Arumi Larasati 24th, wanita cantik terlahir dari keluar sederhana, terpaksa menikah dengan Dion Erlangga 26th seorang pengusaha muda yang sangat sukses.
Mereka menikah karena perjodohan para kakek mereka, baik Arumi mau pun Dion tidak bisa menolak perjodohan tersebut.
Sikap Dion yang dingin dan acuh, bukan lah masalah untuk Arumi, Arumi tetap melayani suaminya itu dengan sepenuh hati, walau yang diperhatikan acuh tidak acuh kepadanya.
Hingga suatu hari Arumi mengetahui fakta, bahwa sikap dingin Dion itu hanya berlaku untuk dirinya, tidak untuk para sahabatnya.
Kini Arumi sadar, bahwa sang suami belum bisa menerima pernikahan mereka, dari pada menahan sakit lebih banyak lagi, Arumi memilih menyerah dalam pernikahannya.
Dan apakah Dion bisa menerima itu...?
Yukkk... kepoin cerita selanjutnya... ☺
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon devi oktavia_10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28
"Mommy.... Daddy..." teriak ke dua anak kembar itu berlari mengejar orang tuanya.
"Hati hati sayang, nanti jatuh." Dion dengan sigap menyongsong ke dua anak kembarnya itu.
"Hehehe... Daddy sama mommy kenapa lama sekali datangnya? " tanya Alexa dengan manja.
"Tadi Daddy sama mommy lagi ada kerjaan, sayang. Makanya datangnya terlambat." Dion memberi pengertian kepada anak kembarnya.
"Apa kalian berhasil bercocok tanam." sambar tuan Aditya yang baru turun dari lantai dua.
Blusss....
Wajah Arumi lansung bersemu merah mendengar ucapan frontal dari papa mertuanya itu.
"Berhasil dong, tunggu saja hasil panennya." celetuk Dion nggak kalah frontalnya, ingin sekali Arumi memukul bibir ceriwis suaminya itu, namun mana berani dia.
"Loh, Daddy sama mommy lagi nanam apa, kenapa kami nggak di ajak? " sahut Axel.
"Nanam bibit nanas, sayang. kalian nggak bisa ikut, nanti kena durinya, kasihan tangan mulus kalian nanti terluka." ucap Dion memberi alasan.
Sementara Nyonya Lia hanya geleng geleng kepala melihat kelakuan bapak dan anak itu.
"Sudah sudah, ngobrol aja, yukk... Kita makan malam dulu, keburu dingin nanti." tegur nyonya Lia.
"Haiii... Rum, jadi minta surat cerai nggak, aku siap loh menunggu janda mu, apa lagi sudah punya anak se lucu lucu mereka." goda Doni saat ke dua orang tua dan anak kembar itu sudah menjauh dari mereka.
Buggg....
"Jangan macam macam kau adik sialan." kesal Dion memukul bahu Doni
"Ihhsss...." ringis Doni menahan sakit di bahunya.
"Mas." kaget Arumi, dia tidak menyangka Dion segitu marahnya saat di candai sang adik.
"Astaga, gue bercanda doang kali." keluh Doni.
"Canda loe nggak bermutu." sungut Dion.
"Ayo sayang." ajak Doni merangkul pinggang sang istri, meninggalkan Doni yang kesakitan di belakangnya.
"Ck, bucin. Dulu aja di cuekin, giliran di tinggal frustasi, makanya bodoh jangan di pelihara." cibir Doni geleng geleng kepala melihat tingkah abangnya yang bucin itu.
"Mom, jalan mommy kok gitu, mommy sakit ya." tanya polos Alexa menatap mommy nya jalan yang sedikit berbeda dari biasanya.
Axel pun reflek melihat ke arah sang mommy, dengan wajah khawatirnya.
"Ehhh..." kaget Arumi sedikit salah tingkah, karena tidak menyangka sang putri sampai sedetail itu memperhatikannya.
"Mommy kenapa? " Axel pun ikut khawatir.
Sementara mertua Arumi hanya tersenyum simpul melihat wajah panik Arumi, Doni pun hampir terbahak mendengar pertanyaan ponakannya itu.
"Astaga, anak ini." gumam Dion ikut kelabakan, tapi berusaha untuk terlihat tenang.
"Ahh... I-itu, tadi mommy sedikit keseleo, tapi nggak apa apa kok." alasan Arumi tersenyum simpul.
"Ohhh... Gara gara bercocok tanam ya mommy." celetuk Alexa.
Arumi melotot mendengar ucapan sang anak, sementara yang lain sudah menunduk dan pura pura sibuk dengan kegiatan mereka masing masing, sungguh mereka ingin tertawa lepas, tapi tidak tega dengan Arumi.
"Lain kali mommy harus hati hati ya, boleh bercocok tanam, tapi perhatikan keadaan mommy, jangan sampai keseleo lagi ya mom." nasehat Axel sok dewasa.
"Ahhh... I-iya sayang, lain kali mommy akan lebih hati hati." gugup Arumi.
"Lain kali mommy kalian nggak usah di izinkan bercocok tanam lagi Xa, lihat lah, mommy kalian juga sampai di gigit nyamuk besar, sampai merah merah kaya gitu lehernya." Doni ikut mengompori keonakannya itu.
