Di Khianati Suami Kere Di Nikahi Konglomerat

Dimas sebenarnya sulit menerima syarat yang di ajukan Safira kepadanya,apalagi selama ini dia yang menjadi tulang punggung keluarganya,apa jadinya keluarganya kalau dia pindah dari rumahnya.

"Tapi sayang...Kamu kan tau kedua orang tuaku sudah tua,dan hannya aku anak laki-laki kedua orang tua dan adikku adalah tanggung jawabku sayang."

"Terus,maksud kamu kedua orang tua dan adik mu akan tinggal bersama kita mas?" Tanya Safira,dia menatap Dimas yang sedang bingung dengan keadaanya sekarang ini.

"Iya sayang,.."

"Aku tidak setuju mas,kalau kamu membawa mereka tinggal bersama kita lebih baik kita putus aku tidak sanggup menikah dengan pria yang masih memikirkan orang tuanya." Ucap Safira lalu meninggalkan Dimas di ruang tamunya.

Dimas tidak memanggil Safira saat dia pergi meninggalkan dirinya di ruang tamu,dia malah mengambil kunci dan meninggalkan butik milik Safira.

Sepanjang jalan dia memikirkan kata-kata Safira,kalau putus dengan safira dia tidak sanggup karena dia sudah terlanjur cinta dengan Safira.Sepanjang jalan Dimas memikirkan jalan keluar dari masalahnya rasanya terlalu sulit memilih antara istri dan keluarganya.

Untuk melupakan Safira,dia jelas tidak sanggup dia terlanjur cinta kepada Safira,apalagi saat mengingat pelayanan Safira di atas ranjang yang sangat membuatnya mabuk kepayang sangat berbeda dengan Amira istrinya yang monoton.

"Bagaimana caranya agar aku tetap bisa menikah dengan Safira,aku tau maksud tujuan Safira tadi,dia pasti tidak setuju aku membagi gaji ku kepada keluargaku." Ucapnya dalam hati.Saat pikirannya lagi pusing memikirkan masalah itu tiba-tiba sebuah pesan masuk ke ponselnya,dia menepikan mobilnya lalu dia membuka aplikasi hijau yang ada di ponselnya.

💬 Mas...Kamu masih marah ya?

Saat membaca pesan dari Amira tiba-tiba Dimas memiliki ide yang hebat,wajahnya yang frustasi tiba-tiba berubah ceria dia kembali kerumahnya dan menemui ibunya.

Maya dan adiknya sudah menunggu kedatangan Dimas,sejak dia pergi tadi sore ini baru dia kembali ke rumah bahkan beberapa hari ini dia sering tidak pulang kerumahnya.

"Kamu baru pulang Dimas? ibu lihat kamu dan Safira semakin dekat saja,kenapa kamu tidak menikahinya saja,untuk menghindari prasangka buruk dari para tetangga ibu tidak enak kalau ada gosip yang tidak enak nantinya." Ucap Maya dengan wajah datar.

Dimas menghampiri ibu dan adiknya yang duduk di sopa,dia juga ingin membicarakan rencananya untuk menikahi Safira secara siri.

"Itu juga yang ingin aku katakan kepada ibu,dua hari lagi aku dan Safira akan menikah siri,aku berharap ibu setuju dengan rencana ku ini." Ucap Dimas.Wajah Maya langsung berubah,dia sangat bahagia mendengar rencana Dimas akhirnya memiliki menantu kaya dan juga punya penghasilan terkabul juga rasanya dia tidak sabar untuk memiliki menantu sehebat Safira.

Maya sudah membayangkan mulai Minggu depan, dia bisa ke pengajian dengan pakaian dan perhiasan yang bagus,Melinda sahabat sekaligus saingannya akan kalah dengannya mulai saat ini.

"Ibu mendengar apa yang aku katakan? apa ibu setuju dengan pernikahan ku?" Tanya Dimas mengagetkan Maya dari khayalannya yang cukup tinggi.

" Ohhh tentu,seharunya kamu menikah secara sah dengannya,seharunya kamu bersyukur Safira mau menikah dengan mu,selain cantik dia juga pintar berbisnis bahkan dia punya uang yang banyak,aku yakin banyak pria yang mau menikah dengannya." Ucap Maya dengan penuh kebanggan.

"Sudahlah Bu,yang penting sah saja di mata agama,aku takut aku khilaf kalau sering-sering bertemu."Ucap Dimas sok suci padahal sia dan safira sudah beberapa kali melakukan hubungan suami istri sebelum menikah.

"Baiklah ibu sangat setuju dengan pernikahan mu kali ini." Ucap Maya.Dimas masuk kedalam kamar setelah mendapat restu dari ibunya.Dimas tidak memberi tahu kalau Safira tidak tinggal bersama mereka,masalah seperti itu dia tidak peduli untuk saat ini,lebih baik menikah dulu setelah menikah baru dicari solusinya.

Keesokan harinya,Dimas berangkat pagi-pagi sekali ke tempat kerjanya dia ingin mengajukan cuti untuk seminggu kemudian,tapi dia merahasiakan pernikahan keduanya ini karena bosnya tau kalau dia sudah menikah.

sementara itu Safira terus menatap ponselnya,dia kesal karena Dimas tidak mengirim satu pesan pun setelah dia meninggalkan butiknya dari tadi malam.

"Kenapa dia tidak mengirim satu pesan pun untukku apa dia benar-benar marah kepadaku karena tadi malam,siapa juga yang mau menampung orang seperti ibunya bukannya tambah maju yang ada aku bangkrut." Omelnya.Ingin menghubungi Dimas tapi dia gengsi menghubungi terlebih dahulu,dia takut Dimas akan menganggapnya murahan kalau dia yang menghubunginya terlebih dahulu.

Seharian ini Safira menunggu kabar dari Dimas,hingga hari sudah mulai sore tetap saja Dimas tidak menghubunginya dengan terpaksa dia menghubungi Dimas dan bertanya tentang rencana pernikahan mereka.

Dia juga sudah tidak sabar ingin segera menjadi istri Dimas,selain tidak ingin jauh dari Dimas dia juga tidak sabar putranya memiliki papa yang sah dan juga dia sudah tidak sabar menerima gaji bulanan milik Dimas.

Safira tersenyum bahagia saat Dimas mengatakan kalau dia sudah di jalan menuju rumahnya,dia segera buru-buru mandi dan memakai baju yang seksi berharap Dimas menyukai penampilannya yang seksi.

Dimas memarkirkan mobilnya lalu masuk keruangan Safira,tempat dimana jarang kariawan nya masuk kesana kalau tidak penting-penting amat.

"Cantik sekali kamu sore ini sayang,aku jadi pengen kamu memang sangat pandai mengambil hatiku,bahkan kamu tau bagaimana menyenangkan hatiku." Ucap Dimas lalu menghampiri Safira dan memeluknya serta mendorongnya ke dinding.

Mereka berdua hanyut dalam permainan yang sangat memabukkan,Dimas selalu ketagihan bermain dengan Safira karena Safira benar-benar hebat di atas ranjang bahkan Dimas bisa keluar berkali-kali.

Safira sengaja melakukan itu agar Dimas menuruti segala keinginannya,dia ingin memiliki Dimas seutuhnya Tampa di ganggu ibu dan adiknya yang sangat menjijikkan baginya.

💗💗💗 bersambung 💗💗💗