Tidak seperti namanya yang berarti Ratu, Queen selalu menjadi wanita yang tidak pernah diratukan oleh pria yang dicintainya. Daniel, cinta pertamanya yang sudah empat tahun ia perjuangkan cintanya tidak pernah membalas cintanya. Begitu pun dengan Kevin yang sudah berstatus sebagai suaminya. Bahkan Kevin dengan teganya merencanakan pernikahan di saat dirinya masih mengandung anak mereka walau status pernikahan mereka hanyalah sementara.
Tak ingin hatinya semakin terluka akibat pernikahan mereka yang akan berujung perpisahan membuat Queen memilih pergi meninggalkan Kevin sebelum melahirkan. Kepergian Queen dari hidup Kevin berhasil membuat Kevin menyadari arti hadirnya Queen dalam hidupnya selama ini dan membuat Kevin menyesal karena terlambat menyadari perasaannya.
Penyesalan Kevin pun tiada guna karena Queen telah pergi dari hidupnya bersama pria yang siap memberikan seluruh hati dan hidupnya hanya untuk Queen.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SHy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Alasan tidak memperbolehkan
"Sudah saya duga sebelumnya jika salah satu alasan Queen pergi karena Kevin akan menikahi Melody setelah Boy lahir." Ucap Papa Adam dengan nada menggeram.
Mirza memilih diam dan membiarkan Papa Adam bersuara tentang pendapatnya.
"Walau pun saya sangat kecewa kepadamu namun saya lebih kecewa pada Kevin yang dulu berstatus sebagai suami Queen. Bagaimana bisa dia dan keluarganya merencanakan pernikahan di saat Queen masih mengandung darah dagingnya. Benar-benar pria berengsek!" Umpat Papa Adam.
"Ehe..." Boy tiba-tiba tertawa melihat seorang balita yang terjatuh tak jauh dari mereka berada.
"Kau tidak boleh menertawakannya, Boy." Mirza mengusap kepala Boy lembut.
Suara tawa Boy pun berhasil membuat amarah Papa Adam sedikit mereda. "Walau pun Kevin adalah ayah kandung dari Boy namun mulai saat ini saya tegaskan jika saya tidak akan membiarkan dia mendekati anak dan cucu saya lagi." Ucap Papa adam dengan tegas.
Mirza memilih diam tanpa menjawab ucapan Papa Adam. Ia sudah dapat menebak jika Papa Adam sudah mengetahui banyak permasalahan Queen dan Kevin serta perjanjian pernikahan mereka yang membuat Papa Adam marah besar.
"Kenapa kau tidak memberitahukan hal ini sejak awal pada saya, Mirza?" Tanya Papa Adam.
"Saya tidak memiliki hak untuk memberitahukannya, Om." Jawab Mirza seadanya.
Papa Adam menghela nafasnya lalu mengusap kepala Boy berharap amarahnya dapat semakin mereda.
"Walau saya juga bersalah dalam hal ini namun saya tetap tidak akan rela jika putri saya satu-satunya disakiti oleh pria mana pun termasuk Kevin." Ucap Papa Adam. Papa Adam pun teringat pada Daniel yang dulu pernah mengembalikan Queen secara baik-baik kepadanya.
"Maaf jika perkataan saya terdengar tidak mengenakkan, Om. Namun sebagai ayah kandung Boy, Kevin memiliki hak untuk menemuinya. Dan sebagai anak, Boy berhak mengetahui siapa ayah kandungnya." Ucap Mirza. Tak lupa Mirza pun menjelaskan bagaimana kondisi Boy yang akhir-akhirnya ini terlihat begitu merindukan sosok Daddynya.
"Cukup untuk bertemu dengannya namun dia tidak memiliki hak untuk memiliki Boy." Ucap Papa Adam tak ingin egois.
Mirza menganggukkan kepalanya. Setidaknya Papa Adam mau mendengar ucapannya agar tidak menjauhkan Boy dari sosok ayahnya. Terlebih Boy begitu merindukan sosok Dadddynya akhir-akhir ini.
"Adam?" Suara seorang wanita yang kini sudah berada di sampingnya membuat Papa Adam menoleh ke sumber suara.
"Hasna? Kau di sini?" Tanya Papa Adam sedikit terkejut melihat keberadaan Mama Hasna.
"Ya. Bukannya kau sering melihatku di sini?" tanya Mama Hasna kembali.
Papa Adam terdiam. Pandangan Mama Hasna pun langsung tertuju pada sosok Boy yang berada di pangkuan Papa Adam.
"Siapa bayi ini?" Mama Hasna menelisik wajah Boy. Keningnya mengkerut dalam saat merasa tidak asing dengan guratan di wajah Boy seperti seseorang yang sangat ia kenali. "Apakah bayi ini adalah cucumu?" Tebak Mama Hasna.
Papa Adam mengangguk membenarkan.
"Apa?" Mama Hasna terkejut mendengarnya. "Apa Queen sudah kembali ke kota ini?" Tanya Mama Hasna tak percaya.
Papa Adam kembali mengangguk membenarkan.
"Benarkan?" Mama Hasna kembali terkejut. Ia pun menjatuhkan pandangan pada Boy yang kini sedang menatapnya dengan bingung. "Siapa nama bayi ini? Dia begitu mirip dengan—" Mama Hasna menghentikan ucapannya saat melihat tatapan tajam dari Papa Adam.
"Boy. Cucuku bernama Boy. Dia tampan sepertiku." Ucap Papa Adam dengan tegas.
Mama Hasna melipat bibirnya. Ia menahan tawa karena apa yang diucapkan Papa Adam tidak sama seperti apa yang ia lihat. Bahkan tidak ada satu pun dari wajah dan tubuh Boy yang mirip dengannya maupun Queen.
"Nenek..." kedatangan Farhan dan Fahri mengalihkan tatapan Mama Hasna dari Boy.
"Farhan, Fahri, kenapa kalian ada di sini?" Tanya Mama Hasna.
"Tentu saja kami ada di sini mencari Nenek yang menghilang." Ucap Farhan. Farhan pun mengalihkan pandangannya pada Boy yang kini sedang menatapnya dengan kening mengkerut. "Hei bocil... kau terlihat kecil seperti Ziko adik Nutrijel." Komentar Farhan menatap tubuh Boy.
"Kecil?" Boy mengulang ucapan Farhan.
Farhan pun mengangguk sebagai jawaban. "Bukan kecil, tapi masih sangat kecil." Koreksinya kemudian.
"Farhan..." Mama Hasna menggeleng menegur cucunya yang asal bicara.
"Nenek, ayo kita pulang karena Mama sudah menunggu di dalam mobil." Ajak Fahri mengungkapkan maksud kedatangan mereka.
Mama Hasna mengangguk paham lalu mengalihkan pandangannya kembali pada Boy.
Aku harus segera memberitahukan kembalinya Queen pada Daniel. Ucap Mama Hasna dalam hati penuh maksud.
***
Lanjut? Jangan lupa berikan vote, like, gift dan komennya dulu, ya.
Sambil menunggu Queenara update, silahkan mampir di novel shay yang lagi on going juga berjudul Kita Harus Menikah!🖤
Dan jangan lupa follow IG shy @shy1210_ untuk mengetahui informasi update.
kepin bakal balik lagi ke Quee