"Iya mom, nanti mommy nggak usah bercocok tanam lagi, dari pada mommy menderita, biar Daddy saja yang bercocok tanam sendirian." sahut Alexa menyetujui ucapan omnya itu.
Dion meradang mendengar celetukan adiknya itu, ingin sekali dia memukul tengkuk sang adik, tapi tidak mungkin dia lakukan di depan anak anaknya.
Sementara Doni tersenyum miring ke arah sang abang, dan menaikan sebelah alisnya.
"Mampus loe bang, tunggu balasan gue." gumam Doni dalam hati.
Tuan Aditya hanya geleng geleng kepala melihat ke usilan anak ke duanya itu.
"Yuk... Maka sayang, kalian mau makan pakai lauk apa? " tanya Nyonya Lia mengalihkan si kembar.
"Aku mau sop ayam saja nek, tambah telor balado nya ya." pinta Alexa.
"Aku mau opor ayam aja nek, tambah tahunya." pinta Axel.
Sementara di tempat lain.
Nyonya Ningsih duduk termenung dengan wajah kesalnya.
"Ma." panggil Wulan, dia masuk ke dalam rumah membaca salam, tapi tidak ada yang menyahut, dia pikir nggak ada orang di rumah, ehh... Ternyata ada sang mama yang sedang asik melamun.
"Ma, kok bengong sih." tanya Wulan menggoyang lengan sang mama.
"Ehh... Astaga. Kamu bikin mama kaget saja, Lan." kaget nyonya Ningsih mengusap dadanya.
"Habis mama di panggil panggil malah nggak nyaut, lagi mikirin apa sih? " kekeh Wulan.
"Huu.... " nyonya Ningsih membuang nafasnya kesal.
"Ada apa sih? " tanya Wulan lagi.
"Tadi mama ke mall, ehh... nggak sengaja mama ketemu jeng Lia bersama cucu cucunya..... " mengalir lah cerita nyonya Ningsih saat melihat nyonya Wulan di mall tadi.
"Mama nggak menghampiri tante Lia? " tanya Wulan.
"Nggak lah, malas amat, dia lagi senang menemani cucu cucunya itu bermain." ketua nyonya Ningsih.
"Ada menantunya juga? seperti apa sih orangnya, cantik nggak? " kepo Wulan.
"Mama nggak lihat, cuma yang mama Lihat anak bungsunya, si Yasmin." ketus nyonya Ningsih.
Wulan hanya mengangguk dan entah apa yang dia pikirkan saat ini.
"Ya sudah ma, klau gitu aku mau bersih bersih dulu." izin Wulan.
Nyonya Ningsih hanya mengangguk tak bersemangat.
Wulan menghempaskan badannya di kasur, dan menatap langit langit kamarnya dengan tatapan kosong.
"Haaa... Apa aku nggak punya harapan sedikit aja." gumam Wulan.
"Ahhh... Sudah lah, lebih baik berendam dari ada mikirin yang bikin panas kepala." ujar Wulan bangkit dari kasur, lalu masuk ke dalam kamar mandi.
"Kamu nya aja yang terlalu terobsesi ingin punya menantu kaya raya, sudah tau dari dulu si Dion itu sangat mencintai istrinya, kamu jodoh jodohkan anak mu sama dia, kan klau sudah begini kan jadi repot." kesal tuan Darmawan.
"Ya namanya usaha apa salahnya." sahut nyonya Ningsih nggak mau di salahkan.
"Usaha sih usaha, tapi jangan sama yang udah punya istri bodoh, klau anak kamu yang di balik jadi istri si Dion itu, kamu mau suaminya di jodohkan sama wanita lain, lalu cucu cucu kamu nggak punya bapak?! " kesal tuan Darmawan.
"Ya nggak lah, enak aja! " kesal nyonya Ningsih.
"Nah itu juga yang di rasakan istrinya si Dion itu, awas kamu ya, jangan menghasut Wulan yang nggak nggak, jangan sampai dia menjadi duri di dalam rumah tangga orang lain." peringat tuan Darmawan.
"Iya iya, papa bawel deh." kesal nyonya Ningsih.
"Saya bawel saja kamu bertingkah, apa lagi saya diam, kamu jadi kan apa anak gadis mu itu." sungut tuan Darmawan meninggalkan sang istri sambil menggerutu dalam hati.
"Ini nih, akibat terlalu melihat ke atas, jadi lupa sama pijakan." gumam tuan Darmawan.
Bersambung...
Haiii.... Jangan lupa like komen dan vote ya.... 😘😘😘
seru ini Thor jarang jarang ada
boleh dong di munculin karakter baru yg suka ma Arumi biar Dion merasakan rasanya ada ganguan kecil
pak darmawan hrs trs ngawasi wulan biar ga jg ulet bulu gara" pengaruh istrimu
salah sndiri... bego dipiara...
arumi pst malu bgt....udh mh jlan'ny ky pinguin,trs lhernya d ggit nyamuk gd pula...../Facepalm//Facepalm//Facepalm/
tpi dgn perempuan lain... yg ktanya sahabat bisa bersikap lmbut dan mesra...