NovelToon NovelToon
Suamiku Kau Rebut, Kudapatkan Papamu

Suamiku Kau Rebut, Kudapatkan Papamu

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / Selingkuh
Popularitas:8.5k
Nilai: 5
Nama Author: Hasna_Ramarta

WA 089520229628

Sebuah kisah tentang seorang istri yang dikhianati suami juga sahabat baiknya sendiri. Yuk mampir biar karya ini ramai kayak pasar global.

Karya ini merupakan karya Author di akun lain, yang gagal retensi. Dan kini Author alihkan di akun Hasna_Ramarta. Jadi, jika kalian pernah membaca dan merasa kisahnya sama, mungkin itu karya saya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hasna_Ramarta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 4 Aku Tidak Akan Menceraikanmu

    "Mama!" Bima mendesis pelan, dia begitu terkejut dan pias. Tapi tidak dengan Mira, di belakang tubuh Bima, dia tersenyum puas sembari mengusap perutnya lembut.

    "Begini kelakuan kamu di belakang istrimu? Kamu tega berkhianat bersama sahabat istrimu sendiri. Kalian sungguh tega." Bu Jeny membela Sauza karena dia tahu siapa yang salah.

    "Mama, dengar dulu penjelasan aku. Aku dan Mira tidak ada hubungan apa-apa selain kerja sama dengan perusahaan tempat dia bekerja."

   "Kenapa sih Mas, bukannya jujur saja. Kita ini menjalin hubungan khusus, bahkan dari hubungan itu kini kita sebentar lagi akan diberi momongan. Tidak seperti Sauza yang pernah kamu bilang kalau Sauza belum hamil-hamil karena dia mandul," sela Mira membuat Sauza dan Bu Jeny serta Jamal ikut kaget dan meradang.

    Sauza berontak dan melepaskan diri dari cengkraman Bu Jeny, dia berusaha meraih kemeja Mira dan menariknya.

    "Diam kamu pelacur. Sehina itu harga dirimu sampai rela hamil dengan suami orang?" cetus Sauza dengan emosi. Sauza sudah tidak bisa menyembunyikan lagi amarahnya, dia tidak rela dikhianati seperti ini. Ini sungguh menyakitkan.

    Terlebih saat Mira menyebutkan bahwa ia kini hamil, perasaan Sauza sangat hancur.

    "Tega kalian, kalian pengkhianat." Sauza kembali berpekik tidak percaya.

   "Aku memang sudah hamil dan rencananya kami sebentar lagi akan menikah. Kamu terima saja, bukankah kamu mandul?" Mira tidak segan-segan meledek Sauza.

    "Diam kau perempuan! Jangan hina iparku. Pergi kamu dari sini! Kami muak berdekatan dengan pelacur dan pengkhianat seperti kamu. Pergi!" usir Jamal, tidak terima Sauza dihina dan diejek oleh Mira.

    Bima memberi kode supaya Mira pulang dan kembali, karena kondisinya semakin memanas. Mira dengan terpaksa pergi dengan muka kecewa.

   "Ya ampun, Bima. Perempuan seperti itu yang kamu dapatkan setelah berkhianat dari istrimu? Mama tidak melihat kebaikan dari perempuan itu setelah dia berani mengata-ngatai Sauza mandul. Sauza tidak mandul, hanya kamunya saja memang seorang pengkhianat. Mama tidak rela kamu khianati Sauza."

      Bu Jeny memarahi Bima setelah Mira pergi. Sementara itu tubuh Sauza yang sudah dirangkul Bu Jeny, kini merosot dan pingsan.

    "Mal, Sauza pingsan. Tolong bantu Mama, ini sangat berat." Bu Jeny menahan pinggang Sauza yang hampir melorot ke lantai karena kesadarannya hilang. Jamal sigap menangkap tubuh Sauza. Bima yang masih terkejut dan pias atas kedatangan mama dan adiknya ikut membantu, sekilas dia nampak menyesal melihat keadaan Sauza seperti itu.

    Sauza segera dibawa ke dalam kamar Bima dan dibaringkan. Jamal keluar kamar dan sibuk membuat air teh manis yang rendah gula untuk Sauza jika nanti ia sadar. Tidak lupa Jamal meraih minyak kayu putih dari dalam kotak P3K.

     "Ma, ini minyak kayu putihnya. Oles didekat hidung Sauza." Jamal memberikan minyak kayu putih itu pada Bu Jeny.

     "Menyingkirlah, biar aku yang mengoleskan minyak kayu putih ini di hidung Sauza," cegah Bima merebut minyak kayu putih yang akan diberikan Jamal pada Bu Jeny.

    "Jangan pura-pura perhatian Bima. Setelah Sauza seperti ini, kamu merasa khawatir dan panik. Kamu sungguh tega telah menyakiti hati Sauza." Bima hanya diam saja mendapat omelan dari mamanya, karena memang dia salah.

