NovelToon NovelToon
Perjalanan Menggulingkan Kaisar Langit

Perjalanan Menggulingkan Kaisar Langit

Status: tamat
Genre:Tamat / Fantasi Timur
Popularitas:5M
Nilai: 4.7
Nama Author: Rahmat Kurniawan

Dibuang karena Ramalan ... Kembali karena Dendam.

Novel ini mengisahkan tentang seorang putra dari Kaisar Langit yang hendak dibunuh oleh ayahnya sendiri karena suatu ramalan. Beruntung, sebelum anak itu berhasil di bunuh, dia di bawa pergi oleh seorang pria tua dan menyembunyikannya di alam Tengah.

Zhang Ziyi namanya...

Hari-hari dia lalui dengan penuh kemalangan dan kesialan. Hingga pada suatu ketika, kesialan itu membawa dia pada sebuah goa, dimana di situlah keberuntungannya ia temukan. Dari situ pula lah dimulainya suatu perjalanan. Perjalanan Menjadi Yang Terkuat Diantara Yang Terkuat... Perjalanan Menggulingkan Kaisar Langit....

"Aku Zhang Ziyi... Seorang Putra dari Kaisar Langit, akan kembali ke alam atas... Menemui kaisar langit dan Menggulingkan Kaisar Langit... Mereka yang menghalangi jalanku, akan ku tebas dengan Pedang Naga Langit!!" ~Zhang Ziyi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rahmat Kurniawan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ch. 22 ~ Menghancurkan Kultivasi

"Kemana perginya pak tua itu?!" Zhang Ziyi bergumam kala tak menemukan keberadaan Zhang Wui.

Pandangannya menilik sekitar, namun tak kunjung dia temukan keberadaan lelaki tersebut.

"Hmm, Paman mau bermain petak umpet yah! Baiklah, akan ku cari paman... Berhati-hatilah paman!" Zhang Ziyi sengaja mengeraskan suaranya. Pemuda itu yakin, bahwa Zhang Wui belum jauh dari sana. Mengingat pria itu tengah mengalami luka serius setelah bertarung melawan dua penatua sebelumnya. Sehingga tidak menutup kemungkinan kan dia akan mendengar ucapannya barusan.

Zhang Ziyi kemudian menghilang dari sana.

***

Zhang Wui yang melihat Zhang Ziyi muncul di balik rimbunan siluet pohon yang di sinari cahaya perak sang rembulan, menampakkan raut wajah buruk.

"Sial! Kenapa anak itu harus muncul!" Zhang Wui segera memeriksa saku bajunya, berharap masih ada sisa pil di sana. Beruntung masih terdapat 5 pil tingkat rendah di sakunya. Segera dia menelan 5 pil itu sekaligus, setelahnya menyingkir dari tempat itu.

Dengan keadaan yang lemah, Zhang Wui tetap memaksakan untuk berjalan. Namun entah mengapa semakin dia berjalan, semakin berat pula tubuhnya. Cukup jauh ia melangkah, hingga akhirnya dia ambruk di tanah.

"Uhuk!"

Zhang Wui kembali terbatuk-batuk. Juga darah segar berhasil lolos bersamaan dengan keluarnya batuk tersebut.

"Sial!" Zhang Ziyi mengumpat tanpa alasan.

Melihat batang pohon besar di dekatnya, Zhang Wui pun mulai merangkak ke arah batang pohon tersebut. Meski sedikit kesusahan, namun pria itu akhirnya sampai juga pada batang pohon besar.

Deru nafasnya turun naik cepat. Berusaha untuk duduk bersila, walau terasa sakit, namun tetap dia paksakan. Setelah berhasil, Zhang Wui kemudian mulai menyerap energi alam, guna memulihkan kondisi tubuhnya. Dikarenakan energi Qi nya saat itu juga kian menipis, sehingga tak memungkinkan baginya untuk memulihkan diri menggunakan Qi.

