NovelToon NovelToon
My Killer Boss

My Killer Boss

Status: tamat
Genre:Tamat / Duda / CEO / Wanita Karir / Office Romance
Popularitas:2.8M
Nilai: 4.9
Nama Author: Pasha Ayu

Sky Rain terlalu gengsi untuk mengatakan jika dirinya mencintai sekretarisnya. Dia selalu beralibi, jika perasaannya pada janda seksi itu hanya sekadar penasaran saja.

Meski sudah cukup kentara perhatiannya, bahkan selalu menjadi seseorang yang ikut memisahkan hubungan Lala dengan lelaki- lelaki lain.

Pun, Sky masih tak mau mengakui jika dirinya
memiliki sebongkah ketulusan di hatinya. Malahan, Sky terus menunjukkan kesan jika dia hanya menginginkan seksinya Lala.

"Di luar sana banyak sekali personil Teletubbies yang mengantri untuk aku kencani, Lala!"

Lala menggerutu pelan. "Aku lebih suka kerja lembur dari pada menerima ajakan kencan boss mesum, galak, playboy, narsistik!"

Follow IG: Pasha_Ayu14 untuk tahu visual para tokoh Pasha yang menggemaskan ya!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pasha Ayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

MKB bab 20

Sudah dua hari setelah lamaran anti mainstream Pak Boss. Lala sudah kembali beraktivitas seperti biasa.

Pagi, tentunya Lala sudah rapi, blouse maroon dan rok span abu tua telah kembali melapisi raga seksinya.

Seharusnya bersemangat, tapi kehadiran tiba- tiba sang Abang pertama beserta istrinya membuat Lala diam meredum sedari dimulainya sarapan hingga selesai.

Ika, Kakak iparnya kini bersidekap jutek di depan tubuhnya. Sementara Radit sang Abang mengajaknya bicara. "Ibu bilang kamu dilamar Boss kamu, Neng?"

"Iya, A." Lala membereskan barang bawaannya perlahan.

"Bagus dong, Neng. Boleh tuh kalau Aa kamu dikasih modal lagi yang banyakan sedikit buat usahanya!" timpal Ika.

Lala mendadak muram saat menatap kakak ipar pertamanya. "Kan kemarin, Neng sudah kasih modal buat Aa, malah lewat Teteh!"

"Kurang, Neng!" sergah Ika. "Kamu coba deh, mintain ke pacar kamu juga. Masa mau jadi iparnya Boss, bisnis ajah gagal melulu, atuh kan gengsi dilihat keluarga Boss kamu nanti!"

"Ngapain gengsi? Memang kenyataannya bisnis Aa gagal terus." Lala sedikit ketus.

Ika tertawa kesal, seharusnya mendukung bukan malah menghina. "Kok kamu malah suka, bisnis Aa bangkrut melulu, Neng?"

"Bukan suka, tapi memang Aa selalu minta modal ini itu, tapi tidak dialokasikan dengan benar, makanya bangkrut lagi bangkrut lagi!"

"Ari si Eneng!" Ika menggeleng seolah Lala tak pernah memberikan bantuan apa pun, yang padahal baru kemarin Lala beri bantuan karena kebetulan terapi ibunya sudah tidak lagi dipungut biaya.

"Sombong pisan setelah dipacari Bossnya!"

"Ika," tegur Radit. Yang pasti menjadikan Ika semakin tantrum lagi. "Ah udah, kalian kalau dikasih paham nggak ada yang nyambung!"

Ika duduk di sofa dengan kesal sementara Radit menatap adiknya. "Maaf ya, Neng."

Lala sebenarnya tak betah melihat abangnya begitu jujur saja. "Memang, Aa butuh uang berapa buat modal lagi?"

"Sepuluh juta." Radit bicara tak nyaman, bisa dilihat dari cara ia menunduk. "Listrik ruko, air, sama belanjaan sayur belum dibayar. Takut juga nanti listriknya dipadamkan sama PLN."

"Kemarin, sudah Neng kasih 15 juta ke rekening Teteh," sela Lala. "Masa sekarang minta 10 juta lagi? Duit kemarin ke mana?"

"Ya pasti habis buat keperluan yang lain, Neng!"

"15 juta nggak sedikit A, harusnya bisa buat bayar listrik dan lain-lain."

"Sekolah, Dinar gimana?"

"Kan Aa yang punya anak, ... Neng sudah sedikit lega, biaya terapi ibu digratiskan, Neng juga pengen nabung, A!"