      "Kamu tidak ingat, dulu betapa besar pengorbanan kedua orang tua Sauza saat mengorbankan nyawa hanya demi menghalangi mobil kita supaya tidak kecelakaan dan masuk jurang? Tapi balasan kamu seperti ini. Jika orang tua Sauza tidak berkorban, mama yakin Sauza tidak akan menderita seperti ini, dan dia pasti masih memiliki orang tua untuk berlindung. Sekarang kamu tega menyakitinya, lalu kepada siapa dia minta pembelaan dan perlindungan kalau bukan sama kamu. Tapi kamu sungguh tega."

     Bu Jeny kembali merutuk dan sengaja menepis tubuh Bima yang akan mendekati Sauza.

    Satu jam kemudian, Sauza mulai bergerak dan sadar, tangannya meraba-raba. Dengan berat matanya mulai terbuka. Bima segera menghampiri Sauza.

     "Ma, Bima mohon, Mama dan Jamal keluar dulu. Bima mau bicara baik-baik dengan Sauza. Bima akan membujuknya dan meminta maaf. Tolong, Ma. Kasih Bima kesempatan. Lagipula ini sudah malam, kalian lebih baik pulang saja, besok pagi bisa datang lagi ke sini." Bima berusaha meminta pengertian Bu Jeny dan Jamal adiknya.

     "Kamu yakin tidak akan berbuat kasar pada istrimu? Baiklah kami keluar, kamu bicara baik-baik dan selesaikan masalah kalian. Tapi ingat, jangan sampai kamu ceraikan Sauza. Kamu harus akhiri hubungan kamu dengan perempuan itu, tidak peduli dia hamil. Jangan-jangan dia hamil bohongan hanya untuk menyakiti Sauza."

     Setelah mengatakan itu, Bu Jeny keluar kamar dan membiarkan Bima bicara dengan Sauza.

     Setelah, mama dan adiknya keluar, Bima mendekati Sauza dan duduk di bibir ranjang, lalu mengusap kepala Sauza lembut seolah sedang menumpahkan penyesalannya.

     "Za, aku minta maaf. Aku salah, aku sudah mengkhianati kamu. Kita perbaiki hubungan kita lagi. Aku sungguh menyesal, Za," ucap Bima seraya meremas jemari Sauza.

     Perlahan tetes air mata itu mulai menuruni pipi Sauza, dia semakin sakit hati saat dengan gampangnya Bima mengucap maaf dan kata sesal. Isak tangis Sauza mulai terdengar.

     "Apakah benar semua yang dikatakan perempuan itu, kalau kamu bilang bahwa aku mandul dan dia kini sedang hamil?" Sauza memberanikan diri bertanya dengan suara yang bergetar, tapi tidak terdengar emosi seperti tadi di teras rumah.

     Bima diam, wajahnya sekilas gelisah dan tidak berani menatap Sauza. Sauza mengawasi gerak-gerik suaminya dan dia tahu arti dari kegelisahan yang ditunjukkan suaminya itu.

     "Ceraikan aku, Mas. Pilihlah dia, karena dia sudah mengandung anakmu." Bima sejenak tersentak dan tidak percaya dengan apa yang diucapkan Sauza.

     "Tidak, aku tidak akan menceraikanmu. Tetaplah di sampingku. Aku akan segera selesaikan masalahku dengan Mira, tapi setelah dia melahirkan. Aku mohon, kamu jangan meminta cerai dariku. Aku mencintaimu, Za. Aku dan Mira hanya khilaf, Mira duluan yang selalu datang menggoda aku lewat pesan WA," ujarnya membuat Sauza terbelalak.

     "Tapi kamu menikmatinya, kan, Mas? Kalau kamu memang mencintai aku, maka kamu tidak akan mudah tergoda dengan Mira jika memang ia benar-benar menggoda kamu. Kamu dan Mira sama saja, kalian memang watak pengkhianat," pekik Sauza untuk terakhir kalinya. Karena setelah ini dia akan bulat memutuskan bercerai dari Bima dan pergi jauh.

      "Tapi, aku mencintai kamu, Za. Jadi, aku mohon jangan meminta berpisah dariku." Bima memohon dan meremas tangan Sauza. Tapi Sauza menepisnya cepat.

     "Tapi, mengapa kamu khianati aku, Mas? Apa salahku? Aku sudah berusaha menjadi istri yang baik dengan menuruti semua permintaanmu. Aku rela keluar dari pekerjaanku demi berbakti sama kamu, mengurus kamu dan rumah ini."

    "Kalau kamu mencintai aku, kamu tidak akan tega berkhianat dengan sahabatku sendiri dengan alasan aku belum hamil, kamu justru bilang sama pelacur itu kalau aku mandul. Kamu tega, Mas. Padahal pernikahan kita baru mau tiga tahun, tapi kamu tuding aku mandul." Isak tangis Sauza kembali terdengar dan memilukan.

     "Maafkan aku, aku khilaf. Aku akan berusaha adil padamu dan Mi ...."

    "Cukup, jangan ucapkan nama perempuan itu di depanku. Sekarang lebih baik kabulkan permintaan aku. Aku hanya ingin kamu ceraikan aku," tegas Sauza sembari memalingkan muka ke arah lain tanda sudah muak menatap Bima.