Selang beberapa saat, tak ada yang mengganggunya membuat Zhang Wui menghela napas lega. Zhang Wui sendiri merasa sedikit aneh kala tak merasakan tanda-tanda keberadaan seseorang pun. Bahkan ia sempat memeriksa aura sekitar, takutnya ada Zhang Ziyi di sana. Namun lama dia memeriksa dengan menggunakan domainnya, namun tetap tak di temukan keberadaan anak itu.

"Aneh! Apakah keberadaan ku ini terlalu tersembunyi, sehingga Zhang Ziyi tak menemukan ku? Ataukah karena dia tak lagi berniat mengejar-ku dan memilih untuk kembali ke klan?" Zhang Wui mulai menerka-nerka akan mengapa sampai saat ini Zhang Ziyi belum menemukannya.

Memilih untuk tak menghiraukan itu, Zhang Wui kemudian kembali melanjutkan kultivasinya.

"Oi, paman! Bukannya senang aku tidak mengejar-mu, kau malah berharap aku mengejar-mu! ... Aneh!?"

Suara Zhang Ziyi tiba-tiba saja terdengar dengan begitu jelas. Sontak, Zhang Wui langsung menghentikan aksi kultivasi nya. Menoleh ke samping kanan, dimana Zhang Ziyi dapat lelaki itu lihat tengah berdiri sembari menyandarkan bahunya pada batang pohon.

Kontan, tubuh lelaki itu langsung bereaksi tanpa kehendak. Bagaikan melihat Dewa kematian, begitulah yang di rasa Zhang Wui saat itu.

Kaki Zhang Wui menendang-nendang tanah, berusaha untuk menghindar dari sana. Sementara Zhang Ziyi, kini mulai beranjak. Pedang Naga Langit di pikul di bahunya.

Bertambah takut pula Zhang Wui melihat pemuda itu yang bergerak ke arahnya. Keringat dingin bercucuran di pelipis hingga seluruh tubuh lelaki itu. Raut wajahnya pun menyiratkan sebuah kegentaran yang teramat sangat.

Mendadak tertawa Zhang Ziyi kala melihat raut wajah Zhang Wui.

"Hahaha! Paman, kenapa wajahmu begitu lucu!"

Mendengar itu, Zhang Wui menjadi sedikit salah tingkah. Namun dia tak menyadari wajahnya pun bertambah lucu kala itu.

Setelah puas dengan tawanya, Zhang Ziyi kemudian mendekati Zhang Wui.

"A-apa yang akan kau lakukan?" Zhang Wui semakin khawatir dan tentu saja panik dibuat anak itu.

"Kau tenang saja, paman. Aku hanya ingin bermain-main sebentar dengan mu!"

Zhang Ziyi kemudian menginjak keras kaki Zhang Wui. Sontak saja, Teriakan kesakitan keluar dari mulut Zhang Wui. Lelaki itu merasa seolah-olah tulang kakinya yang remuk.

Setelah puas dengan kaki, Zhang Ziyi kemudian beralih ke arah Lengan Zhang Wui. Saat hendak memotongnya, mendadak tangan seseorang menghentikan aksinya.

"Hentikan Zhang'er!"

Zhang Ziyi menoleh asal suara. Ayahnya, Zhang Mao dapat dia lihat di sampingnya dengan tangan yang memegangi lengannya.

"Ayah! Bagaimana kau bisa menemukanku?"

"Itu tidak penting ... Yang terpenting adalah, kau harus menghentikan aksiku dulu!" balas Zhang Mao.

Terdiam sesaat, Zhang Ziyi kemudian menurunkan pedangnya dengan kesal.

Zhang Mao kemudian beralih ke arah Zhang Wui. Dia memeriksa kondisi laki-laki itu. Beberapa saat, Zhang Mao mengerutkan kening, lalu menoleh ke arah Zhang Ziyi.

"Ziyi'er, Kau yang melakukan ini?" tanya Zhang Mao dengan penuh selidik.

"Bukan aku pelakunya!" Zhang Ziyi berkata jujur.

"Ziyi'er, jangan berbohong!"

"Benar ayah ... Aku tidak melakukannya!"

