NovelToon NovelToon
Cinta Tulus Kania

Cinta Tulus Kania

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta Murni / Romansa
Popularitas:2.7M
Nilai: 4.7
Nama Author: santi.santi

Kania Abinaya sangat mencintai tunangannya yang bernama Alam. Meski mereka sudah lebih dari satu tahun menjalin hubungan namun Alam masih saja bersikap dingin kepada Kania.Tapi karena rasa cintanya yang sangat besar kepada Alam, Kania seloah buta dengan semua itu.

Hingga suatu hari Kania mengetahui alasan sikap dinginnya Alam kepadanya yaitu karena Alam tidak mencintainya. Yang lebih menyakitkan lagi ternyata Alam adalah kekasih kakak angkatnya, yaitu Dania. Dania memaksa Alam untuk menerima cinta Kania sebagai rasa terimakasihnya kepada keluarga Kania, karena telah merawat dan membesarkan Dania penuh cinta dan kasih sayang.

Kania lebih memilih pergi mengasingkan diri dari mereka. Kania juga sangat menyayangi Dania, Kania tidak mau kakaknya itu mengorbankan cintanya demi Kania.

Hingga 3 tahun kemudian Alam dan Kania di pertemukan lagi, dimana saat itu Kania melihat Alam masih memakai cincin pertunangan mereka dulu.
Apa yang membuat Alam masih memakai cincin itu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon santi.santi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

22

Alam masih betah di dalam posisinya walaupun hari sudah mulai siang. Alam tentu saja tidak ingin menyia-nyiakan pemandangan indah di depannya.

Wajah Kania yang putih mulus tanpa sentuhan make up, bulu nata yang lentik dan alis yang sangat rapih, sungguh Alam sangat mengagumi ciptaan tuhan yang berbentuk manusia di depannya ini.

Alam menyingkirkan anak rambut yang menutupi popi Kania.

"Kamu cantik sekali Dek" Gumam Alam yang masih memuja kecantikan istrinya.

"Ya emang cantik dari dulu, situ aja yang nggak sadar!!" Sahut Kania yang masih memejamkan mata, lalu berbalik memunggungi Alam.

"Kamu sudah bangun Dek?" Alam malu karena ketahuan mengagumi istrinya itu.

"Sudah, habisnya situ berisik banget. Gerak-gerak terus, ganggu tidur orang aja" Gerutu Kania yang menutupi tubuhnya dengan selimut sampai ke batas leher.

"Dek, nggak sopan panggil suaminya pakai situ-situ kaya gitu. Panggil yang bener dong!!"

"Heemmm, iya-iya. Kamu, gitu kan?" Jawab Kania dengan lebih halus.

"Iya, panggil Kakak juga lebih bagus"

"Emoh!!" Kania beranjak ke kamar mandi meninggalkan Alam yang terkekeh melihat tingkah Kania yang jutek tapi menggemaskan.

-

-

"Pagi Bunda!!"

Kania menghampiri bundanya yang sudah sibuk di dapur.

"Pagi Sayang, gimana tidurnya nyenyak kan?"

"Nyenyak Bun, udah lama Kania nggak tidur di kamar Kania sendiri" Jawab Kania sembari meraih gelas untuk membuat minuman.

"Ya jelas nyenyak dong kan di temani suami tercinta" Goda Bunda berhasil membuat pipi Kania memerah.

"Apa sih Bunda, nggak lucu deh!!" Kania mengerucutkan bibirnya yang berwarna pink alami itu.

"Oh ya, Kakak mana Bun?" Kania sama sekali belum melihat keberadaan Dania.

"Kakak kamu pergi joging katanya" Jawab Bunda.

"Bunda mau minum apa? Kania buatin sekalian ya?" Kania mulai menuangkan gula pada gelas di depannya.

"Tidak usah, buatkan untuk suamimu saja!! Kewajiban seorang istri itu memenuhi kebutuhan suami termasuk membuatkannya minum juga sudah tugas kamu sebagai istri!!"

Nasehat Bunda itu berhasil menyentil Kania. Pasalnya selama ini Alam yang selalu bangun lebih pagi untuk membuatkannya minuman dan sarapan. Kania juga memang memasak tapi tidak sesering Alam memasak untuknya.

"Iya Bunda, Kania ngerti" Kania langsung menambah satu gelas lagi untuk membuatkan Alam teh tawar hangat.

"Pagi semua!!" Alam sudah muncul di belakang Kania dengan rambutnya yang masih basah.

"Pagi!!" Jawab Bunda.