     "Silahkan saja kamu meminta cerai, aku tetap tidak akan menceraikanmu." Bima menolak permintaan Sauza. Sementara Sauza hanya diam dan sibuk menyeka air matanya yang sejak tadi turun.

    "Kamu tidak mungkin sungguh-sungguh meminta cerai dariku, Za. Karena aku tahu, kamu tidak punya apa-apa dan siapa-siapa. Jadi bertahanlah denganku. Sampai kapanpun kamu akan jadi istriku." Bima bertekad.

     Sementara itu di luar kamar Bima, Bu Jeny dan Jamal memutuskan kembali ke rumah, setelah dari dalam kamar Bima tidak terjadi pertengkaran. Sepertinya Sauza berhasil dibujuk oleh Bima dan mereka sudah baikan. Bu Jeny dan Jamal menduga masalah mereka sementara selesai malam ini.

      "Kita pulang saja, besok pagi kita datang kembali." Bu Jeny memutuskan pulang mengajak Jamal.

     Malampun kian larut. Bima dan Sauza ikut larut dalam dekapan malam. Bima yang sejak tadi berusaha memeluk Sauza, tapi gagal dan mengalah karena Sauza menepis pelukan Bima yang memang selalu dia rindukan, tapi kini tidak lagi. Sauza mulai jijik dan enggan bersentuhan dengan Bima.

***

    

1
Mrs.Riozelino Fernandez
waaaah apa ini😨😨😨😨
kenapa bisa seperti itu???
lebih baik berobat pak Kendra...
Sunaryati
Semoga Pak Kendra sembuh bersamaan dengan datangnya cinta Sauza, jadi sama- sama menikmati dan bisa mendapat momongan
cinta semu
bongkar sampai habis aib Mira & Bima ...biar mereka malu setengah hidup😂😁
cinta semu
Mira kena mental 😂😁
Nasir: Hehheheheh
total 1 replies
cinta semu
ahayyy ...perang di mulai ...pasti tatapan mereka kayak gencatan senjata perang ...jangan tanya siapa yg menang ya ...sauza lah😁😂😁😂
cinta semu
kalang kabut tapi masih aja kekepin,mira pemulung laki orang ..
cinta semu
ya jijik lah ..sauza di peluk sm suami yg sudah menghamili Mira si pemulung laki orang
cinta semu
awal baca aja ..dah penuh curiga ...kayak ny ni laki kebanyakan tingkah dech
Mrs.Riozelino Fernandez
mantan mertua...
Nasir: Iya betul. Heheheh....
total 1 replies
Sunaryati
Itulah jika tidak bersyukur dan tidak setia, menyesal pun tak ada gunanya , perbaiki diri. Kau sudah menolong Sauza dari kejahatan Mira. Tekadmu sudah benar Sauza berusaha mencintai Pak Kendra suamimu, semoga bab besok sudah ada kabar baik darimu, kecebong Pak Kendra telah tumbuh. Kutunggu kehancuran Mira.
Nasir: Wkwkwkkwk
total 1 replies
Galuh Setya
bagus sauza mending diceritain skrg drpd nt jadi bumeranv
Mrs.Riozelino Fernandez
ntar kamu bakalan dapat adik dari Sauza lho Mira 😆😆😆😆
Mrs.Riozelino Fernandez
panas...??? panas...??? ya panas lah...
🤣🤣🤣🤣
Ari Randz
awas serangan jantung duo pengkhianat /Grin//Grin//Grin//Grin/
Sunaryati: Nah Pak Kendra anda akan tahu tabiat anak dan menantimu, kejutan yang tak anda bayangkan sebelumnya
total 1 replies
Mrs.Riozelino Fernandez
semoga kamu punya anak dengan pak Kendra,biar nyahok tuh si Bima
Sunaryati
Ayo siap - siap ketemu ibu sambung jangan shok , ya. Bagaimana ya reaksi Pak Kendra jika menantunya mantan suami Sauza, istrinya sekarang?
Rizky Tria
bener kata" Mira kalau Sauza dipelihara om" berduit, dan om itu adalah papa mu.. awas Mira shock, siap" ambulance 🤭🤭
Sunaryati
Ya tak lama setelah nikah nanti segera mengandung bayi laki-laki
Sunaryati
Ikhlas serahkan dirimu sepenuhnya Sauza, kau akan mendapatkan perlakuan perhatian dan perlindungan istimewa dari suamimu. Mulai sekarang rubahlah panggilan pada suamimu, yang lebih mesra dan manja.
Mira kau tak berkaca siapa dirimu, berapa lama jadi simpanan Bima, sebelum hamil kau dengan siapa?
Ukur baju orang lain jangan dengan ukuran tubuhmu, ya! Kau ingin memanasi Sauza, kan. Kutunggu, dengan setia.
Sunaryati
Nah gitu Sauza semoga lukamu segera terobati, hidup bahagia dan dapat momongan cowok. Hilang dendam hidup Damai. Saya yakin mantan suamimu sangat menyesal apalagi jika ternyata Mira hamil bukan anaknya, semakin seru aku akan puas.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!