Meski Zhang Ziyi berusaha meyakinkan ayahnya, namun Zhang Mao masih tetap tak percaya.

"Tidak, Mao! Zhang Ziyi memang yang telah membuatku seperti ini!"

Zhang Ziyi mengernyit mendengar perkataan Zhang Wui barusan.

"Apakah kau pikun Pak Tua?! Jelas-jelas yang membuatmu seperti ini adalah dua penatua itu!"

Zhang Ziyi membela diri. Memang benar apa yang di kata Zhang Ziyi barusan. Bukan dia yang menyebabkan Zhang Wui terluka parah seperti itu, melainkan luka tersebut pria tua itu dapat dari pertarungannya bersama dua penatua klan Zhang.

Zhang Mao bimbang, antara percaya dan tidak. Pasalnya bukan hanya Zhang Wui yang dia temukan dalam keadaan terluka, melainkan lima orang penatua klan juga tergeletak tak bernyawa. Terakhir, dia menemukan Zhang Ziyi yang tengah mengarahkan pedang, hendak membunuh Zhang Wui.

Di sisi lain, dia juga tidak begitu yakin jika Zhang Ziyi yang melakukannya.

"Sulit dimengerti!" ucap Zhang Mao. "Sudahlah, mari kita kembali ke sekte!!"

Zhang Mao kemudian mendekati Zhang Wui. Lelaki itu berniat membantu saudaranya berdiri.

"Ayah... Berhenti!!"

Zhang Ziyi langsung menghentikan ayahnya. Nampaknya pemuda itu tak ikhlas ayahnya membatu Zhang Wui.

"Ada apa, Ziyi'er!"

"Ayah! Untuk apa kau membantu orang ini! Lebih baik dia mati saja!" Zhang Ziyi berkata ketus. Tak sudi pemuda itu ayahnya menolong orang yang selama ini mempermalukannya.

"Ziyi'er, biar bagaimana pun, Zhang Wui ini tetaplah pamanmu! Tidak baik bersikap seperti itu!"

"Ayah! Apakah kau tak ingat, apa yang pernah di lakukan pria ini, dahulu!" Zhang Ziyi berkata dengan intonasi meninggi.

Cukup lama bagi Zhang Mao untuk meyakinkan anaknya itu. Selang beberapa saat, Zhang Ziyi akhirnya mau dia menolong Zhang Wui.

Meski begitu, sebelum Zhang Mao memapah Zhang Wui, Zhang Ziyi lebih dulu mendekati pria itu. Energi Qi terlihat menyelimuti tangannya yang terkepal.

"Kau bisa menolongnya, asalkan pria ini tak bisa berkultivasi untuk selama-lamanya,... Ya, hukuman ini rasanya setimpal dengan apa yang di lakukan pak tua ini dahulu terhadapmu!" ucap Zhang Ziyi yakin.

Terbelalak mata Zhang Mao. Dia tak menyangka dengan sikap yang di tunjukan Zhang Ziyi barusan.

"Ziyi'er, apa yang kau lakukan! Hentikan!!"

"Tidak, ayah!"

Tanpa berlama-lama, Zhang Ziyi langsung mengarahkan tangannya ke arah pusar Zhang Wui.

Zhang Wui panik dan berusaha mencegah Zhang Ziyi melakukan tindakan nya.

"Ti-tidak... Jangan! Pemuda sampah, hentikan!"

Whush!

"Aargghh!"

1
Ale Handro
hfhlff
Ale Handro
fifiii
Ale Handro
fifi
Ale Handro
ifif
Ale Handro
riur
Ale Handro
ifit
Ale Handro
jfufu
Ale Handro
itit
Ale Handro
gfhgf
Ale Handro
ffjff
Ale Handro
lhfljfh
Ale Handro
uryffgy
Ale Handro
jfhfjfj
Ale Handro
jdhdhf
Ale Handro
xhhxxj
Ale Handro
jfidi
Ale Handro
fjhfu
Ale Handro
fufuu
Ale Handro
ifhdjdxh
Ale Handro
udhfud
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!