Memilik cinta yang begitu besar tak menjamin akan bertakdir. Itulah yang terjadi pada Rayyan Rajendra. Mencintai Alanna Aizza dengan begitu dalam, tapi kenyataan pahit yang harus dia telan. Di mana bukan nama Alanna yang dia sebut di dalam ijab kabul, melainkan adiknya, Anthea Amabel menggantikan kakaknya yang pergi di malam sebelum akad nikah.
Rayyan ingin menolak dan membatalkan pernikahan itu, tapi sang baba menginginkan pernikahan itu tetap dilangsungkan karena dia ingin melihat sang cucu menikah sebelum dia menutup mata.
Akankah Rayyan menerima takdir Tuhan ini? Atau dia akan terus menyalahkan takdir karena sudah tidak adil?.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fieThaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
23. Sudah Lelah Dan Muak
Wajah sembab yang begitu kentara tak membuat Mbok Arum bertanya. Anthea pun memilih untuk tidak sarapan dan langsung pergi ke tempat kerja.
"Hei! Kenapa gak sarapan? Gua pulang lu sakit gak akan gua ijinin lagi lu kerja."
Wajah yang muram berubah seketika setelah membaca pesan yang dikirimkan oleh Rayyan. Mulailah tangannya menari-nari dengan lincah di atas benda pipih.
"Masih kenyang, Ray." Begitulah pesan balasan dari Anthea.
"Sebentar lagi ada Abang ojol yang datang. Diterima, ya."
Belum sempat membalas, ojol yang Rayyan maksud sudah datang. Goody bag berukuran Sedang diberikan kepada Anthea. Dan ketika dia buka, senyumnya merekah sempurna. Cokelat kesukaannya yang Rayyan kirim.
Semoga mood hari ini bagus, ya. Ketika lu sedih, marah dan kesal, makanlah cokelatnya. Akan ada kehangatan disetiap gigitan sama seperti pelukan yang gua berikan. Happy terus istrinya Rayyan. Secepatnya gua akan pulang. Gua akan peluk lu sampai lu gak bisa bernapas. I really Miss you, Sayang. I love you.
Bulir bening lolos begitu saja karena keharuan atas perlakuan manis Rayyan. Walaupun tengah berada jauh darinya, perhatiannya selalu membuatnya terharu.
Setiap kali hatinya merasa sedih, dia akan memakan cokelat tersebut sesuai perintah sang suami. Dan benar sebuah kehangatan mulai menjalar di tubuhnya. Seperti pelukan yang Rayyan berikan.
Di hari ketiga jauh dari Rayyan, sudah jarang sekali kabar yang Rayyan berikan. Apalagi sang ibu yang kini mulai sering menerornya. Anthea hanya bisa menghembuskan napas kasar.
Anthea sudah mengetahui jikalau kakaknya tengah mengandung benih dari Zidane dari penjelasan Rayyan sebelum dia berangkat ke Zurich. Hati Anthea begitu sakit karena merasa sangat dikhianati oleh saudara sendiri. Namun, tangan yang melingkar di pinggangnya membuat rasa sakit menguar begitu saja.
Harapan seperti hari kemarin harus pupus karena Rayyan sudah mulai tak ada kabar. Dia mulai merasa sendiri seperti dulu lagi. Orang yang selalu menjadi penenang sudah mulai menghilang. Pesan yang sengaja Anthea kirim pun belum juga dibaca.
Kembalinya dia ke rumah pun masih menunggu kabar dari lelaki yang mulai dia rindukan. Namun, sampai tengah malam tak jua ponselnya berdering dengan nama orang yang dia tunggu. Anthea pun memilih memasang earphone dan mendengarkan lagu kebangsaannya, happy dari day6.
Pasti sudah datang, tapi yang dia tunggu belum juga memberikan kabar. Dengan penuh pertimbangan akhirnya Anthea menghubungi Rayyan lebih dulu. Sayangnya, nomor Rayyan tidak aktif.
"Ke mana kamu, Ray?"
"Aku kangen."
Enggan rasanya untuk masuk kerja. Namun, ada sebuah acara yang tidak membolehkan semua karyawan libur. Di tengah kesibukannya dia masih menunggu kabar dari Rayyan. Berharap pesan balasan datang. Sampai malam tiba ponselnya masih anteng.
"Ponsel pun seakan ikut merasakan kesepian ini," lirihnya.
"Kak Abel, kenapa gak makan?"
"Masih kenyang," jawabnya sambil mengalihkan pandangannya dari ponsel ke arah Pipit.
Jangankan nasi, minum pun baru sedikit yang masuk ke tenggorokannya. Mendadak perutnya penuh. Jarinya mulai menari-nari di atas ponsel.
"Aku belum makan loh dari pagi. Apa kamu gak khawatir."
Pesan pancingan sengaja Anthea kirim berharap suaminya merespon dengan sikapnya yang galak, tapi itu caranya menunjukkan perhatian. Sayangnya, pesan itu hanya terkirim.
Acara di kafe selesai dan banyak keluhan dari karyawan karena melewati jam batas operasional. Sedangkan Anthea sibuk memeriksa ponselnya. Berharap ada balasan dari Rayyan. Hanya senyum tipis yang terukir sebagai bentuk rasa sedihnya.
