mungkin sangat menyakitkan. Bagaimana tidak menyakitkan. Saat kita Merindukannya, kita hanya mampu pergi dan berziarah ke makannya saja tanpa harus bisa bertemu langsung orangnya.
Dan hari ini, Kanaya ikut bu Ningsih dan pak Yanto ke salah satu makam yang mungkin sangat berarti bagi sepasang suami dan istri tersebut.
Sempat lama di tinggalkan untuk bekerja di luar kota, Makan yang bernama Ratih maulida itu tampak sangat tak terawat. Bagaimana mau terawat, Setelah acara seribu hari ratih, Pak Yanto dan bu Ningsih pergi ke ibu kota untuk bekerja. Maklum mereka adalah orang-orang yang sederhana. Saat kematian sang putri tunggal, Keduanya tengah kebingungan masalah biaya, belum lagi biaya rumah sakit yang saat itu Ratih Sempat di rawat selama satu minggu dan selama itu tidak ada kemajuan sedikitpun. Hingga Ratih pun menghembuskan nafas terakhirnya disana.
Kurang lebih satu tahun Pak Yanto dan bu Ningsih bekerja. Pak Yanto sebagai supir angkot sementara bu Ningsih sebagai ART. Bukan tanpa alasan Keduanya merantau, tentu saja untuk membayar hutang-hutangnya yang berada di kota ini.
Kanaya berusaha duduk di samping batu nisan Ratih , disampingnya bu Ningsih mencoba menyapu sementara Pak Yanto membersihkan serta mencabut rumput-,rumput yang mulai tumbuh. Perasaan baru satu bulan tidak di kunjungi, Rumputnya sudah banyak yang tumbuh dan nalar kemana-mana.
Setelah selesai acara bersih-bersih nya. Kini pak Yanto sebagai seorang ayah yang memimpin doa. Bu Ningsih dan Kanaya sendiri hanya mengaminkan saja.
Setelah cukup lama berada disana, Kini Ketiga manusia beda generasi tersebut bangkit. Mereka pulang menggunakan Angkot pak Yanto yang baru, setelah kemarin di tukar tambah.
Ketiganya langsung masuk, sementara Pak yanto sendiri ia mengemudikan mobil angkotnya menuju ke desa dimana Kanaya tinggal.
Ya,Semenjak bekerja di ibu kota sebagai Seorang pelayan, Kanaya belum sempat pulang. Bahkan saat dirinya tinggal bersama kedua orang tua angkatnya pun Kanaya belum sempat pulang. Jarak yang memang cukup jauh membuat Kanaya menunda kepulangannya.
Niat Kanaya untuk pulang hanya satu, yaitu hanya ingin mengunjungi makam ayah dan ibunya itu saja. Ia sadar kandungnya sudah sangat besar, dan dokter juga menyarankan agar Kanaya lebih banyak istirahat di rumah saja. Tapi Kanaya yakin, niat dia baik, tentu saja Allah pasti juga akan memberikan hal kebaikan.
Tiga jam perjalanan, akhirnya Mobil angkot milik Pak Yanto sampai juga. Keduanya memarkirkan kendaraan roda empat tersebut di depan rumah Kanaya.
"Pak buk.. kita istirahat dulu disini bentar.. abis itu kita kemakam..
"Terserahlah nduk.. yang penting kita bisa istirahat dulu.."Ucap pak Yanto.
"Rumah kamu lumayan gede ya..."Ucap bu Ningsih, Wanita paruh baya itu terlihat celingak celinguk menatap sekeliling rumah dan pedesaan tersebut.
"Masih gedean punya pak RT bu..." Sahut Kanaya tersenyum.
Bu Ningsih meletakkan semacam makanan di atas meja, karena ketiganya memang tidak akan lama berada disana. Kanaya tidak mau menginap atau semacamnya. karena Tujuannya hanya untuk pergi berkunjung ke makam orang tuanya, itu saja.
Lagi pula esok hari pak Yanto harus pergi bekerja, Kanaya tidak enak sendiri jika harus menginap atau semacamnya.
"Bapak mau tidur dulu nduk.. kalo emang niat langsung pulang nanti kita ke makam dulu..
"Iya.. pak.. ini Naya juga niat mau istirahat dulu.. ngantuk.. "Ucap wanita hamil itu sembari tersenyum.
"Disini sepi ya...
"Kalo siang hari memang lagi sepi pak.. orang-orang banyak yang kerja.."Pak Yanto pun hanya mengagguk, Pria paruh baya itupun melanjutkan acara tidurnya.
.
.
.
Jika Kanaya sudah sampai di desa tempat ia tinggal dulunya. Tidak berbeda jauh dari Aditya. Pria usia dua puluh delapan tahun itu juga berniat pergi ke desa dimana dulu ia di temukan oleh seorang pria desa yang baik hati.
Ia di tolong, di obati, di rawat hingga sembuh total dengan caranya sendiri. Tanpa bantuan dokter atau alat medis. Di desa itulah juga, Aditya bertemu dengan Gadis kecilnya. Kanaya, Atau yang lebih biasa ia panggil Aya.
Bersama Sang asisten Erik dan sang Adik Shayra, Aditya berangkat kesana. Aditya juga tidak berniat apa-apa. Pria itu hanya ingin pergi mengunjungi makam pak Hasyim.
"Kak emang masih jauh.. ?"Tanya Shayra. gadis itu bahkan diam-diam menatap Erik dari kaca yang Berada di dalam mobil tersebut.
"Enggak kok... hampir saja sampai.. tuh ada belokan, Kita masuk kesana baru deh nyampek.."Jelas Aditya membuat Shayra mengangguk mengerti.
Mobil mewah itupun sampai di desa tempat Kanaya tinggal. Ketiganya turun tepat di depan rumah Pak Soleh salah satu RT disana.
"Kita akan menginap disini satu malam.. besok kita pulang...
"Terus ke makamnya kapan...?
"Kita ke makan nanti sore..jadi besok kita langsung pulang. .."Shayra mengangguk mengerti. Ketiganya pun di sambut baik oleh pihak keluarga Pak RT dan di persilahkan masuk.
Cukup sangat lama, Aditya istirahat di rumah pak Soleh, Dan tepat sore harinya. Aditya, erik dan Shayra berniat pergi ke makam Pak hasyim. Dengan di antar pak Soleh. ketiganya tidak keberatan jika harus berjalan kaki, karena memang tidak terlalu jauh.
Hanya berjalan sekitar tujuh menit mereka sudah sampai di sebuah makam umum di desa tersebut. Keempat manusia beda usia itupun masuk. Pak Soleh berada di depan sebagai petunjuk.
"Nah ini mas makamnya Pak Hasyim, Dan di sebelahnya itu adalah makam istrinya.. Tapi kok udah bersih ya? Ada bunganya juga.. sepertinya ada yang berkunjung kesini deh mas sebelum kita..."Ucap pak Soleh. Aditya memandang kedua makam yang kini berada di depannya. Memang sudah bersih dan ada taburan bunga juga.
"Kira-kira siapa ya, pak yang berkunjung kesini.. emangnya ada orang yang sering berkunjung.."Pak Soleh menggeleng pelan.
"Tidak ada mas.. kecuali...
"Kecuali apa?
"Kecuali kalau memang Kanaya sendiri yang berkunjung kesini..
Deeeggghhh
.
.
.
TBC