Alettha gadis 16 tahun yang kini duduk di bangku kelas 2 SMA itu nampak diam termenung, wajah cantiknya masih terlihat kesedihan yang mendalam.
Kehilangan Ayahnya membuat gadis itu begitu frustasi dan begitu sedih, belum lagi semua aset kekayaan ayahnya kini sudah di ambil alih oleh orang orang yang tidak bertanggung jawab.
Alettha Kinaya Ayu, harus meneruskan hidup nya berapa dengan ibu tiri dan kakak tiri nya yang kurang menyukai nya itu, entah apa yang akan terjadi pada gadis malang itu.
Yuk mampir di cerita pertama ku semoga kalian suka❤️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lembayung Senjaku, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kembali Nya Masa Lalu
Arsya memantulkan bolpoin di atas meja beberapa kali, pemuda itu nampak diam memikirkan sesuatu yang membuat nya tidak fokus berada di kantor saat ini.
Tok Tok Tok
" Permisi pak". Sherly sekertaris pribadi Arsya meminta izin untuk masuk.
Arsya hanya menatap nya sekilas membuat Sherly mengerti kemudian langsung masuk dan menyodorkannya beberapa berkas yang harus dia tanda tangani.
Arsya dengan membaca setiap berkas yang di bawa Sherly setelah segera menandatangani dan menyodorkannya kembali.
" Maaf pak Arsya, untuk meeting dengan pak Dedy siang ini apa mau di majukan saja karena tidak ada jadwal di kantor?".
" Urus saja Sherly, saya ingin pulang jam makan siang. Kamu ajak bagian DhD untuk bantu kamu, kepala saya pusing." Ucap Arsya berkilah.
Sherly hanya mengganguk kemudian pamit pergi meninggalkan Arsya yang diam.
" Kenapa pria gila itu terus menganggu ku, benar benar menyebalkan." Gumam Arsya melempar bolpoin nya sembarang arah.
Pikirannya berkelan jauh membayang dirinya dengan Alettha semalam, dia benar benar seperti remaja yang sedang jatuh cinta. Arsya mengacak rambut nya kesal.
" Akh.., menyebalkan sekali, kenapa aku terus teringat gadis menyebalkan itu."
Arsya menatap jam di tangan nya yang menuju kan pukul 11.35 siang.
" Sebaiknya aku pulang saja, bisa gila aku di kantor sedangkan pikiran ku berkelan jauh entah kemana."
Arsya beranjak pergi meninggalkan kursi kebesarannya dengan kesal, beberapa karyawan menyapa nya dengan rama namun hanya tatapan tajam dan dingin yang mereka dapatkan.
Meski begitu mereka tetap menyapa Arsya dan berusaha mencari perhatian CEO muda di perusahaan mereka itu, ketampanan Arsya menggalah sikap dingin dan arogan nya itu.
" Selamat siang pak, apa bapak ingin bertemu dengan klien?. Biar saya antar.." Gumam seorang supir pada Arsya yang hendak pergi.
" Tidak perlu, saya ingin pulang kerumah. Berikan kunci mobil ku?." Gumam Arsya dingin.
" Baik pak, silakan." Setelah menyerahkan kunci mobil nya supir itu segera membukakan pintu mobil untuk Arsya.
Arsya segera beranjak pergi meninggalkan perusahan milik keluarga nya itu. Membela jalanan yang kian ramai di jam makan siang itu, lagi lagi pemuda itu kembali menghisap rokoknya di dalam mobil.
Mata nya memincing melihat seorang wanita yang begitu dia kenal sedang bercanda gurau dengan seorang laki-laki.
" Caramel .." Gumam Arsya saat mata nya kian tajam melihat ke arah seberang jalan di mana sebelum cafe berdiri.
Arsya menepikan kendaraan nya berdiam diri menatap wanita yang begitu dia rindukan itu, wanita yang bisa mengubah kehidupan nya dan sikap nya itu. Namun wanita itu kini lebih terlihat bahagia bersama dengan orang lain.
Arsya masih diam menghisap rokoknya dengan tatapan yang sulit di artikan.
" Caramel, tak terasa sudah 2 tahun kita tidak bertemu. Kamu Masih sama seperti dulu tetap cantik lemah lembut dan selalu bersikap ramah pada semua orang. Apa kah sikap mu itu masih berlaku padaku?." Seru Arsya membuang sisa Putung rokok nya.