"Pagi banget mandinya Lam?" Bunda menatap Alam misterius.

"Iya Bun, sekalian karena setelah ini Alam mau ajak Kania ke suatu tempat" Kania langsung menatap tajam ke arah Alam. Karena pria itu tidak bicara apapun tentang rencananya itu.

"Kemana? Kok nggak bilang?" Tanya Kania dengan memelototi Alam.

"Kania, nggak baik ah kaya gitu sama suami. Sana kalian ngobrol aja dulu sambil nunggu sarapannya mateng. Nggak usah ribut-ribut!!" Kania sudah mati kutu jika Bunda sudah bersuara.

Kania membawa dua gelas teh di tangannya, berjalan ke arah taman belakang di ikuti Alam di belakangnya.

"Ini tehnya!!" Kania menyerahkan satu gelasnya untuk Alam.

"Makasih ya Dek" Alam tersenyum walau hanya mendapat perhatian kecil dari Alam.

"Mau kemana emangnya?" Ternyata Kania tidak lupa tujuannya mengajak Alam duduk berdua di taman.

"Rahasia" Ucap Alam sedikit berbisik.

"Nggak lucu deh!!"

"Pokoknya nanti kamu ikut Kakak ya, kita ke suatu tempat. Kakak sudah dari dulu ingin sekali menunjukkannya ke kamu. Tapi ternyata kamu pergi terlalu lama, dan baru saat ini Kakak punya kesempatan membawamu ke sana" Alam menyeruput teh dalam gelasnya.

"Apaan sih sok misterius banget deh!!" Gerutu Kania.

"Makasih ya Dek, kamu sudah selalu ingat kesukaan Kakak" Yang di maksud Alam adalah teh yang di buatkan Kania. Alam adalah pencinta teh tawar, jadi kebiasaan satu ini sudah mendarah daging bagi Alam. Dan Alam sangat bahagia karena Kania mengingat hal-hal kecil tentang Alam.

"Itu kebetulan aja!!" Jawab Kania mengelak namum justru membuat Alam tersenyum.

"Kakak semakin yakin jika di dalam hati kamu masih ada Kakak Dek"

"Dih pede banget sih" Cibir Kania lalu meninggalkan Alam yang sedang berbunga-bunga.

****

"Bunda Alam pergi dulu ya, lain kali Alam akan bawa Kania menginap di sini lagi" Setelah mereka selesai sarapan mereka berdua sepakat untuk langsung pergi ke tempat yang di janjikan Alam.

"Kania pamit ya Bun, salam buat Kakak. Maaf Kania nggak bisa tunggu Kakak pulang" Pesan Kania pada Bundanya.

"Iya nanti Bunda sampaikan, kalian hati-hati ya?" Bunda mengantarkan Kania sampai naik ke mobilnya.

"Da Bunda!!" Kania melambaikan tangannya pada Bundanya. Rasa sedih langsung menyerangnya saat melihat Bundanya berdiri seorang diri melihat kepergiannya.

"Sudah jangan sedih, kapan-kapan kita kesini lagi" Alam mengusap kepala Kania dengan lembut.

Setelah beberapa menit perjalanan Kania sedikit tau dengan jalan yang mereka lewati. Seperti tidak asing baginya. Alam juga masih diam belum mengucapkan apapun setelah mengusap kepalanya tadi.

"Masih lama nggak sih?" Tanya Kania penasaran.

"Sebentar lagi kok!!" Jawab Alam masih misterius.

Benar kata Alam karena tidak sampai lima menit Alam sudah menghentikan mobilnya di depan sebuah rumah yang tampak asing bagi Kania. Tapi tidak untuk tempat dan suasananya.

"Kamu masih ingat tempat ini kan Dek?" Ucap Alam setelah membukakan pintu mobil untuk Kania.

Kania mengangguk dengan ragu, dia tampak bingung karena banyak bangunan yang berubah hanya dalam tiga tahun. Termasuk rumah yang ada di depannya.

"Ayo masuk!!" Alam membuka pintu gerbang rumah itu dengan kunci yang di bawanya.

Kania menatap bingung pada Alam, kenapa kuncinya bisa berada di tangan Alam.

"Memangnya rumah siapa ini?" Batin Kania.

Kania masih diam pada tempatnya, tak kunjung menghampiri Alam yang sudah di dalam pekarangan rumah.

"Ayo masuk Dek!!" Alam kembali untuk meraih tangan Kania dam menuntunnya masuk ke dalam. Kania masih diam mengikuti Alam tanpa banyak bertanya.