Baru saja ponsel hendak diletakkan, terasa getaran pesan masuk. Anthea begitu antusias memeriksanya. Antusiasme itu hilang ketika nomor asing yang mengirimkan pesan.
Tolong aku, Anthea. Tolong bujuk suami kamu untuk membuka blokiran kartunya. Kasihan Kakakmu, Anthea.
Senyum begitu tipis terukir di wajahnya. Benar-benar tak punya malu. Menghubunginya hanya karena sang kakak. Itu semakin membuat Anthea terluka. Tak Anthea hiraukan pesan tersebut dan memilih segera pulang.
Hembusan napas kasar sering Anthea keluarkan. Rasa sedih dan kesal silih berganti hadir. Motor yang Anthea bawa langsung direm karena mobil tiba-tiba menghadang jalannya di tempat yang cukup sepi.
"Apalagi ini, Tuhan?
Tak ada kepanikan. Dia sudah berada di titik pasrah. Dan keluarlah seorang wanita yang sedari tadi mengganggu dirinya.
"Kenapa kamu begitu bebal, anak siyalan!"
"Kakakmu sedang terkena musibah di negara orang. Semua aksesnya diblokir. Di mana hati kamu, Anthea?"
Kata sambutan yang begitu menyakitkan. Untung saja Anthea sudah kebal dan dia memilih bergeming untuk sesaat. Lalu, dia mematikan mesin motor dan berdiri tegap di depan sang ibu.
"Sebelum Ibu mengatakan aku bebal. apakah Ibu tak merasa jika Ibu lebih bebal dari aku?" Datar, tapi begitu menusuk.
"Ke mana Ibu ketika aku disakiti tanpa henti oleh kakakku? Apa ada Ibu memihakku? Apa ada Ibu membantuku? Faktanya, Ibu selalu membela dia yang salah dan terus mengabaikan aku."
"Kata orang, kasih sayang ibu sepanjang masa. Tapi, kenapa kasih sayang ibuku sepanjang sumbu kompor?"
Tak terima mendengar kalimat yang tidak pantas dari Anthe. Tangan wanita itu sudah mengepal dengan sangat keras.
"Sudah berani kamu, Anthea?"
"Rasa lelah yang membuat aku seperti ini," tekannya.
"Kalian terlalu banyak menuntut tanpa memberikan sumbangsih apapun. Dan dari situlah AKU SUDAH MUAK DENGAN KALIAN!"
Tubuhnya dia putar dan berniat untuk pergi meninggalkan ibunya. Tak ingin berlama-lama karena dia tak mau membuang-buang energi untuk hal seperti ini. Namun, sang ibu malah menarik jaket Anthea cukup kencang hingga tubuhnya terhuyung ke belakang. Terjatuh dalam posisi duduk. Ibunya mendekat dengan wajah bak monster.
"Harusnya kamu tahu diri! Kamu tidak akan menjadi istri Rayyan tanpa campur tangan kakak kamu! Jadi, sudah seharusnya kamu balas Budi."
Anthea pun berdecih mendengarnya. Kali ini, dia kembali melawan.
"Balas Budi? Apa Ibu sedang mengigau?"
Anthea mencoba untuk bangkit dari posisinya meskipun rasa sakit begitu terasa di bokongnya.
"Sekuat apapun Ibu memaksa aku untuk membantu kakak. Aku tidak akan pernah melakukannya." Tegas dan tak ada bantahan.
"Kecuali--"
Anthea menjeda ucapannya. Dia menatap ibunya dengan sangat serius.
"Ibu dan kakak bersujud di kaki aku."
Emosi sang ibu pun memuncak. Sudah berani melawan dan kini sudah semakin keterlaluan. Dada wanita itupun sudah turun naik menahan amarah.
"Anak kurang ajar!"
Mata Anthea seketika tertutup. Dia tahu apa yang akan dilakukan oleh ibunya. Menunggu telapak tangan mendarat di pipi.
Satu detik ... Dua detik ... Tiga detik ...
Dia tak merasakan apapun. Mencoba untuk membuka mata dan betapa terkejutnya tangan ibunya tengah menggantung karena ditahan oleh Rayyan.
"Sekalipun Anda dan putri Anda yang jalank itu bersujud di kaki istri saya. Saya tidak akan membuka blokiran kartu hitam yang si jalank itu pegang."
Tangan ibu mertuanya dia hempaskan dengan sangat kasar. Beralih menggenggam tangan Anthea dan membawanya menjauh dari sana. Langkah Rayyan kembali terhenti tepat di samping motor milik sang istri. Rayyan memutar tubuhnya lagi menatap tajam sang ibu mertua Dajjal.
"Dan jika Anda berani mengganggu istri saya. Saya pastikan Anda tidak akan pernah bertemu lagi dengan putri kesayangan Anda itu. CAMKAN ITU!"
...*** BERSAMBUNG ***...
Udah double up, ya. Kalau sedikit komennya aku pundung. 😔
aku dah baca kak , tapi baru 1 bab , ini baru bisa dan sempat buka NT . pasti lanjut baca lah kak . seru juga bikin greget .
lanjut terus kak semangat moga sehat slalu 😍😍😍 bonchap nya ditambah lagi juga masih mau kak fie
oke otw ke yg baru