Caramela Sandika, gadis cantik sederhana bukan dari keluarga yang berada dia hanya anak seorang guru honorer dan ibu nya seorang penjual bakso. Sedangkan gadis itu dia adalah seorang guru di sebuah sekolah kanak kanak.
Arsya dan Caramel bertemu saat Arsya sedang mengunjungi warung bakso milik ibu nya bersama teman temannya semasa SMA, Arsya tertarik pada Caramel pada pandangan pertama.
Turu kata lembut gadis itu berhasil langsung menebus hatinya, setiap hari Arsya akan berada di warung itu hanya untuk bisa melihat keberadaan Caramel dan hubungan mereka semakin deket.
1 Tahun mereka bersama dan saat itu Caramel mendaftar di sebuah sekolah kanak kanak dan dia berhasil di terima, meski hanya dengan ijazah SMA gadis itu begitu muda bisa masuk dan langsung bisa akrab dengan anak anak.
Hubungan mereka mulai sangat deket dan intens selama 1 tahun terkahir Arsya yang ketus dingin dan arogan itu bisa tertawa lepas bahkan berbicara begitu lembut pada Caramel, namun lambat laut hubungan mereka di ketahui oleh keluarga Wijaya.
Mereka menentang hubungan mereka karena Caramel bukan dari keluarga terhormat dan kaya seperti mereka, saat itu Muklis dan kakek Arsya datang kerumah gadis itu dan menyerah kan begitu banyak uang untuk gadis itu pergi dan meninggalkan putra mereka.
Arsya tidak mengetahui apa pun tentang itu. Dia hanya tau Caramel menyampakan dirinya begitu saja tanpa penjelasan, Arsya terus mencari tahu kenapa Caramel meninggalkan dan mencampakkan nya begitu saja.
" Pergi Arsya, kamu bisa mendapatkan seorang gadis yang jauh lebih baik dari aku dan lebih pantas bersanding dengan mu dan keluarga besarmu. Aku hanya seorang gadis biasa terlahir dari keluarga miskin dan tidak berpendidikan." Ucapan Caramel yang terus terngiang-ngiang di kepala Arsya.
Di sana kedua orang tuanya juga menatap mereka dengan sedih bukan karena mereka tidak menyukai Arsya hanya saja berpisah dengan pemuda itu akan jauh lebih baik untuk anak mereka, mereka juga tidak menerima sepeser pun uang dari keluarga Wijaya.
Arsya diam pada saat itu, hati nya sakit bercampur aduk melihat Caramel gadis yang bisa membuat nya melupakan semuanya mencampakkan nya. Bahkan mata bulat nan indah itu menatap lurus ke arah nya tanpa kata kata ragu sedikitpun.
" Pergi Arsya, cukup orang kaya saja yang bisa mencampakkan orang miskin seperti kami. Masa depan mu begitu cerah tidak seperti ku kamu bisa mendapatkan semua dan mencampakkan siapa saja."
" Tapi kamu mencampakkan ku Caramel, beritahu aku siapa yang membuat mu berubah seperti ini Caramel ?."
Caramel menggeleng dana tersenyum kemudian berjalan mundur perlahan meninggalkan Arsya yang diam mengepalkan tangannya hingga memerah.
Arsya menutup pintu jendela mobil saat Caramel menyadari jika ada seseorang yang memperhatikan nya dari kejauhan, senyuman itu mulai memudar mengedarkan pandangan nya menatap sekeliling.
" Kenapa aku merasa jika ada seseorang memerhatikan ku, kenapa aku kehadiran nya. Tidak ini sudah 2 tahun berlalu aku tahu jika dia tidak berada di negara ini tidak mungkin, pasti aku perasaan ku saja." Batin Caramel kembali fokus pada minuman nya.
" Caramel, apa kamu merasa kehadiran ku?." Arsya menghela nafas berat kemudian pergi berlalu meninggalkan cafe dan jalanan yang mulai ramai.
Mengingat kembali masa lalu nya hanya akan membuka luka lama yang sudah begitu lama dia pendam kini terbuka kembali, Arsya menyesali keputusan nya untuk kembali kerumah membuat nya bertemu dengan masa lalunya.