Ika menyerobot. "Sebentar lagi kamu dinikahi Boss, Neng, jangan naif deh kamu pake acara nabung segala! ... Masa morotin suami kaya saja nggak bisa?! ... Sekali- kali kasih service yang panas biar dikasih uang jajan banyak!"

"Sayang!" Radit menegur istrinya.

"Apa? ... Dulu kamu juga maunya begituan pas masih pacaran sama, aku, masa giliran adek kamu nggak boleh pacaran begituan?"

Radit menatap adiknya. "Jangan kamu dengerin, Teteh kamu, Neng. Kamu kerja gih!"

Lala setuju, lagi pula mobil Sky sudah ada di depan rumahnya. "Assalamualaikum, A, titip Ibu, ... Ibu masih istirahat di kamar."

Radit mengangguk sementara Ika masih dengan ekspresi arogannya. "Lihat, jemputan saja mobilnya keren begitu, tapi dimintai duit buat bayar listrik ajah sulitnya minta ampun!"

Lala keluar dari rumah, bossnya sudah turun bahkan bersandar sambil membukakan pintu layaknya kekasih. "Pagi, Pak!"

"Minimal senyum kalau dijemput." Sky menegur karena wajah Lala sangat kecut.

Lala terpaksa mengembangkan senyuman lebar meski masih terasa kecut. Sky percaya jika sedang ada yang tidak beres, dia melirik ke arah motor yang Sky yakini jika itu milik Abang Lala.

Sky ambil kemudi, lekas membawa mobilnya setelah memasangkan sabuk pengaman yang awalnya sudah dipasang Lala sendiri dan dibuka ulang agar dia yang memasangnya.

Di perjalanan Lala terus diam menatap ke arah jendela, kemarin Lala sudah cukup ceria, kini meredum kembali. "Jadi kan nikah?"

"Terserah." Lala tak menoleh. Mungkin, sedang banyak yang dipikirkan wanita itu, dan Sky paham itu.

"Kita ke butik hari ini." Sky menurunkan tangannya, memainkan jemarinya di atas paha yang dilapisi rok span Lala. "Dua hari lagi keluarga Rain akan ke tempat, mu."

Lala menatap tangan nakal itu, sejenak dia tepikan agar menjauh. "Terus sambutannya harus bagaimana?"

"Nanti Dominic yang bantu kamu."

Lala sendu, kini. "Keluarga saya terlalu biasa, Pak. ... Memang, Pak Sky masih mau lanjut tunangan sama saya?"

"Kamu meragukan keputusan ku?" Sky melirik sesekali untuk mengamati wajah muram calon istrinya.

"Sedikit." Lala lirih, dan kemudian berganti berteriak saat Sky meremas pahanya.

"PAK!!!" Lala tepuk tangan itu keras- keras.

Sky tertawa menyebalkan. "Itu hukuman tidak mempercayai ku, kalau masih begitu, bukan paha yang aku remas! Tapi dada kamu!"

Lala menepikan dirinya agar lebih menjauh dari boss mesumnya. "Kenapa saya harus punya Boss mesum seperti, Pak Sky?"

Sky hanya tergelak santai. "Jawabannya karena kamu tercipta untuk ku, ... Percaya atau tidak, kita saling melengkapi."

Tak berapa lama, ada dering ponsel yang mengalihkan perhatian Lala. Segera dia buka tas kantornya, meraih benda tipis miliknya.

Ada telepon dari nomor baru, dan Lala bergegas mengangkatnya. "Dengan Lala Karmela di sini."

Lala lantas mengeraskan suara panggilan setelah mendapatkan kode dari tangan Sky yang meminta untuk diloudspeaker.

📞 "La, bantu aku buat lepas dari antek- antek Boss kamu yang semena- mena!"

Lala mengernyit saat menatap Sky yang rupanya menatapnya pula. "Bantu apa?"

📞 "Dari kemarin aku diancam sama anak buah Boss kamu, dia suruh aku melunasi pegadaian sekarang juga, padahal aku sama sekali tidak ada duit."

Sontak, Lala menoleh saat Sky merebut ponselnya kemudian mematikan sambungan teleponnya secara sepihak.

"Kamu tahu, aku tidak suka, saat kekasih ku berbicara dengan penghuni tong sampah."

Sejenak, Lala menatap lelaki yang tengah fokus pada setirnya. "Kenapa, Pak Sky ancam Raffa?"

Lala tak menganggap Raffa mantan, tapi sahabat kecilnya. "Apa salahnya diikhlaskan, kan Pak Sky juga masih punya uang melimpah."