Kania semakin bingung lagi karena Alam juga membuka pintu rumah itu dengan kunci ditangannya.

"Selamat datang di rumah kita Dek!!"

"Rumah kita?" Kania mengernyit kebingungan.

"Iya, ini rumah impian kamu. Kamu ingat kan dengan minimarket di samping itu? Dulu waktu kamu minta beli es krim di sana kamu sempat bilang, kalau kamu pingin beli tanah ini. Kamu pingin bikin rumah sederhana disini biar kamu bisa beli camilan kesukaan kamu di minimarket sebelah tanpa harus pergi jauh-jauh"

Kania berjalan menjauhi Alam, berjalan melihat-lihat interior rumah yang telah di bangun Alam itu. Tapi sebenarnya Kania hanya menyembunyikan air matanya yang sudah ingin terjatuh.

Alam membangun rumah ini untuk Kania, yang bahkan Kania sudah tidak mengingat keinginannya yang satu ini.

"Gimana Dek? Kamu suka? Kalau nggak suka kamu bisa kok ubah sesuai keinginan kamu"

"Oh ya, kita lihat ke dalam yuk. Di atas ada kamar kita dan kamar untuk anak-anak kita nantinya. Kamu mau lihat?" Alam sangat antusias menunjukan isi rumah itu.

"Kenapa kamu tunjukkin rumah ini ke aku?" Kania sudah tidak tahan lagi dengan ucapan Alam.

"Maksud kamu Dek? Rumah ini kan Kakak bangun untuk kamu, untuk kita hidup sama anak-anak kita Ya jelas Kakak kasih tunjuk ke kamu dong Dek" Alam merasa bingung dengan pertanyaan Kania itu.

"Kenapa kamu seyakin itu kalau aku bakalan terima kamu kembali? Masih ada 5 bulan lagi, dan itu pun belum tentu kita akan terus bersama. Jadi untuk apa kamu menunjukkan semua ini??"

Kania sudah tidak bisa menutupi air matanya lagi. Biarlah Alam melihat tangisannya kali ini. Yang jelas tindakan Alam ini sangat membuat Kania tidak nyaman.

Alam tergugu mendengar pernyataan Kania. Dia tidak tau harus menjawab apa. Tapi hatinya sangat sakit saat ini. Bahkan air mata yang sudah menumpuk di pelupuk mata Alam ingin sekali terjatuh seandainya saja Alam tak berpaling lalu menghapusnya.

"Apa sungguh tidak ada kesempatan untuk Kakak lagi Dek? Apa kesalahan Kakak ini sudah tidak bisa di maafkan lagi?" Alam melontarkan pertanyaan itu dengan membelakangi Kania.

"Aku tidak tau untuk kedepannya bagaimana, yang jelas untuk saat ini aku sangat ingin terlepas dari semua ini!!" Kania dapat dengan jelas melihat punggung tegap itu bergetar. Alam menangis di balik punggung itu.

Laki-laki yang dulu sangat dingin dan dengan tega mengkhianati cinta Kania, sekarang sampai menangis memohon cinta itu untuk kembali lagi.

-

-

-

-

-

Happy reading, jangan lupa tinggalkan like untuk mendukung karya ini ya. Terimakasih banyak😘

1
Sri Yuni
dr awal baca sdh meng-syedihh thor 😭
Intania Naj_Va
Luar biasa
Amelya Ratulangi
rata rata karya othor nihh kebanyakan perempuan BUCIN AKUT udh tau di sakitan masih aja mauu
Anda Suhanda
Luar biasa
Deasy Permadi Chen
bagus bgt
Ida Farida
Lumayan
Yeny Triwahyuni
Luar biasa
Fe
ahhhhh kania bodohhh
Fe
banyak typo namanya ya ketuker tuker
Kadek Murdiani
kenapa ga sama farel aja sih.
Hera
Luar biasa
Erwi Yanti
terlalu banyak iklan
Arie
Luar biasa
Soritua Silalahi
ga usah terlalu sering interaksi antara Dania dan alam. Krn akan menyebabkan salah paham apalagi Dania belum move on
Soritua Silalahi
biarkan qalqm membayar jesalahannyaa dgn mencintai kania dgn tulus seumur hidupnya
Soritua Silalahi
bukan sia sia Kania..klu dulu alam terpaksa klu skrg dgn penuh cinta
Soritua Silalahi
sedih banget jadi Kanianya
Siti Masitah
dah mati aj..kok egois x
Siti Masitah
bagus di cintai dri pd mencintai sendirian..
Siti Masitah
mokondo
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!