"Dengar..." Sky merangkum pipi Lala dengan sebelah tangan. Sesekali melirik sementara dirinya masih fokus pada jalan.

Sejatinya pemikiran Lala yang seperti inilah yang membuat wanita itu dimanfaatkan banyak sekali orang- orang culas. Dan Sky tak suka dengan gaya lemah Lala.

"Tidak mudah menjadi kaya, itulah kenapa seseorang harus bekerja keras. ... Aku tidur paling cepat jam satu lalu bangun sebelum subuh. Kau pikir dilahirkan sebagai crazy rich mudah? Hanya ongkang- ongkang kaki dan kaya begitu saja? ... Aku bahkan sudah didudukan di kursi kepemimpinan sedari 19 tahun. Mantan kamu itu bukan tidak punya uang, tapi malas dan culas! Baru punya sedikit foya- foya dengan perempuan, dan yang lebih gilanya lagi, menipu perempuan bodoh seperti mu!"

Lala tahu Raffa tidak pantas dimaafkan, tapi menekan Raffa juga kasihan. "Setidaknya beri keringanan untuknya, Pak."

"Oh, kamu bela dia?" Sky terkekeh, lalu menginjak pedal gas dan mengebut lagi seperti waktu itu.

"PAK SKY!!!" Lala trauma jujur saja. Dia tak suka sikap Sky yang seperti ini. "OK, OK, TIDAK PERLU NGEBUT, PAK!"

Sayang sekali, Sky masih belum bisa luluh oleh kata okay-nya. Mereka masih meluncur cepat dengan mobil sport hitam, menyalip mobil lain di jalanan yang padat sekali.

"Aku tidak suka kau membelanya!"

Hingga, Lala teringat sesuatu, dia harus meluluhkan kekasih Killer-nya dengan sebutan yang berbeda. "MAAF, SAYANG!"

"Apa?" Sky ingin dengar sekali lagi panggilan Sayang yang jarang sekali terdengar. Sky masih melaju cepat sampai itu terulang lagi.

"SAYANG!"

"Again!" Sky menyeringai. Rasanya senang sekali ketika Lala dalam posisi merengek, dia seperti menemukan kecantikan terpendam dari diri wanita itu.

"SAYANG, SAYANG, SAYANG!"

Sky melambatkan laju mobilnya, setelah sebutan itu digaungkan berulang kali. "Nice Sexy Women."

Lala bersandar seperti pingsan setelah mobil mulai berjalan normal. "Aku perlu jantung lagi sepertinya. Pak Sky selalu membuat ku takut."

"Sayangnya jantung ku cuma satu, dan itu berdetak untuk mu. Tapi kalau napas buatan, dengan senang hati kuberikan, Sayang."

1
Herta Siahaan
Wowww Lala dijemput dengan Wilona... Gimana spesial kan kamu lala... siap kan jantung lala
Asri Fauziah
Luar biasa
Asri Fauziah
🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Fitriyani Indri
Luar biasa
Lies Atikah
lalanya bucin duluan payah
Tuti irfan
Luar biasa
Lies Atikah
teu puguh kamu mah sky kabatur ulah kumaneh henteu sukurin
Nani Haryati
keram perutku 🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Hani Ekawati
Het dah udah aki aki juga 🤣🤣🤣
Hani Ekawati
Pas meriksa Alice apalagi, selain tuan Rega dan Sky ada tuan arab sama opa Arjuna juga 🤭
Hani Ekawati
Aku baca bab ini tengah malam, eh dibikin cekikikan tengah malam 🤣🤣🤣
Nani Haryati
🤭🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Fitri Nurhalimah
jaman sekarang kebalik emang yah, cowo matang sukanya sama cewe2 ABG, cowo2 yg masih kinyis2 malah suka tante2 😂
Fitri Nurhalimah
lala nya ke bego an inimah, udah tau nyari uang itu susah, gampang banget ngasih uang ke calon suami meskipun dengan dalih minjam, ttep aja gk realistis, minimal jadi cowo tuh tau diri kalau emang bener2 dia tulus sama lala
Dahlia Kartono
TOP karya mu kak
Ayu Wulansari
bagus bangettt, menarik
Hani Ekawati
Hurriyet itu ya 😅
Hani Ekawati
Ini Marco nya Allura kah?
Muhammad Zaki
kok tumben bersaing sama saudara sendiri? biasanya keluarga mereka akur
Hani Ekawati
🤣🤣🤣🤣🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!